Berita Nunukan Terkini

Fenomena Badut Jalanan Bermunculan di Nunukan, Sebagian Anak Usia SD Akui Demi Biaya Sekolah

Sampai ada yang memilih untuk tidak sekolah, fenomena badut jalanan bermunculan di Nunukan, sebagian anak usia SD akui demi biaya sekolah.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / FEBRIANUS FELIS
Badut jalanan, Aslan saat ditemui di Alun-alun Nunukan, belum lama ini. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Fenomena badut jalanan bermunculan di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Ironisnya sebagian dari badut jalanan tersebut merupakan anak usia sekolah dasar (SD).

Bahkan ada yang putus sekolah, lantaran memilih untuk menjadi badut jalanan.

Keberadaan badut jalanan bisa ditemui di Alun-alun Nunukan mulai sore hingga malam hari.

Baca juga: Proyeksi PAD Nunukan 2023 Naik Jadi Rp1,4 Triliun, Wakil Bupati Hanafiah: Ada Kenaikan 24,43 Persen

Seorang badut jalanan, Aslan (bukan nama sebenarnya), mengaku sudah satu bulan dia menjadi badut jalanan yang berkeliling di Alun-alun dan Jalan Lingkar mulai sore hingga malam hari.

Aslan merupakan siswa SD kelas VI di sebuah sekolah swasta yang ada di Nunukan.

Pekerjaan Aslan menawarkan foto bersama kepada anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa, dengan kostum badut yang dia kenakan mirip komedi grid.

"Saya sekolah mulai pukul 07.00-13.00 Wita. Pukul 16.00-22.00 Wita saya kerja sebagai badut di Alun-alun kadang di Jalan Lingkar juga. Sudah sebulan saya kerja," kata Aslan kepada TribunKaltara.com, Selasa (01/11/2022), sore.

Lanjut Aslan,"Sebelumnya saya kerja jaga mobil-mobilan remot di Alun-alun hampir 3 bulan. Tapi upah saya hanya Rp10-Rp15 ribu saja. Jadi saya keluar dan jadi badut," tambahnya.

Aslan anak ke-7 dari 12 bersaudara. Ia tinggal di Nunukan bersama ibu dan saudara-saudaranya yang lain.

Dia mengaku terpaksa memilih kerja menjadi badut jalanan, lantaran untuk membiayai sekolahnya.

Ayahnya bekerja di Malaysia dan jarang mengirimkan mereka uang untuk kebutuhan hidup setiap hari.

Baca juga: Polres Nunukan Ungkap Tiga Kasus Dugaan Penipuan dan Penggelapan, Polisi Amankan Seorang Pemuda

Sementara sang ibu hanya di rumah alias tidak bekerja.

"Biaya infaq sekolah Rp50 ribu per bulan. Saudara saya ada yang masih sekolah dan ada yang bekerja jadi penjual es. Ada juga tukang elekton," ucapnya.

Dari kostum badut yang Aslan kenakan, ia berharap ada imbalan seikhlasnya dari mereka yang ingin foto bersamanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved