Berita Malinau Terkini
Ketinggian Air Perlahan Surut, Bupati Malinau Wempi Mawa Beber Metode Masyarakat Identifikasi Banjir
Ketinggian air perlahan surut, Bupati Malinau Wempi W Mawa beber metode masyarakat identifikasi banjir.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Ketinggian air perlahan surut, Bupati Malinau Wempi W Mawa beber metode masyarakat identifikasi banjir.
Kondisi terkini ketinggian air Sungai Malinau terpantau relatif aman saat ini, Senin (10/1/2022).
Ketinggian debit air sungai di Kabupaten Malinau yang sebelumnya meningkat, mulai kembali pada garis ketinggian normal.
Baca juga: Begini Tanggapan Menteri Sosial Risma, Usai Melihat Langsung Kondisi Banjir yang Rutin di Malinau
Bupati Malinau, Wempi W Mawa mengatakan sebelumnya ketinggian air di Sungai Mentarang dan Sungai Malinau pekan ini diakibatkan curah hujan tinggi.
"Kemarin, ketinggian air di wilayah Sungai Mentarang sempat naik beberapa hari. Disebabkan curah hujan tinggi yang hampir merata di seluruh kecamatan. Saat ini, laporannya air sungai relatif sudah surut," ujarnya, Senin (10/1/2022).
Berdasarkan laporan pihak kecamatan dan desa, saat ini ketinggian air sungai telah kembali normal.
Wempi W Mawa menerangkan luapan air di Sungai Mentarang biasanya turut berdampak di 4 wilayah sekitar perkotaan.
Hal ini terjadi dikarenakan curah hujan tinggi bertemu air pasang. Luapan air di hulu sungai kerap menggenangi wilayah permukiman di dataran rendah.
"Luapan air sungai dari hulu ini biasanya mengakibatkan ketinggian air meningkat. Selain Sungai Malinau, Sungai Sesayap, permukiman yang biasanya terdampak di sepanjang Sungai Bengalun dan Sembuak Warod," katanya.
Menurutnya, hal yang paling dikhawatirkan, aliran sungai penyumbang debit air di Sungai Malinau bersamaan naik. Sehingga berpotensi banjir besar.
Wempi W Mawa menyampaikan, berdasarkan pola ketinggian air tersebut, ada beberapa upaya yang telah terbukti efektif diterapkan mencegah kerugian akibat banjir.
Hingga saat ini belum ada korban jiwa dan kerugian besar karena kemampuan masyarakat meramalkan potensi banjir di wilayahnya.
Baca juga: Kunjungi Korban Banjir di Kaltara, Risma Mampir di Rumah Bupati Malinau, Makan Nasi dari Beras Adan
Diantaranya, identifikasi ketinggian air dari sungai-sungai penyumbang kenaikan air di aliran Sungai Malinau dan Sesayap.
Laporan tersebut disampaikan melalui grup Whatsapp, untuk memprediksi kemungkinan banjir di wilayah rawan.
"Kita cukup terbantu dengan hadirnya media komunikasi. Pola ini memang efektif untuk mengukur kerawanan banjir. Kita berharap, semoga ketinggian air tidak intens seperti kemarin," katanya.
(*)
Penulis : Mohammad Supri