UMKM Kaltara
Empat Kali Ikut Pelatihan, Owner Hanni Batik Marzuki Sebut Sudah Bisa Produksi Sendiri
Bermula dari belajar membatik di pelatihan batik yang diadakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Marzuki dan istrinya, Safrini Sari, akhirnya meri
Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Bermula dari belajar membatik di pelatihan batik yang diadakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Marzuki dan istrinya, Safrini Sari, akhirnya merintis usaha batiknya, Hanni Batik.
Dia menceritakan, sebelum memiliki usaha Hanni Batik, dirinya adalah pengrajin mebel ukiran Jepara.
Karena mebel ukiran kurang diminati, akhirnya ia memutuskan beralih ke batik.
Baca juga: Bikin Bangga, Intip Deretan Outfit Batik Buatan Pengrajin Indonesia yang Dipakai Pemain NBA
Marzuki mengakui, hanya ikut pelatihan sebanyak 4 kali dan sudah bisa produksi batik sendiri.
Hal itu, kata dia, sangat dipengaruhi dari pengalamannya sebagai pengrajin mebel ukiran.
"Karena sudah ada basic menggambar, jadi tidak begitu sulit membatik," ujarnya kepada TribunKaltara.com

Baca juga: Mengenal Batik Lulantatibu Khas Nunukan, Produk UMKM Kaltara,Unik Berkat Gabungan Motif 4 Suku Dayak
Merintis usaha yang mulai digelutinya sejak 2016 silam, tentu sangat butuh perjuangan, terutama modal yang besar.
Meski begitu dia bersyukur, semakin tahun Hanni Batik semakin exis. Bahkan bisa memperluas tempat produksi batiknya.
"Awal-awal merintis Hanni Batik itu, cuma saya dan istri yang bekerja. Belum ada karyawan," katanya.

Namun sekarang, dia sudah bisa mempekerjakan dua orang sebagai karyawannya.
"Tapi sekarang sudah ada 2 tenaga kerja yang rutin. Tapi kalau orderan banyak, anak dan keponakan juga saya libatkan," terangnya.
Baca juga: Cerita di Balik Tugu Perbatasan Garuda Perkasa Jadi Icon Sebatik, Ada Miniatur Patok Batas Negara
Lebih lanjut dia sampaikan, batik yang ia produksi ada batik khas Suku Tidung. Hal ini tidak lepas dari dia dan istri yang asli orang Tidung.
Tak tanggung-tanggung, motif yang ia jual pun sudah ada sekira 50 motif. Sementara, yang sudah memiliki hak kekayaan intelektual atau HAKI sebanyak 11 motif.
"Sisanya masih berproses," ucapnya.
Terkait produksi, Marzuki dan karyawannya bahkan bisa memproduksi 14-15 batik setiap harinya.
Baca juga: Buku Batik Kaltara Warnai Hari Jadi ke-9 Bumi Benuanta
"Kecuali kalau hujan, itu kita tidak produksi, karena batik ini kan harus langsung dikeringkan," tuturnya
(*)
Penulis: Risna