Berita Kaltara Terkini
Soal SOA Penumpang, Kepala BKAD Kaltara Denny Harianto Sebut Masih Tunggu Jawaban Kemendagri
Soal Subsidi Ongkos Angkut atau SOA Penumpang, Kepala BKAD Kaltara Denny Harianto telah kirimkan surat dan masih tunggu jawaban dari Kemendagri.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Soal Subsidi Ongkos Angkut atau SOA Penumpang, Kepala BKAD Kaltara Denny Harianto telah kirimkan surat dan masih tunggu jawaban dari Kemendagri.
Pihak Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kaltara mengaku belum mendapatkan jawaban dari Kemendagri terkait permintaan pemprov agar program Subsidi Ongkos Angkut (SOA) Penumpang terakomodasi di dalam sistem perencanaan dan penganggaran yang terbaru.
Sebelumnya diberitakan, akibat adanya perubahan sistem perencanaan dan penganggaran dari SIMDA ke SIPD.
Maka mata anggaran Subsidi Ongkos Angkut tak lagi muncul, ini mengakibatkan program SOA Penumpang di Kaltara belum teranggarkan di dalam APBD 2022.
Baca juga: Tetapkan Hari Raya Idul Adha, Kemenag Kaltara Lakukan Pemantauan Hilal 29 Juni 2022, Ini Lokasinya
Kepala BKAD Kaltara, Denny Harianto, mengatakan pihaknya telah mengirimkan surat resmi tetapi belum mendapatkan respons hingga saat ini.
"Sudah bersurat secara resmi ke Kemendagri ke Dirjen Keuangan Daerah, sekarang menunggu balasan," kata Denny Harianto, Selasa (21/6/2022).
Menurut Denny, pihaknya masih terus mengupayakan agar program SOA Penumpang dapat terakomodasi.
Sehingga nantinya realisasi program senilai Rp 14 miliar tersebut dapat segera dirasakan oleh masyarakat.
"Sampai saat ini belum, tapi kita lobi juga secepatnya," ungkapnya.
"Yang jelas kita carikan formulasi yang tepat dan secara anggaran kita juga sudah siapkan," sambungnya.
Baca juga: Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang: Ekspor Meningkat Signifikan
Sebagai informasi, dampak dari belum teranggarkannya SOA Penumpang ialah berkurangnya frekuensi penerbangan perintis menuju daerah pedalaman dan perbatasan di Kaltara seperti di Malinau dan Nunukan.
Hal tersebut menyebabkan mobilitas masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman dan perbatasan menjadi terhambat.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi