Berita Malinau Terkini
Harga Cabai Rawit Naik, Begini Cara Pengelola Warung Makan di Malinau Siasati agar Tetap Berjualan
Begini Cara Pengelola Warung Makan Siasati Kenaikan Harga Cabai Rawit di Kabupaten Malinau agar tetap berjualan.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Menjelang perayaan Natal 2021 di Malinau, harga komoditas fluktuatif di pasaran.
Pengusaha warung makan Banjar di Malinau Hulu, Arif menjelaskan kenaikan harga barang biasanya rutin mengalami kenaikan memasuki hari besar keagamaan.
Kenaikan harga biasanya bertahan sepekan sebelum dan setelah perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Baca juga: Saat Tinjau Komoditas di Pasar Induk, Bupati Bulungan Akui Harga Cabai Rawit Alami Kenaikan
"Biasanya rutin naik kalau hari raya, semingguan lah. Barang yang naik biasanya Jeruk nipis sama lombok kecil," ujarnya, Selasa (21/12/2021).
Berbeda dengan konsumsi rumah tangga, pengusaha dan pengelola warung makan membeli komoditas dalam jumlah besar.
Baca juga: Harga Cabai di Nunukan Semakin Pedas, Pasokan dari Sulawesi Terbatas, Capai Rp 120 Ribu Per Kilogram
Seperti Jeruk nipis saat ini dihargai Rp 25 ribu, dan cabai rawit dijual rata-rata seharga Rp 120 ribu per kilogram.
"Karena skala warung makan, belinya per kiloan. Biasanya kalau lombok mahal, dicampur lombok besar, atau tomatnya diperbanyak kalau pecel," katanya.

Arif mengatakan biasanya jika kenaikan cabai rawit dapat disiasati dengan menambah bahan-bahan racikan dapur lainnya. Upaya tersebut dilakukan agar harga makanan di warung stabil.
Pedagang di Pasar Malinau Kota, Murni mengatakan kenaikan harga cabai rawit disebabkan kelangkaan stok di pasaran.
Baca juga: Curah Hujan Tinggi & Stok Menyusut, Harga Cabai Rawit di Pasar Malinau Naik hingga Rp 130 Ribu/Kilo
"Cabai rawit sudah langganan naik, termasuk jeruk nipis ini naik dekat Natal. Memang karena daya beli meningkat, dan stok kurang, jadi harganya ikut naik," ucapnya.
(*)
Penulis : Mohammad Supri