Gempa Cianjur

Update Korban Meninggal Gempa Cianjur Capai 268 Orang, Presiden Jokowi: BMKG Sebut Gempa 20 Tahunan

Update korban meninggal dunia akibat Gempa Cianjur hingga Selasa (22/11/2022) mencapai 268 orang, dan ratusan luka-luka.

Editor: Sumarsono
Tribun Jabar/ Ferri Amiril Mukminin
Sebanyak dua orang tertimpa reruntuhan bangunan sebuah minimarket di Kampung Kadudampit, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur Senin (21/11/2022). 

TRIBUNKALTARA.COM, CIANJURUpdate korban meninggal dunia akibat Gempa Cianjur hingga Selasa (22/11/2022) mencapai 268 orang, dan ratusan luka-luka.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kemarin langsung meninjau dan menemui masyarakat koran gempa di wilayah Cianjur, Jawa Barat.

Presiden Jokowi menyebut gempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11) siang merupakan fenomena 20 tahunan.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi berdasarkan penjelasan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ).

"Tadi disampaikan BMKG bahwa gempa ini 20 tahunan," ujarnya di sela-sela meninjau daerah terdampak gempa di Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11).

Atas hal itu Jokowi meminta pembangunan rumah yang terdampak gempa harus memenuhi standar bangunan antigempa. "

Tetapi yang paling penting adalah pembangunan rumah-rumah yang terkena gempa bumi ini diwajibkan untuk memakai standar-standar bangunan yang antigempa oleh Menteri PUPR.

Karena tadi disampaikan oleh BMKG bahwa gempa ini adalah gempa 20 tahunan, sehingga pembangunan rumahnya kita arahkan untuk rumah yang antigempa," kata Jokowi.

Baca juga: Dirundung Kesedihan, Keluarga Lesti Kejora jadi Korban Gempa Cianjur, Rumah sang Bibi Roboh

BMKG memprediksi gempa bumi yang terjadi di Cianjur berpotensi berulang setiap 20 tahun berdasarkan analisis.

Menurut BMKG, fenomena 20 tahunan gempa di Cianjur ini sudah terjadi sejak 1982.

"Jadi antara 18-22 tahun, rata-rata 20 tahun, sehingga kemudian apabila ada bangunan yang roboh di tempat zona merah, jadi perlu memetakan zona tidak aman," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Karena itu, menurut Dwikorita, warga yang terdampak gempa perlu direlokasi dari zona yang tidak aman guna mengantisipasi potensi gempa bumi setiap 20 tahun itu.

Selain itu, ia mendorong petugas kebencanaan untuk mengantisipasi permukiman rusak yang berada di lereng bukit atau bantaran sungai.

Korban yang dibawa ke rumah sakit, usai empa magnitudo 5,6 yang mengguncang wilayah Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022). Sesuai laporan, sebanyak 62 korban meninggal dunia.
Korban yang dibawa ke rumah sakit, usai empa magnitudo 5,6 yang mengguncang wilayah Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022). Sesuai laporan, sebanyak 62 korban meninggal dunia. (TRIBUNBOGOR)

Menurutnya, material rumah yang rusak itu berpotensi tersapu oleh aliran sungai.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved