Berita Nunukan Terkini

Tangani Ribuan Balita Stunting, Dinkes Nunukan Lakukan Pemberian Vitamin di Posyandu

Mengetahui adanya ribuan balita stunting di Nunukan, Dinkes mengalakan Gerakan Ayah Bunda Asuh Anak Stunting dengan memberikan asupan gizi.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Puskesmas Nunukan melakukan pengukuran Balita berisiko stunting di Nunukan, belum lama ini. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Dinas Kesehatan atau Dinkes Nunukan sedang menggenjot Gerakan Ayah Bunda Asuh Anak Stunting untuk menangani ribuan balita dan anak  yang mengalami stunting.

Berdasarkan Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat dari 17 Puskesmas se-Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ada 1.200 anak yang berisiko stunting.

Plh Dinkes Nunukan, Miskia mengatakan saat ini pemerintah daerah melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menggenjot Gerakan Ayah Bunda Asuh Anak stunting.

Baca juga: Bakal Keluarkan Peraturan, Wakil Bupati Nunukan Hanafiah Minta Semua Pihak Serius Tangani Stunting

Menurut Miskia, gerakan itu merupakan respon pemerintah daerah dalam mempercepat pengurangan jumlah anak stunting dengan cara memberikan asupan gizi untuk pertumbuhan anak.

"Program stunting sudah dijalankan setiap puskesmas termasuk posyandu. Kami berharap Gerakan Ayah Bunda Asuh Anak Stunting nanti bisa membuat jumlah stunting di daerah berkurang," kata Miskia kepada TribunKaltara.com, Selasa (15/11/2022), pukul 13.00 Wita.

Gerakan stunting tersebut tak hanya melibatkan OPD tapi juga semua kecamatan bertanggung jawab menjadi ayah bunda asuh terhadap anak stunting.

Baca juga: Tekan Kasus Stunting, Dinkes Tana Tidung Beri Tablet Tambah Darah, Sasar Siswi SMP dan SMA

Miskia mengaku Posyandu di setiap kelurahan diminta untuk pro aktif memantau anak yang berisiko stunting.

"Mereka jemput bola. Jadi anak yang timbangannya rendah setiap ada jadwal Posyandu diarahkan untuk timbang. Kalau butuh vitamin kami beri vitamin. Kalau butuh MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) kami berikan juga," ucapnya.

Dia berharap OPD, camat, lurah dan desa bersedia menjadi ayah bunda asuh bagi anak sunting.

Plh Dinas Kesehatan Nunukan, Miskia 15112022
Plh Dinas Kesehatan Nunukan, Miskia

Bahkan setiap Puskesmas ada tindakan memberikan MPASI untuk balita.

"Nanti kami rekomendasikan jenis bantuan yang diperlukan oleh anak-anak stunting selama kurun waktu tiga bulan, kepada ayah bunda asuh anak stunting," ujarnya.

Miskia menjelaskan setelah tiga bulan diberikan tindakan perbaikan gizi ada perubahan baik terhadap anak stunting, maka penanganan yang sama diberikan kepada balita stunting lainnya.

Baca juga: Ajak Masyarakat Buat Kebun Mini, Letkol Inf Kresna Targetkan Angka Stunting Jadi 5 Persen Tahun 2024

"Biasa waktu ibu hamil tidak terpantau gizinya dengan baik. Itu yang berisiko saat bayi lahir, berat badan bayi di bawah garis normal. Sehingga sejak nol-25 bulan kami kejar perbaikan gizi sebelum bayi itu masuk usia 2 tahun," tuturnya.

Untuk anak stunting karena terinfeksi kata Miskia akan dirawat intensif di rumah sakit.

"Kalau di Nunukan ada beberapa anak yang terinfeksi. Tapi alhamdulillah sekarang ini hanya tinggal berat badan yang kurang saja. Itu yang perlu dipantau terus," ungkapnya.

Dinkes Nunukan dalam waktu dekat akan mengadakan kegiatan audit stunting untuk kedua kalinya.

"Nanti hasil dari audit stunting ada masukan dari spesialis gizi dan spesialis anak. Jadi nanti ada masukan tindakan apa yang perlu diberikan terhadap anak stunting. Itu akan dipantau setiap hari," ungkap Miskia.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved