Berita Tarakan Terkini
Hasil Evaluasi Posko Nataru, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Soroti Penumpukan Penumpang
Pasca penutupan posko Nataru pekan kemarin, sejumlah evaluasi dilakukan instansi berwenang termasuk Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tarakan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Pasca penutupan posko Nataru pekan kemarin, sejumlah evaluasi dilakukan instansi berwenang termasuk Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tarakan.
Salah satunya yang perlu menjadi evaluasi karena terjadinya penumpukan penumpang.
Ini dibeberkan Kepala Kantor KKP Kelas II Tarakan, dr Jalil Alfani kepada TribunKaltara.com.
Dikatakan pria yang sebelumnya pernah bertugas sebagai Kepala KKP Kelas II Padang ini, dalam hal ini personel KKP Kelas II Tarakan tentu membutuhkan bantuan dari tim pengamanan dalam hal menguraikan kepadatan penumpang.
Baca juga: Cegah Varian Omicron, KKP Nunukan Lakukan 2 Kali Swab untuk 229 PMI Deportan Asal Kinabalu Malaysia
“Sebenarnya lebih ke koordinasi lebih baik lagi ke depannya. Dan evaluasi yang dibahas kemarin akan ditindaklanjuti semua stakeholder,” urai dr Jalil Alfani.
Ia melanjutkan, memang dalam hal aktivitas keberangkatan atau kedatangan, sudah tak ditampik pasti terjadi kerumunan.
Hanya saja yang perlu dilakukan perbaikan yakni alur-alur yang disediakan.
“Misalnya bagaimana antrean validasi persyaratan keberangkatan seperti apa supaya tidak begitu berbaur.
Kemudian ada back up petugas pengamanan. Kadang kan ada penumpang pengen cepat,” bebernya.
Ia melanjutkan, KKP dalam hal ini, ada atau tidak adanya posko sudah menjadi tugas rutin.
Di waktu lainnya petugas KKP tetap melakukan pengawasan di dalam kapal.
“Apalagi kondisi pandemi. Kemarin evaluasi, secara umum sesuai disyaratkan Satgas Covid-19 secara nasional, bisa menggunakan antigen.
Kalau periode Nataru kemarin berlaku vaksinasi dua kali dan bisa antigen,” ujar dr. Jalil Alfani.
Ia melanjutkan, tracing selama Nataru, sejauh ini tidak ditemukan penumpang positif Covid-19.
Ia melanjutkan, sebenarnya selama ini petugas sudah kerap melakukan tracing.
Perlu diketahui, kegiatan tracing untuk KKP hanya dilakukan di pintu masuk di pelabuhan.
Baca juga: Swab PCR 16 PMI Tinggal di Rusunawa Positif Covid-19, KKP Nunukan Langsung Rujuk ke Rumah Sakit
“Kalau ada sesuatu kasus, kami koordinasi dengan kabupaten/kota ada namanya karantina wilayah. Kami dibatasi teritorialnya hanya di pelabuhan,” urainya.
Sejauh ini lanjutnya, untuk KKP sendiri, jika ada ditemukan sesuatu yang mencurigakan mengarah pada ciri-ciri Covid-19 maka akan diserahkan kepada Satgas.
“Kan misalnya di bandara dan pelabuhan ada namanya e-HAC, ada sifatnya elektronik dan manual. Semua bisa dipantau di sana,” lanjutnya.
Termasuk lanjutnya deteksi dini Omicron, perlakuannya hampir sama dengan varian lainnya.
“Kalau ditemukan akan kami kerja sama dengan dinas terkait dan dikirim sampelnya. Antisipasi masuk Omicron di KKP semua sama protapnya,” bebernya.
Pengawasan yang dilakukan kepada mereka yang baru datang caranya berbeda. Belum tentu mereka yang terkena Covid-19 langsung merasakan gejala demam.
“Jadi ada namanya masa inkubasi, makanya saat pulang ke daerah ketahuan, baru kelihatan dia mendapat dari mana, kami tracing orang-orang sekitar dia,” pungkasnya.
Baca juga: KKP Kelas II A Tarakan Bakal Siapkan Vaksin Gratis Bagi Penumpang, Teknis Pelayanan Masih Dibahas
(*)
Penulis: Andi Pausiah