Perlintasan Internasional Sudah Bisa Dibuka di Pelabuhan Malundung, Wali Kota Tarakan Tegaskan ini

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Pengumuman dari Satgas Penanganan Covid-19 Pusat, Pelabuhan Malundung sudah bisa dibuka untuk perlintasan internasional.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tarakan, Andi Mario mengatakan, selain non reguler Pelabuhan Malundung sebenarnya sudah bisa kembali aktif melayani perjalanan masuk dan keluar.

“Jadi ada pengumamn Satgas Covid-19 pusat bahwa Malundung sudah bisa untuk dipakai untuk perlintasan internasional, selain nonr eguler. Sudah bisa untuk jalur reguler. Kami berkoordinasi dan ke depannya masih koordinasi akan masuknya kembali kapal seperti sebelum Covid-19. Kapal penumpang dari Malaysia ke Indonesia dan sebaliknya,” jelasnya.

Ia melanjutkan, jika sudah dibuka, maka bisa membawa manfaat untuk Kota Tarakan.

Wali Kota Tarakan, Khairul menjelaskan, pada dasarnya Pelabuhan Malundung yang ada di Kota Tarakan saat ini sangat potensi menjadi pelabuhan internasional.

Baca juga: Kepala Dinkes Tarakan Imbau Anak Sakit Jangan Berikan Obat Sirup, Bawa ke Puskesmas atau Dokter

Namun lanjutnya itu perlu penataan dan regulasi yang tepat yang harus diperhatikan.

“Jadi bagaimana sektor keamanannya, pandangan Imigrasi, saya kira harus hal didiskusikan. Namun segalanya saya kira bisa, semakin banyak fasilitas kita siapkan lebih nyaman saya kita bisa menarik orang datang,” ujarnya.

Ia menambahkan, meski bisa dibuka untuk level internasional, harus dibarengi kemampuan dan kuantitas keamanan.

“ Lagi-lagi pertimbangkan kedatangan, jangan terlalu pintu dibuka agar pengawasan bisa maksimal,” tukasnya.

Mengulas kembali, pada Jumat (19/8/2022) lau, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berkunjung ke Kaltara salah satunya ke Tarakan dan meninjau lokasi Pelabuhan Malundung Kota Tarakan.

Awak media sempat menyinggung potensi Pelabuhan Malundung menjadi pelabuhan internasional. Oleh Budi Karya Sumadi menjelaskan, untuk mengubah pelabuhan menjadi level internasional, memiliki syarat.

“Bahwa jumlah pelabuhan di Indonesia berbanding lurus dengan efisiensinya. Apabila jumlah tidak memenuhi, maka tidak tercapai efisiensi sehingga tidak kompetitif. Namun sebenarnya bisa saja internasional hanya untuk produk tertentu misalnya,” jelas Menhub Budi Karya Sumadi.

(*)

Penulis: Andi Pausiah