Berita Tarakan Terkini
Kisah Pilu Jumiati Menanti Puteranya Pulang: Dua Kali Lebaran Saya Tunggu, Ternyata Sudah Dibunuh
Jumiati, tak kuasa menahan bulir air matanya saat kembali menceritakan bagaimana perpisahan untuk terakhir kalinya dengan sang putera sulung.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Jumiati, tak kuasa menahan bulir air matanya saat kembali menceritakan bagaimana perpisahan untuk terakhir kalinya dengan sang putera sulung, Arya Gading.
Arya Gading, menjadi korban pembunuhan sadis dan terencana oleh pelaku yang tak lain adalah diduga didalangi oleh pasutri dan masih memiliki kerabat sangat dekat yakni sepupu sendiri.
Kepada TribunKaltara.com, Jumiati menceritakan awal mula ia akhirnya mendapati kabar sang putera telah tiada.
Bahkan, naasnya, sang putera ditemukan dalam kondisi seoonggok tulang masih berlapis baju terakhir yang dikenakan sekitar 1,5 tahun lalu.
Baca juga: Syafruddin Ditunjuk jadi Kuasa Hukum, Kawal Kasus Pembunuhan Arya Gading, Berkas Lengkap Pekan Depan

Arya Gading ditemukan sudah dalam kondisi terkubur oleh personel Satreskrim Polres Tarakan setelah berjuang hampir selama tiga hari pencarian pasca mendapat laporan dari pihak keluarga korban.
“Kemarin dia pergi dari rumah karena saya marah kan, anak-anak sekarang kan sering main game, jadi seringlah saya marah, saya sempat usir karena saat itu saya marah sebagai seorang ibu kepada anaknya. Waktu saya usir, anak saya masih sering pulang ke rumah, kemudian pergi lagi. Ternyata dia pergi bukan karena diusir tapi memang sudah tidak ada, dan saya duga direncanakan dibuat disetting pelaku sampai dia nda pulang,” ungkapnya.
Ia juga meluruskan, sejauh ini pelaku tidak pernah meminta uang tebusan.
Tapi pelaku berdasarkan informasi yang ia dengar, berniat ingin memerang dirinya sebagai tante karena diketahui baru saja menjual tanah.
“Informasi laporan kepolisian kan begitu. Kita tidak tahu kalau dia ada pikiran begitu, apakah itu rekayasanya saja. Dia bikin alasan lain, orangnya tempramen,” ujarnya.
Status terduga pelaku sendiri adalah keponakannya alias anak dari kakak kandungnya.
Sejak kecil, memang sudah akrab, sering ke kediamannya bahkan sering dibantu.
“Namanya keluarga kita saling tolong menolong, kalau dia bunuh adik sepupunya begini kami tidak ada sama sekali menyangka, karena bukan orang lain.
Arya Gading anak pertama dari tiga bersaudara.
Setelah polisi berhasil mengungkap, barulah ia mengetahui anaknya sudah tiada.
“Awalnya bapaknya anak saya pergi lapor, dan ditindaklanjuti polisi. Karena pelaku juga bilang katanya ada telpon Gading katanya tidak niat pulang, tidak niat sekolah, itu sebelum terungkap dan sebelum dilapor ke polisi,” ujarnya.
Pencarian Nelayan Hiang di Laut Tarakan Dilanjutkan Hari Kedua, Tim Gabungan SAR Bentuk Posko |
![]() |
---|
Tekan Peredaran Narkotika di Tarakan, BNNK Usulkan Tes Urine terhadap Pejabat, DPRD Dukung |
![]() |
---|
Satu Orang Nelayan di Tarakan Dilaporkan Terbawa Arus, Tim Gabungan SAR Lakukan Pencarian |
![]() |
---|
Dua Orang Diduga Pemandu Karaoke THM di Tarakan Meninggal, Polisi Periksa Saksi dan Autopsi Korban |
![]() |
---|
Ribuan Pelajar Tarakan Ikut Lomba Gerak Jalan, 51 Tim Adu Kekompakan hingga Kreativitas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.