Berita Tarakan Terkini

Tengok Warga Aceh di Tarakan Rawat Adat Istiadat, Sambut Ramadan di Tanah Rantau dengan Tradisi ini

Tengok warga Aceh di Tarakan rawat adat istiadat, sambut bulan suci Ramadan di tanah rantau dengan tradisi ini.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Momen Teut Apam dan Meugang menyambut bulan suci Ramadan tahun ini, tampak warga Aceh di Kaltara yang tergabung dalam paguyuban Taman Iskandar Muda Kaltara ikut melaksanakan Teut Apam dan Meugang, Minggu (27/3/2022). 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Tengok warga Aceh di Tarakan rawat adat istiadat, sambut bulan suci Ramadan di tanah rantau dengan tradisi ini.

Meski berada di tanag rantau Kaltara, warga Aceh tetap tak melupakan tradisi turun-temurun yang sudah diwariskan nenek moyang.

Tradisi Teut Apam dan Meugang, adalah kegiatan yang kerap dilakukan warga Aceh menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Baca juga: Masuk ke Rumah Warga Tarakan, Seekor Ular Welang Berbisa Berhasil Dievakuasi PMK Animal Rescue

Kata Hamid Amren yang merupakan Ketua Pengurus Cabang Taman Iskandar Muda Kaltara, wadah berkumpulnya warga Aceh di Kaltara, memang setiap menjelang Ramadan, Tradisi Teut Apam dan Meugang selalu wajib dilakukan.

Momen berkumpulnya memilih waktu luang warga Aceh mengingat semua serba dipenuhi kesibukan bekerja.

“Hari ini kami lakukan salah satu adat istiadat di Aceh setiap menjelang puasa. Selalu ada acara teut apam dan meugang. Jadi hari ini momennya semuaa orang Aceh di Kaltara ada yang datang dari Bulungan ada dari Bunyu berkumpul di Tarakan dalam rangka ukhuwah bersama sesama masyarakat Aceh di Kaltara,” urai Hamid Amren yang juga saat ini menjabat sebagai Sekda Tarakan.

Di momen meugang bersama itu, ada makanan khas yang dihidangkan seperti daging kuah beulangoung, ada daging rebus, ada daging ayam tangkap, jus timun dan kue apam khas dari Aceh.

“Makanan khas disajikan kepada anak-anak kita, kepada keluarga dan saudara dan memiliki suami atau istri bukan orang Aceh, anaknya sudah lahir di Tarakan tidak tahu bagaimana adat istiadat Aceh, ini yang ingin kami lestarikan kepada penerus warga Aceh di Kaltara,” urainya.

Merawat adat istiadat atau tradisi warisan budaya Aceh sangat penting dilakukan lanjut Hamid Amren.

Seperti pepatah mengatakan mati anak ada kuburannya, mati adat kita harus cari ke mana.

Baca juga: Rally Wisata I Wali Kota Tarakan Cup Diikuti Peserta Luar Daerah, Diikuti 65 Kendaraan & Ada 15 Pos

“Artinya dalam bahasa Aceh, ‘mati aneuk meupakarat, mati adat ho ka mita’. Artinya ketika adatnya tidak ada mau cari ke mana. Saya kira tidak hanya Aceh, orang Tidung, Bugis, Jawa, Dayak, Madura, Ambon semua akan lestarikan adat istiadat budaya sendiri,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, bagaimanapun sebagai bagian dari warga Aceh, tradisi ini harus dirawat dan merupakan khazanah kekayaan bangsa Indonesia.

“Hari ini kami berkumpul semua dalam kegembiraan. Makan bersama, mudahan ini juga untuk memperkuat ukhuwah dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1443 Hijriah tahun ini,” urainya.

Pria yang dilantik di akhir 2021 kemarin sebagai Ketua Pengurus Cabang Taman Iskandar Muda Kaltara ini menuturkan, di Aceh, ada tiga kali tradisi meugang yang dilakukan dalam setahun.

“Pertama menjelang puasa, kemudian lebaran puasa dan lebaran haji. Meugang itu di sana di tanah Aceh, potong sapi banyak-banyak. Dan setiap orang wajib beli sapi,” ujarnya.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved