Berita Nunukan Terkini
Banjir Bandang di Krayan Berimbas pada Ekonomi Masyarakat Selama Satu Tahun, Penjelasan BPBD Nunukan
Banjir bandang di Krayan membuat lahan persawahan masyarakat setempat seluas 30,36 hektar menjadi rusak.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Amiruddin
- Desa Pa’Terutun
- Desa Pa’Putuk
Arief prediksi untuk beberapa hari ke depan apabila curah hujan tinggi masih menguyur wilayah Krayan, diperkirakan akan ada bencana banjir susulan yang bisa menambah kerusakan lahan pertanian masyarakat setempat.
"Kami sarankan perlu perbaikan lahan dan pematangan sawah yang terdampak banjir bandang agar
dapat dikelola atau ditanami pada musim tanam berikutnya," ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga menyarankan kepada pemerintah daerah untuk memperbaiki jaringan air bersih yang terputus akibat banjir bandang.
"Krayan perlu bantuan dan perhatian khusus pada tahun ini, karena sumber ekonomi mereka rusak," tutur Arief.

Baca juga: 30,36 Hektar Sawah Petani di Krayan Nunukan Gagal Panen Gegara Banjir Bandang, Segera Dapat Bantuan
Hanya Bisa Pasrah
Markus seorang warga Desa Wa’Laya di Krayan memiliki 3 hektar lahan sawah yang rusak akibat tertimbun material pasir, bebatuan, dan batang kayu saat banjir bandang.
"Pematang sawah saya hanyut. Padinya itu sudah mulai menguning.
Dua bulan lagi bisa panen sebenarnya. Tapi ya beginilah namanya musibah, hanya bisa pasrah saja," ungkap Markus.
Markus beberkan sekali panen padi di sawah miliknya bisa mencapai 2-3 ton beras.
Selama ini hasil panen padi Markus, sebagian ia gunakan untuk dikonsumsi keluarga dan sebagian lagi ia jual ke Serawak, Malaysia.
"Konsumsi keluarga 1 ton, lebihnya saya jual ke Serawak, Malaysia.
Di Serawak itu hitungannya per gantang tapi kalau di Indonesia 1 gantang sama dengan 14 mok (kaleng susu bekas).
Harganya 1 gantang RM25 Ringgit," imbuhnya.