Berita Tarakan Terkini

Tarakan Memiliki Sesar Aktif, Potensi Tsunami Bisa Saja Terjadi, Begini Alasan Kepala BMKG

Pulau Kalimatan diketahui memiliki tiga sesar aktif dan salah satunya terdapat di Kota Tarakan. Dengan dimilikinya sesar aktif yang disebut patahan.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Sulam Khilmi. Kepala BMKG Kota Tarakan. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Pulau Kalimatan diketahui memiliki tiga sesar aktif dan salah satunya terdapat di Kota Tarakan. Dengan dimilikinya sesar aktif yang disebut patahan Tarakan ini, maka Tarakan berpotensi mengalami gempa dan adanya potensi bisa terjadi tsunami.

Dikatakan Kepala BMKG Tarakan, M. Sulam Khilmi, secara umum Kalimantan masuk dalam zona ring 3 potensi gempa yang terjadi. Di Kaltara catatan potensi gempa yang paling minim.

Namun perlu diingat kata M. Sulam Khilmi. Ada tiga sesar aktif yang harus diketahui. Pertama sesar meratus di Kalimantan Selatan. Kemudian ada sesar mangkaliat memanjang dari daerah Maratua melalui juga wilayah Tarakan sampai ke wilayah Sampurna ke Malaysia.

Baca juga: Kota Tarakan Dua Kali Diguncang Gempa, Kamis 30 Desember 2021, Ternyata Ini Penyebabnya 

“Ini yang penting bagi warga Tarakan harus ketahui. Ada sesar atau patahan Tarakan. Ini memanjang dari Barat Pulau Tarakan ke arah Timur Pulau Tarakan,” beber M. Sulam Khilmi.

Inilah tiga sesar aktif yang ada di Kalimantan. Selain tiga sesar aktif yang diketahui, ada juga sesar lokal yang ukurannya kecil dan sampai saat ini belum diberikan nama.

“Memang benar apa yang disampaikan BNPB tahu 2019 bekerja sama dengan para ahli menjelaskan bahwa Tarakan potensi tsunami, iya, tentu ya. Ketika ada potensi gempa besar, maka akan berpotensi menjadi tsunami,” beber M.Sulam Khilmi.

Baca juga: Gempa di Maluku Berkuatan Magnitudo 7,3 Terasa hingga Kalimantan Utara, tak Berpotensi Tsunami

Dalam hal ini ia menegaskan, potensi sangat berbeda dengan prediksi. Ini harus dipahami masyarakat umum. Untuk itu perlu langkah mitigasi melalui sinergi bersama seluruh instansi terkait mengantisipasi hal ini.

Ia menjelaskan 1923 lalu, Tarakan perah diguncang gempa 7,0 SR. Bisa dibayangkan 4,4 sudah terasa getarannya lanjut Sulam Khilmi. Artinya kembali dijelaskan dirinya, potensi itu ada. Termasuk edukasi dan mitigasi ketika terjadi gempa.

Lebih jauh dua kali gempa di Tarakan dikarenakan adanya aktivitas sesar lokal yang aktif. Selama 2021, aktivitas gempa di Tarakan dan sekitarnya cukup meningkat drastis dibandingkan tahun lalu.

Gempa berkekuatan M 4,4 mengguncang Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (30/12/2021). (Kolase TribunKaltara.com / BMKG)
Gempa berkekuatan M 4,4 mengguncang Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (30/12/2021). (Kolase TribunKaltara.com / BMKG) (Kolase TribunKaltara.com / BMKG)

Lebih jauh menyoal pergeseran sesar atau lempeng atau patahan karena adanya pergerakan rotasi bumi. Ketika satu dan yang lainnya saling bertemu atau saling menekan maka akan mencari posisi masing-masing.

“Suatu saat akan terjadi pelepasan energi tumbukan. Jadi untuk menyesuaikan kembali akan mengakibatka guncangan. Bagi lempeng tidak terpengaruh, kita yang manusia sangat terasa karena kita ukurannya kecil. Intinya ada pelepasan energi dari lempeng tadi saling bertumbukan,” ujarnya.

Ketika kembali menyesuaikan diri antarlempeng, terjadilah yang dirasakan yakni gempa susulan atau aftershock.

Baca juga: Getaran Terasa di Nunukan dan Tanjung Selor, BMKG Tegaskan Gempa Tarakan 4,4 SR tak Potensi Tsunami

Lantas apakah tidak ada deteksi dini ketika akan terjadi gempa? M.Sulam Khilmi menegaskan, untuk potensi gempa sudah kerap diedukasikan. Namun untuk prediksi kapan gempa terjadi belum ada ilmu pasti yang bisa menjelaskan hal itu.

“Kita belum sampai ke sana. Semoga suatu saat bisa. Beda dengan prakiraan cuaca, bumi ke atas. Kita bisa melihat polanya dengan data yang ada bisa dibuat tren yang akan terjadi ke depan. Kalau gempa, karena lokasinya di dalam, maka kami belum bisa prediksi,” ujarnya.

Hanya bisa dilakukan pendataan titik-titik atau sensor gempa bumi itu sendiri. Dengan pembacaan sensor itu, ketika terjadi gempa maka BMKG bisa segera melakukan analisa adanya potensi terjadi tsunami atau tidak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved