Berita Tana Tidung Terkini
Desa Tideng Pale Swasembada Beras Terbesar di Kabupaten Tana Tidung, Bakal Buat Brand Sendiri
Kepala Desa Tideng Pale, Riahadi klaim Desa Tideng Pale sebagai salah satu swasembada beras terbesar di Kabupaten Tana Tidung
Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Kepala Desa Tideng Pale, Riahadi klaim Desa Tideng Pale sebagai salah satu swasembada beras terbesar di Kabupaten Tana Tidung bahkan Kalimantan Utara.
Dia mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan membuka lahan 56 hektar khusus penanaman beras.
"Ini saya menambah lagi sekitar 165 hektar dalam waktu dekat, tapi saya buka 56 hektar dulu. Karena beras yang saya mau tampilkan untuk desa ini adalah beras merah," ujarnya kepada TribunKaltara.com
Baca juga: Rebut Peluang di KIPI, Dinas Pertanian Kalimantan Utara Ingin Swasembada Beras
Soal pemasaran, pihaknya telah konsultasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Tana Tidung.
Bahwa, hasil beras yang dipanen akan dipromosikan ke pemerintah Kabupaten Tana Tidung.
"Dengan TPP (tambahan penghasilan pegawai) yang besar di lingkungan pemerintah Tana Tidung ini, nanti mereka tidak beli (beras) keluar," terangnya.
Baca juga: Target Swasembada Beras, Pegang Pesan Gubernur & Wagub Kaltara, Heri Rudiyono tak Sering Ngantor
Dia mengatakan, sudah ada sekira 26 pejabat daerah yang memesan beras milik Desa Tideng Pale.
"Ada yang pesan 5 karung, ada juga yang 4 karung. Ini bentuk dukungan saya ke petani Tideng Pale, jadi saya bantu promosikan," katanya.
Kedepan, beras Desa Tideng Pale inu, akan dijadikan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes.

Bahkan, pihaknya telah menyiapkan brand dan logo untuk produk beras tersebut.
"Nama brandnya Desaku Tideng Pale, logonya udang gala. Nanti bibitnya kami yang beli, kami yang giling, kami yang cetak karung, kami juga yang jual," jelasnya.
Baca juga: Miliki Potensi Cukup Baik, Bupati Tana Tidung Terpilih Ibrahim Ali Target Swasembada Beras di 2023
Lebih lanjut dia sampaikan, pihaknya telah meminta bantuan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung menyiapkan mesin pemoles beras.
Sehingga, beras yang dijual nantinya tidak kalah bagus dari beras pabrik yang dijual di pasaran.
"Sebenarnya beras ini sama saja, cuma kita kalah di mesin pemolesnya. Kalau kita punya mesin pemoles, Insya Allah hasilnya juga akan bagus," tuturnya.
(*)
Penulis: Risnawati