UMKM Kaltara

Mengenal Batik Lulantatibu Khas Nunukan, Produk UMKM Kaltara,Unik Berkat Gabungan Motif 4 Suku Dayak

Pelaku UMKM Kaltara khususnya yang berada di Kabupaten Nunukan semakin giat mempromosikan keberadaan batik Lulantatibu khas Nunukan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Hajrah
TribunKaltara.com/Febrianus Felis
Seorang pelaku UMKM Nunukan, Dorma, menjajakan kerajinan tangan khas Dayak pada acara pameran yang ada di Kotis Satgas Pamtas RI-Malaysia, Jalan Fatahillah, Nunukan Tengah, Selasa (01/02/2022). (TribunKaltara.com/Febrianus Felis) 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Pelaku UMKM Kaltara khususnya yang berada di Kabupaten Nunukan semakin giat mempromosikan keberadaan batik Lulantatibu.

Batik khas Kabupaten Nunukan ini menjadi peluang bagi pelaku UMKM Kaltara menyusul adanya surat keputusan Bupati Nunukan mengenai gerakan Penggunaan Batik Lulantatibu dan Aksesoris Etnik Kalimantan di Kabupaten Nunukan.

Kehadiran Batik Lulantatibu menegaskan bahwa selain sarat makna filosofi, batik ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Bisa jadi peluang bisnis besar bagi Nunukan karena pengembangannya makin intensif digarap oleh pelaku UMKM.

Baca juga: Sambal Dayak, Produk UMKM Kaltara Ole-ole Incaran Pelancong, Pedasnya Menggigit

Dorma Kisu seorang pegiat kerajinan tangan khas Dayak Lundayeh di Nunukan mengaku, produk batik dan pernak-perniknya ramai dilirik sejak terbitnya keputusan penggunaan aksesoris lokal dari Pemerintah Daerah.

Seorang pelaku UMKM Nunukan, Dorma, menjajakan kerajinan tangan khas Dayak pada acara pameran yang ada di Kotis Satgas Pamtas RI-Malaysia, Jalan Fatahillah, Nunukan Tengah, Selasa (01/02/2022).
(TribunKaltara.com/ Febrianus Felis)
Seorang pelaku UMKM Nunukan, Dorma, menjajakan kerajinan tangan khas Dayak pada acara pameran yang ada di Kotis Satgas Pamtas RI-Malaysia, Jalan Fatahillah, Nunukan Tengah, Selasa (01/02/2022). (TribunKaltara.com/ Febrianus Felis) (TribunKaltara.com/ Febrianus Felis)

Terlebih setelah batik Lulantatibu kini sudah menjadi pakaian dinas di lingkungan Pemda Nunukan setiap hari Kamis.

"Kami menyambut baik kebijakan ibu bupati karena melibatkan produk khas daerah. Kami pelaku usaha juga terimbas dari kebijakan ini,"kata Dorma Kisu kepada TribunKaltara.com, Selasa (01/02/2022).

Baca juga: Mengenal Beras Adan Krayan, Produk UMKM Kaltara yang Laris Jadi Oleh-oleh Khas Kalimantan Utara

Batik Lulantatibu dijual dengan harga 200 ribu rupiah untuk ukuran 2 meterx30 cm.

Selain Batik Lulantatibu, produk aksesoris khas Kalimantan juga tak kalah laris.

Dorma Kisu mengatakan, aksesoris seperti syal manik 'Kaltara di Hati' merupakan hasil produksinya sendiri, dijual dengan harga Rp150 ribu.

Lalu, untuk kalung manik khas Dayak lainnya, ia jual dengan harga Rp50 ribu.

Selain kalung dan syal, Dorma juga punya produk konektor masker etnik Dayak yang dijual dengan Rp35 ribu.

"Banyak yang beli pernak-pernik Dayak punya saya. Bahkan ada konsumen yang pesan dari Sebatik, Sebuku, dan beberapa kecamatan lagi," ujarnya.

Kerajinan tangan lainnya yang belakangan ini massif ia produksi yakni Bando dan Singal.

Untuk Singal Dorma katakan, ia mendesain sendiri.

Baca juga: Kue Haw Khas Kaltara, Dulu Hanya Ada Pada Acara Tertentu, Kini Jadi Cemilan Unggulan UMKM Kaltara

Produk Singal buatannya masih memakai kain Batik Lulantatibu.

Saat ini Dorma sedang menjajakan kerajinan tangan khas Dayak di sebuah pameran yang ada di Kotis Satgas Pamtas RI-Malaysia, Jalan Fatahillah, Nunukan Tengah.

Batik Lulantatibu, Cermin Keragaman Kawasan Perbatasan

Batik Lulantatibu, menjadi cermin keragaman sekaligus simbol kebersamaan antar suku yang mendiami kawasan di perbatasan Indonesia.

Setiap perbedaan goresan yang dimiliki oleh masing masing suku disatukan menjadi rangkaian motif batik yang menghasilkan keindahan. Batik ini menjadi semangat berdampingan untuk kehidupan yang lebih baik.

Dan kata Lulantatibu merupakan singkatan dari nama empat suku Dayak di daerah itu, yaitu Dayak Lundayeh, Dayak Tagalan, Dayak Taghol, dan Dayak Tidung Bulungan.

Corak batik Lulantatibu dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan sejak 2010 dan resmi dipatenkan pada Mei 2017 lalu.

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved