Mutiara Ramadan
Kewajiban Berbakti kepada Orang Tua
Kewajiban terbesar yang harus ditunaikan oleh seorang hamba setelah kewajibannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah berbakti berbakti ke orang tua.
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dari ayat-ayat dan hadits di atas serta yang lainnya, seseorang akan memahami dengan jelas betapa tinggi dan mulianya amalan berbakti kepada orang tua.
Kewajiban berbuat baik kepada orang tua semasa hidup mereka tidaklah melihat kepada siapa dan bagaimana keadaan orang tua. Bahkan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintah hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik kepada orang tuanya meskipun keduanya dalam keadaan kafir sekalipun.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, janganlah kamu mengikuti keduanya. Namun, pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (Luqman: 15)
Di dalam ayat tersebut kita memahami bahwa berbuat baik kepada orang tua tidaklah gugur karena keduanya kafir dan memerintahkan untuk berbuat syirik atau melakukan kekafiran. Hanya saja, perintah keduanya yang berupa kemungkaran tidak boleh ditaati.
Berbuat baik kepada orang tua sangat banyak caranya dan sangat luas cakupannya. Ia bisa dilakukan dengan ucapan, perbuatan, ataupun dengan harta.
Berbuat baik dengan ucapan bisa dilakukan dengan menjaga tutur kata yang baik dan tidak menyakitkan. Demikian pula berlemah lembut ketika berbicara kepadanya.
Berbuat baik dengan perbuatan bisa dilakukan dengan membantu menyiapkan keperluan-keperluannya, melakukan pekerjaan lainnya untuk meringankan bebannya, serta memenuhi perintah-perintahnya, selama bukan dalam bentuk berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Adapun berbuat baik dengan harta bisa dilakukan dengan menginfakkan sebagian hartanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang tua.
Berbuat baik kepada orang tua juga tidak terbatas pada saat keduanya masih hidup. Saat keduanya sudah meninggal dunia pun berbuat baik kepadanya masih bisa dilakukan.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah, salah seorang ulama terkemuka di Saudi Arabia mengatakan,
“Disyariatkan berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, meminta kebaikan untuk yang telah meninggal dunia. Begitu pula bersedekah atas namanya dengan memberikan bantuan kepada fakir miskin. (Caranya ialah) seseorang mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan perbuatan tersebut, kemudian berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar menjadikan pahala dari sedekah tersebut untuk ayah dan ibunya atau selain keduanya, baik yang telah meninggal dunia maupun yang masih hidup.
Baca juga: Jadwal Imsakiyah Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau, 25 Ramadan 1443 Hijriah atau Rabu 27 April 2022
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda,
‘Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa untuknya.’
Disebutkan dalam hadits Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bahwa ada seseorang bertanya kepada beliau
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia. Beliau belum sempat berwasiat. Namun, aku yakin kalau beliau sempat berbicara tentu beliau ingin bersedekah. Apakah beliau (ibuku) akan mendapatkan pahala jika aku bersedekah atas namanya?”
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/herman-aisa-pabittei-sag-23042022.jpg)