Berita Tana Tidung Terkini
Jaga Adat Istiadat Suku Tidung, Masyarakat Kabupaten Tana Tidung Ikut Tolak Bala di Bulan Safar
Pelaksanaan doa tolak bala hari ini, dilakukan di hari Rabu Akhir Bulan Safar yang jatuh pada 29 September 2022.
Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Pemerintah Kabupaten Tana Tidung baru saja menggelar tradisi turun temurun doa tolak bala di Bulan Safar.
Pelaksanaan doa tolak bala hari ini, dilakukan di hari Rabu Akhir Bulan Safar yang jatuh pada 29 September 2022.
Bupati Tana Tidung, Ibrahim Ali mengatakan, tradisi tolak bala di bulan Safar ini, sebagai cara masyarakat Tana Tidung, Kalimantan Utara menjaga adat istiadat dan budaya Suku Tidung, yang telah dilakukan turun temurun.
Baca juga: Tak Lepas dari Nuansa Islam, Begini Makna Ketupat dalam Ritual Tolak Bala Bulan Safar Suku Tidung
Masyarakat Suku Tidung percaya, bulan Safar ini merupakan bulan yang panas dan penuh mara bahaya.
"Keyakinan kita, orang-orang Tidung yang ada di Kalimantan Utara, untuk mengadakan doa bersama pada Rabu awal dan Rabu akhir bulan Safar," ujarnya kepada TribunKaltara.com
Orang nomor satu di Tana Tidung itu menyampaikan, tradisi turun temurun ini tidak lain dan tidak bukan untuk bermunajat kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar dijauhkan dari mara bahaya.
Baca juga: Tradisi Tolak Bala, Pemkab Tana Tidung Pecahkan Rekor MURI Terkumpul 67.693 Ketupat
Selain itu dia katakan, tradisi tolak bala di bulan Safar ini merupakan bagian dari rutinitas dan adat istiadat masyarakat Tidung.
"Karena saya sebagai Bupati Tana Tidung dan orang Tidung, maka sudah sebuah keharusan dan kewajiban saya memperkenalkan, bahwa orang tidung itu memiliki adat istiadat dan budaya, salah satunya ya tolak bala di bulan Safar ini," katanya.

Lebih lanjut dia sampaikan, dalam acara tolak bala tahun ini, pemerintah Kabupaten Tana Tidung juga berhasil memecahkan rekor ketupat terbanyak di dunia.
"Artinya, sedunia belum ada yang memecahkan rekor membuat ketupat sebanyak 67 ribu lebih, dan Alhamdulillah hari ini bisa terpecahkan," ucapnya.
Baca juga: Mandi Salamun hingga Menimbang Bayi, Tradisi Masyarakat Kabupaten Tana Tidung di Bulan Safar
Dia menuturkan, hal ini tentunya menjadi tonggak awal Kabupaten Tana Tidung dalam menjaga dan melestarikan budaya Suku Tidung.
"Ini menjadi tonggak awal dan sejarah buat Kabupaten Tana Tidung, menunjukkan bahwa di masa kepemimpinan saya, kami berkomitmen melestarikan adat istiadat orang Pagun," tuturnya.
(*)
Penulis: Risnawati