Berita Tarakan Terkini

Kisah Pilu Jumiati Menanti Puteranya Pulang: Dua Kali Lebaran Saya Tunggu, Ternyata Sudah Dibunuh

Jumiati, tak kuasa menahan bulir air matanya saat kembali menceritakan bagaimana perpisahan untuk terakhir kalinya dengan sang putera sulung.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Jumiati, ibu kandung Arya Gading Ramadhan, korban pembunuhan dan ditemukan terkubur di area kendang ayam, Jalan Perumahan PNS, belakang Blok D area kandang ayam di RT 1, Kelurahan Juata Permai, Kecamatan Tarakan Utara. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKANJumiati, tak kuasa menahan bulir air matanya saat kembali menceritakan bagaimana perpisahan untuk terakhir kalinya dengan sang putera sulung, Arya Gading.

Arya Gading, menjadi korban pembunuhan sadis dan terencana oleh pelaku yang tak lain adalah diduga didalangi oleh pasutri dan masih memiliki kerabat sangat dekat yakni sepupu sendiri.

Kepada TribunKaltara.com, Jumiati menceritakan awal mula ia akhirnya mendapati kabar sang putera telah tiada.

Bahkan, naasnya, sang putera ditemukan dalam kondisi seoonggok tulang masih berlapis baju terakhir yang dikenakan sekitar 1,5 tahun lalu.

Baca juga: Syafruddin Ditunjuk jadi Kuasa Hukum, Kawal Kasus Pembunuhan Arya Gading, Berkas Lengkap Pekan Depan

Keluarga Arya Gading, korban pembunuhan keji oleh kerabatnya sendiri menunjuk kuasa hukum Syafruddin dan Yusuf beserta kawan-kawan, untuk mengawal kasus ini. Siang tadi, Selasa (10/1/2023) melakukan konferensi pers terkait penujukan langsung dari keluarga korban mengawal kasus ini.
Keluarga Arya Gading, korban pembunuhan keji oleh kerabatnya sendiri menunjuk kuasa hukum Syafruddin dan Yusuf beserta kawan-kawan, untuk mengawal kasus ini. Siang tadi, Selasa (10/1/2023) melakukan konferensi pers terkait penujukan langsung dari keluarga korban mengawal kasus ini. (TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH)

Arya Gading ditemukan sudah dalam kondisi terkubur oleh personel Satreskrim Polres Tarakan setelah berjuang hampir selama tiga hari pencarian pasca mendapat laporan dari pihak keluarga korban.

“Kemarin dia pergi dari rumah karena saya marah kan, anak-anak sekarang kan sering main game, jadi seringlah saya marah, saya sempat usir karena saat itu saya marah sebagai seorang ibu kepada anaknya. Waktu saya usir, anak saya masih sering pulang ke rumah, kemudian pergi lagi. Ternyata dia pergi bukan karena diusir tapi memang sudah tidak ada, dan saya duga direncanakan dibuat disetting pelaku sampai dia nda pulang,” ungkapnya.

Ia juga meluruskan, sejauh ini pelaku tidak pernah meminta uang tebusan.

Tapi pelaku berdasarkan informasi yang ia dengar, berniat ingin memerang dirinya sebagai tante karena diketahui baru saja menjual tanah.

“Informasi laporan kepolisian kan begitu. Kita tidak tahu kalau dia ada pikiran begitu, apakah itu rekayasanya saja. Dia bikin alasan lain, orangnya tempramen,” ujarnya.

Status terduga pelaku sendiri adalah keponakannya alias anak dari kakak kandungnya.

Sejak kecil, memang sudah akrab, sering ke kediamannya bahkan sering dibantu.

“Namanya keluarga kita saling tolong menolong, kalau dia bunuh adik sepupunya begini kami tidak ada sama sekali menyangka, karena bukan orang lain.

Arya Gading anak pertama dari tiga bersaudara.

Setelah polisi berhasil mengungkap, barulah ia mengetahui anaknya sudah tiada.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved