Berita Kaltara Terkini
Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu dan Tempe di Tanjung Selor Kurangi Produksi
Harga kedelai di pasaran mulai naik. Kenaikan harga kedelai berdampak pada pengrajin tahu dan tempe.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Harga kedelai di pasaran mulai naik. Kenaikan harga kedelai berdampak pada pengrajin tahu dan tempe.
Di Tanjung Selor, Bulungan, kenaikan harga kedelai sangat dirasakan oleh Misran, pelaku pengrajin tahu dan tempe.
Menurutnya kenaikan kedelai telah terjadi dalam sebulan terakhir.
Baca juga: Pedagang Tahu Tempe Keluhkan Kenaikan Harga Kedelai, Disperindagkop Tana Tidung Bakal Pantau Harga
"Harga ini satu bulan naik terus ini, sempat turun tapi sekarang naik lagi," kata Misran, Kamis (17/2/2022).
Kepada TribunKaltara.com, Misran mengungkapkan, kenaikan harga kedelai mencapai Rp 20 ribu per karung dalam sebulan belakangan.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe di Tana Tidung Sebut Harga Capai Rp 600 Ribu Per Karung
"Selama ini saya ambil dari Tarakan, harganya itu Rp 590 ribu per karung, biasanya Rp 570 ribu, jadi naik 20 ribu sebulan terakhir," ungkapnya.
Kendati harga bahan baku naik, Misran yang juga memiliki lapak berjualan di Pasar Induk Tanjung Selor mengaku, tidak dapat menaikan harga jual kepada pembeli.

Mengingat ketatnya persaingan harga tahu dan tempe di pasaran.
"Saya jualnya tetap sama, engga bisa naik, kedelai naik, tapi tahunya kita tidak bisa naik, Kalau tahu saya jual Rp 5.000 per bungkus untuk isi 8 potong, saya engga bisa naikan. Tempe Rp 5.000 juga, sama saja kaya tahu," ujarnya.
Baca juga: Harga Kedelai Mahal, Pengrajin Tahu dan Tempe di Bontang Bakal Mogok Produksi Dua Hari
Kondisi ini pun harus disiasati, salah satunya dengan mengurangi jumlah produksi per harinya.
Di mana bila biasanya usaha pengrajin tahu dan tempe dengan nama Pakdhe Tahu Arema ini, mampu memproduksi 10 karung kedelai atau setara 500 kilogram kedelai, kini pihaknya hanya memproduksi 8 karung atau setara 400 kilogram kedelai.
"Sekarang kita kurangi produksinya biasanya 10 karung sekarang 8 karung aja," tuturnya.
(*)
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi