Berita Kaltara Terkini

Dinkes Sebut Zero Kasus Cacar Monyet di Kaltara, Yuan: Kita Tetap Wajib Waspada

Kasus cacar monyet tak ditemukan di Provinsi Kaltara, Dinkes Kaltara lewat Yuan Erenst Sukawati imbau masyarakat waspada dan menjaga kesehatan.

Penulis: - | Editor: Junisah
Shutterstock.com via Kompas.com
Ilustrasi Cacar Monyet. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR- Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara menyebut penyakit cacar monyet yang tengah berlangsung di beberapa negarad,  meminta agar masyarakat tetap jaga kesehatan di tengah musim pancaroba serta rutin konsumsi makanan kaya serat gizi dan vitamin.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalimantan Utara, Yuan Erenst Sukawatie menuturkan bahwa pada 27 Juli 2022 lalu Kemenkes RI memberikan penjelasan kepada seluruh Dinkes Indonesia terkait perkembangan cacar monyet di Indonesia pada 23 Juli kemarin.

"Jadi memang ada beberapa negara di dunia yang terkonfirmasi (cacar monyet). Tapi kita wajib waspada karena negara yang dekat dengan Indonesia itu ada yang ditemukan kasus cacar monyet, yaitu Singapura 8 kasus dan Australia 41 kasus," ucapnya Jumat (5/8/2022).

Baca juga: Dinkes Belum Temukan Kasus Cacar Monyet di Bulungan, Velix: Kami Imbau Masyarakat Jaga Kesehatan 

Lebih lanjut, kata Yuan cacar monyet, Indonesia berstatus waspada sebab adanya negara sekitar Indonesia yang terkonfirmasi cacar monyet.

"Kalau diklasifikasikan, Indonesia masih dalam klasifikasi 1. Karena WHO ada membuat 4 kelompok negara berdasarkan kasus, kalau yang masuk klasifikasi 1 itu adalah negara yang belum melaporkan kasus cacar monyet atau negara yang pernah melaporkan namun tidak melaporkannya selama 21 hari terakhir karena suspek atau probable namun setelah dikonfirmasi hasil PCRnya negatif," ucapnya.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Belum Ditemukan di Kaltara, Kadis Kesehatan Usman: Kami Terus Memantau

Tak hanya itu, kata Yuan untuk negara urutan klasifikasi 2 merupakan negara yang sudah mengalami kasus impor dan terjadi transmisi dari manusia ke manusia.

"Kemudian klasifikasi 3 merupakan negara yang mengalami transmisi antara monyet dan manusia. Lalu klasifikasi 4 yakni negara yang memiliki kapasitas produksi untuk diagnosis, vaksin dan terapi. Dari 4 klasifikasi ini, Indonesia ada diurutan 1," ungkapnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalimantan Utara, Yuan Erenst Sukawatie
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalimantan Utara, Yuan Erenst Sukawatie (TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Yuan Erenst Sukawatie)

Kalau untuk di Kaltara, menurut Yuan hingga kini belum ditemukan kasus suspek maupun probable.

"Adapun gejala suspek bagi penderita cacar monyet memiliki ruam pada kulit, ditandai sakit kepala, demam diatas 38 derajat dan sakit flu. Sedangkan probable, jika seseorang usai berpergian dari negara yang memiliki kasus terkonfirmasi cacar monyet," ucapnya.

Baca juga: IDI Minta Semua Dokter Waspadai Gejala Cacar Monyet pada Pasien, WHO Tetapkan Status Darurat

Sementara itu, adapun cara penularan cacar monyet dijelaskan Yuan berasal dari virus yang penularannya seperti covid-19 yakni melalui udara.

"Cepat atau nggak penyebarannya tergantung daya imun kita. Secara teori, bisa juga lewat kontak langsung seperti darah, cairan tubuh sementara dari pernapasan itu jika dalam waktu lama ya penularannya bisa seperti covid-19 juga," ucapnya.

(*)

Penulis: Georgie Sentana Hasian Silalahi

Sumber: Tribun Kaltara
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved