Berita Tarakan Terkini
Penjualan Kambing Kosong, Dampak Ada Larangan Masuknya Hewan Ternak dari Wilayah Zona Kuning PM
Larangan hewan ternak masuk dari daerah zoan kuning PMK,Penjual kambing ngaku sudah beberapa hari ini tidak berjualan karena tidak ada stok kambing.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Pasca penghentian sementara pemasukan sapi dari wilayah zona kuning penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), penjualan ternak kambing di Tarakan Kalimantan Utara juga ikut terdampak.
Seperti diakui Syamsuddin, salah seorang penjual ternak kambing yang berlokasi di Kawasan Usaha Peternakan (Kunak) Hake Babu Kelurahan Karang Harapan arakan.
Kepada awak media, pria yang akrab disapa Acok ini mengakui sudah beberapa minggu terakhir tidak berjualan ternak kambing dari luar lantaran sulit mendapat stok.
Baca juga: Antisipasi Kebakaran, Dinas PMK Tana Tidung Imbau Warga Matikan Elektronik Jika tak Digunakan
“Kalau tidak bisa masuk, bagaimana kita mau jualan. Barang tidak masuk. Harga juga naik ini. Untuk sekarang jantan sudah di angka Rp 4 juta dari biasanya Rp 3 juta,” urainya.
Tidak hanya Syamsudin, rekannya juga sesama penjual ternak kambing di Tarakan tidak berjulan karena stok kosong.
Sebenarnya aku Syamsudin, masih ada ternak kambing lokal yang bisa dijual namun jumlahnya sangat sedikit dan biaya ongkos kirim dari wilayah asal sangat mahal karena dua kali menggunakan transportasi yakni darat dan laut.
Baca juga: Benarkan Tarakan Masih Zero Kasus, Vaksinasi PMK Ternak Sapi Tembus 500 Ekor, POV Ungkap Kendala
“Ada saja didapat di kampung-kampung tapi berapa ekor saja. Seperti dapatnya dari wilayah Ancam, itu saja dikumpul tapi tidak banyak. Atau dari Berau diangkut pakai mobil baru naik speedboat,” akunya.
Padahal jika normalnya bisa sampai 200 ekor dijualkan namun sekarang kondisinya jauh berkurang.
Syamsudin juga belum mengetahui sampai kapan kondisi ini akan terjadi. Karena ini juga berdampak pada masyarakat tidak hanya kepada penjual.
“Masyarakat juga mau buat acara selamatan, akikahan, yang haruskan pakai kambing jadi tertunda.Apalagi biasanya dari Sebatik Nunukan mengandalkan Tarakan untuk kambingnya,” ujarnya.

Di lokasi ia berjualan,biasanya bisa sampai 30 ekor kambing terjual dari total ada sekitar 16 penjual kambing di Kunak Kelurahan Karang Harapan.
“Kalau sekarang cuma ada yang kecil-kecil itu kalau ada yang mau, dijual. Yang kecilnya saja sudah naik harganya sekitar Rp 4,2 juta, kemarin harganya Rp 3,5 jutaan,” sebutnya.
Ia menambahkan, di Tarakan belum ada Peternak asli yang bisa membesarkan kambing dari proses lahir sampai penggemukan. Semuanya didatangkan dari luar dan penggemukan di Tarakan.
Baca juga: Dua Bulan Tarakan Hentikan Pemasukan Stok Daging dari Zona Kuning PMK, Andalkan Peternak Lokal
“Sedangkan peternak bawa kambing dari luar masih sering ditemukan mati, apalagi ternakkan di sini karena tidak cocok suhu di Tarakan tidak menentu. Kadang panas kadang dingin, kambing itu mudah stress, tidak sama sapi, agak kuat fisiknya,” tegasnya.
Ia berharap kondisi ini tidak berlarut-larut dan pemerintah segera membuka kembali pemasukan ternak dari luar Kalimantan Utara.
Karena lanjutnya, kondisi ini sudah terjadi sebelum Idul Adha kemarin. “Kalau mau bendung, bendung di Jawa saja, jadi kami bisa ambil di Sulawesi. Karena di Jawa yang tinggi kasusnya,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah