Berita Malinau Terkini

Nakes di Perbatasan Bisa Dihitung Jari, Sisa Satu Dokter di Rumah Sakit Pratama Long Ampung Malinau

Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) masih menjadi permasalahan klasik yang mendera masyarakat di Perbatasan RI-Malaysia di Kaltara.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
Ilustrasi, Tenaga kesehatan diterbangkan ke wilayah Apau Kayan menangani Pandemi Covid-19 di wilayah Perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu. (TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) masih menjadi permasalahan klasik yang mendera masyarakat di perbatasan RI-Malaysia di Kaltara.

Berdasarkan Data Dinas Kesehatan PPKB Malinau, saat ini hanya tersisa satu dokter di RS Pratama Long Ampung, Kecamatan Kayan Selatan.

RSP Long Ampung merupakan rumah sakit rujukan masyarakat khususnya di 5 wilayah kecamatan Malinau, yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia.

Baca juga: Keterbatasan Infrastruktur Dasar, Kendala Pembangunan Perbatasan PKSN Long Nawang di Malinau

Meliputi Kecamatan Kayan Selatan, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Pujungan dan Bahau Hulu.

"Selain masalah ketersediaan obat-obatan, kendala bidang kesehatan di perbatasan adalah SDM. Di wilayah perbatasan semua terbatas.

Saat ini RSP Long Ampung, kita hanya punya satu dokter," ujar Sekretaris Dinkes PPKB Malinau, dr. Naomi Mua, Kamis (24/3/2022).

Karena keterbatasan SDM, jika satu-satunya dokter di RSP Long Pratama tersebut berhalangan, seluruh pelayanan di RS rujukan masyarakat perbatasan tersebut lumpuh.

Keterbatasan SDM kesehatan di Perbatasan Malinau - Malaysia lanjut Naomi dipengaruhi sejumlah faktor. Diantaranya, minim peminat.

Cukup sulit ditemukan tenaga kesehatan yang bersedia ditempatkan di wilayah perbatasan karena keadaan yanh serba terbatas.

"Salah satunya karena minim peminat, karena di perbatasan kondisi kita serba terbatas. Mulai ketersediaan obat-obatan, fasilitas pendukung hingga masalah kesejahteraan ekonomi Nakes di Perbatasan," katanya.

karena jumlahnya yang bisa dihitung jari lanjut Naomi, benarlah perumpamaan Nakes di perbatasan dilarang sakit. karena merupakan tulang punggung sekaligus nadi pelayanan kesehatan.

Dinas Kesehatan PPKB Malinau mengusulkan perlunya peningkatan taraf hidup Nakes di Perbatasan.

Di antaranya penyediaan rumah bagi Nakes, insentif hingga peningkatan infrastruktur pendukung.

Hal tersebut disampaikan melalui Rapat bersama Badan Nasional Pengelola Perbatasan dalam FGD PKSN Siang tadi.

Baca juga: Harga Tiket Rp 250 Ribu, Berikut Jadwal Speedboat Reguler dari Malinau Tujuan Tarakan Hari Ini

Permasalah SDM kesehatan ini sempat mencuat saat membludaknya kasus positif Covid-19 di wilayah Apau Kayan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved