Berita Kaltara Terkini
Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu Tempe Akui Tak Bisa Perkecil Ukuran, Misran: Pelanggan Ngomel
Harga kedelai di pasaran merangkak naik, kenaikan harga kedelai ini sangat berdampak bagi pengrajin tahu dan tempe.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Harga kedelai di pasaran merangkak naik, kenaikan harga kedelai ini sangat berdampak bagi pengrajin tahu dan tempe.
Salah satu pemilik usaha pengrajin tahu dan tempe di Tanjung Selor dengan nama Pakdhe Tahu Arema yakni Misran mengaku, harus menyesuaikan kegiatan usaha terhadap kenaikan harga kedelai.
Salah satu penyesuaian yang dilakukan adalah dengan mengurangi jumlah produksi, mengingat di tengah ketatnya persaingan saat ini, menaikan harga jual bukanlah pilihan yang tepat.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu dan Tempe di Tanjung Selor Kurangi Produksi
"Seumpama di sini naik, tapi yang lain tidak naik, saya yang repot. Pengrajin di sini banyak sudah ada 10 lebih, jadi ketat saingannya, kalau dulu paling cuma ada saya dan kakak saya saja cuma 2 aja, sekarang ada 10 lebih," kata Misran, Kamis (17/2/2022).
Menurut pria asal Malang Jawa Timur ini, penyesuaian lain seperti mengecilkan ukuran tahu dan tempe juga tidak dapat dilakukan.
Baca juga: Pedagang Tahu Tempe Keluhkan Kenaikan Harga Kedelai, Disperindagkop Tana Tidung Bakal Pantau Harga
Misran menuturkan, dirinya juga tidak ingin mendapatkan respon negatif dari pembeli dan pelanggannya, apabila mengecilkan ukuran tahu dan tempe, karenanya ia akan tetap mempertahankan ukuran tahu dan tempe yang diproduksi.
"Kalau ditipiskan pelanggan ngomel-ngomel, engga ditipiskan saya nanti juga bonyok, jadi ya tetap aja ukurannya," katanya.

"Pelanggan ngomel-ngomel aja, hari-hari diomelin engga enak, memang pembeli mintanya yang tebal dan panjang," sambungnya.
Di tengah kenaikan harga kedelai, kata Misran, saat ini jumlah pembeli tahu dan tempe di Pasar Induk Tanjung Selor cenderung mulai mengalami penurunan.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe di Tana Tidung Sebut Harga Capai Rp 600 Ribu Per Karung
"Kalau saya jualan di pasar induk saja, kadang-kadang ramai kadang turun, kalau sekarang masih sepi ini di pasar," ungkapnya.
Kendati harus beradaptasi pada harga bahan baku yang merangkak naik, dengan mengurangi jumlah produksi dan tetap mempertahankan harga dan ukuran, Misran mengaku pihaknya belum berpikiran untuk mengurangi jumlah pekerja.
"Pekerja saya engga ada yang dikurangi tetap bekerja ada 9 orang," tuturnya.
(*)
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi