Natal dan Tahun Baru
Disperindagkop Tana Tidung Klaim Stok Pertalite di KTT Aman hingga Natal dan Tahun Baru
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi atau Disperindagkop Tana Tidung mengklaim stok pertalite di Tana Tidung aman hingga Natal dan Tahun Baru.
Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi atau Disperindagkop Tana Tidung mengklaim, stok pertalite di Tana Tidung, Kalimantan Utara aman sampai Natal dan Tahun Baru.
Petugas Lapangan Bidang LPG dan BBM, Rifai mengatakan, Tana Tidung mendapat kuota pertalite sebesar 7.390 ton per tahun.
Dia menambahkan, tidak ada penambahan kuota pertalite khusus Natal dan Tahun Baru di daerah Tana Tidung.
Baca juga: Pertamina Salurkan 10.016 Tabung LPG 3 Kg dan 339 Kiloliter Pertalite Tiap Hari ke Kalimantan
Meski demikian, kuota pertalite yang ada sangat mencukupi kebutuhan masyarakat Tana Tidung selama Natal dan Tahun Baru.
"Untuk pertalite sangat cukup lah sampai tahun baru nanti. Untuk Nataru ini masih tetap kuota yang lama, tidak ada penambahan (kuota khusus)" ujarnya saat dihubungi TribunKaltara.com, Sabtu (17/12/2022)
Dia menyampaikan, terkait harga pertalite di Tana Tidung pun tak ada perubahan, yakni tetap Rp 10.000 per liter untuk harga di SPBU.
Baca juga: Naik Lagi di Awal Bulan, Cek Harga BBM di Kalimantan Utara Jumat 16 Desember 2022
Harga tersebut khusus di setiap SPBU di Tana Tidung. Sementara harga di Sub Penyalur, dipatok dengan harga Rp 11.500 per liter.
"Kalau di pedagang eceran tentunya lebih mahal lagi, tapi kita (Disperindagkop) kan tidak berbicara yang pengcer ya," katanya
Rifai melanjutkan, penyaluran stok pertalite setiap minggunya berbeda di masing-masing SPBU di Tana Tidung.

Seperti di SPBU Kujau, penyaluran pertalite sebesar 16 ton per minggu, atau 64 ton per bulan.
"Untuk di Sebidai itu antara 70 sampai 80 ton dalam seminggu, tapi rata-rata 75 ton seminggu. Jadi kalau 1 bulan ya dikalikan 4 berarti kurang lebih 300 ton," sebutnya.
Terkait pertamax, dia sampaikan, SPBU maupun sub penyalur di Tana Tidung tidak menjual bahan bakar minyak atau BBM tersebut.
Baca juga: Pertamina Bentuk Tim Satgas Pengamanan BBM dan LPG, Jelang Natal dan Tahun Baru
Hal ini dikarenakan, konsumsi masyarakat terhadap pertamax yang sangat kurang dibandingkan pertalite.
"Di Oktober (2022) minggu pertama itu kita pernah coba masukkan pertamax, tapi konsumsi masyarakat sangat kurang. Menurut mereka mahal, jadi yang konsumsi khusus mobil-mobil dinas aja," terangnya.
Padahal sebelumnya, SPBU di Tana Tidung telah mencoba mendatangkan kuota pertamax hingga 6 ton.