Berita Tarakan Terkini
Jangka Pendek Perpanjangan Dermaga Pelabuhan Malundung Masih Berproses, Simak Penjelasan PT Pelindo
General Manager PT Pelindo Regional 4 Tarakan, Darwis mengungkapkan Pelabuhan Malundung Kota Tarakan terus melakukan perbaikan sarana dan prasarana.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Pengembangan Pelabuhan Malundung Kota Tarakan untuk jangka pendek saat ini sedang berproses.
Salah satunya pembangunan penambahan panjang dermaga sepanjang 200 meter.
General Manager PT Pelindo (Persero) Regional 4 Tarakan, Darwis mengungkapkan Pelabuhan Malundung Kota Tarakan terus melakukan perbaikan sarana dan prasarana untuk mendukung proses ekspor hasil sumber daya di Kalimantan Utara
Ini juga sesuai yang diinstruksikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya dan juga sudah melakukan peninjauan pada Jumat (19/8/2022) kemarin langsung ke Pelabuhan Malundung Kota Tarakan.
Darwis membeberkan, sebenarnya pengembangan Pelabuhan Malundung Kota Tarakan dilakukan dalam tiga tahap.
Pertama untuk jangka pendek, kedua menengah dan ketiga yakni jangka panjang.
“Jadi ada tambahan panjang 200 meter dimana saat ini proses RIP (Rancangan Induk Pelabuhan),” sebut Darwis.
Adapun untuk Amdal (Analisis Dampak Lingkungan) pun diakui Darwin sudah diterbitkan oleh instansi yang berwenang dan hanya menunggu terbitnya izin pembangunan.
“Untuk pelaksana proyek dilaksanakan oleh Nindia Karya dengan total anggaran Rp 77,5 miliar, desain menggunakan sistem tiang pancang,” beber Darwis.

Baca juga: Dirut Pelindo IV Sebut Merger tak Pengaruhi Rencana Perpanjangan Dermaga Pelabuhan Malundung Tarakan
Lebih jauh Darwis mengungkapkan, selama setahun, telah terjadi aktivitas peti kemas sekitar 50 ribu twenty-foot equivalent unit (TEUs) yang ada di Pelabuhan Malundung.
Yang saat ini langsung ekspor ke Negara tujuan dikirim ke Jepang saat ini baru produk playwood.
Sementara, untuk produk perikanan dan hasil laut lainnya belum bisa ekspor langsung keluar negeri dan masih menggunakan Surabaya sebagai lokasi transit.
“Saat ini yang langsung ke luar negeri baru playwood, selebihnya masih dikirim ke Surabaya terlebih dahulu baru ke beberapa Negara tujuan,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, di tahun 2023 akan ada direct ekspor tambahan dalam bentuk cair ke Cina. Dan dalam setahun sekitar 6.000 TEUs.
Selain hasil perikanan dan kelautan, Kaltara memiliki banyak potensi sumber daya yang bisa di ekspor salah satunya hasil perkebunan seperti CPO/Kelapa Sawit, Kakao, sarang burung walet, dan lain sebagainya.