Jokowi Kunjungi Kaltara
Warga Minta Presiden Jokowi Bangun Pabrik Rumput Laut, TPI, hingga Sekolah di Kampung Nelayan
Warga berharap Presiden Jokowi membangun infrastruktur pabrik rumput laut, tempat pendaratan ikan (TPI), sekolah, di Kampung Nelayan, Tarakan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Kunjungan Presiden Jokowi ke Kalimantan Utara (Kaltara) tak ingin disiakan masyarakat Kampung Nelayan, Tanjung Pasir, Tarakan.
Dijadwalkan, Presiden Jokowi akan menyempatkan bertemu dengan para nelayan RT 21 Tanjung Pasir Kelurahan Mamburungan Kota Tarakan.
Sebelum kedatangan orang nomor satu di Republik Indonesia itu, warga Kampung Nelayan tak sabar menyampaikan keluhan dan permintaan.
Warga yang mayoritas nelayan ikan dan rumput laut itu berharap bisa menyampaikan permintaan mereka secara langsung terhadap Jokowi.
Terutama di bidang infrastruktur, warga berharap Presiden Jokowi membangun pabrik rumput laut, tempat pendaratan ikan (TPI), hingga sekolah, di Kampung Nelayan.
Ketua RT 21 Tanjung Pasir, Asrin R Saleh mengungkapkan pentingnya keberadaan pabrik pengolahan rumput laut di wilayahnya.
Sebab, harga rumput laut kerap tidak stabil dan hasil budidaya dikuasai tengkulak.
Menurutnya, dengan adanya pabrik rumput laut, keuntungan bisa langsung dirasakan masyarakat maupun Kota Tarakan, karena menghasilkan PAD.
"Jika dibangun satu pabrik, melihat potensi rumput laut, apalagi di Pantai Amal, di Tanjung Pasir, bisa menyerap PAD, dan bersaing harga jualnya.
Dibandingkan harga diberikan ke pengumpul dan dijual ke pabrik pasti beda harganya.
Kalau ke pabrik bisa dapat harga lebih mahal sedikit, tapi kami paham para nelayan di Kampung Nelayan masing-masing sudah punya bos," urainya.

Baca juga: Warga Kampung Nelayan Tarakan tak Sabar Sampaikan Permintaan Khusus pada Presiden Jokowi
Produksi rumput laut di Tanjung Pasir, mencapai 250 ton secara global.
Itu tercatat dari sekitar 60-70 nelayan pukat pancang.
Kemudian nelayan pembudidaya diperkirakan mencapai 50 orang.
Asrin menjelaskan nelayan pukat pancang memukat hasil rumput laut dari proses budidaya yang rontok karena kondisi gelombang dan angin kencang.
Kemudian budidaya, mereka yang membudidaya dari bibit dengan ukuran kecil sampai masa panen.
"Kalau pukat pancang, hasil yang jatuh terbawa gelombang, jatuh dari pondasi budidaya.
Perbandingannya setahu saya di sini, lebih banyak nelayan pemukat pancang dari pembudidaya
Ini ikan kami lihat di Amal banyak pembudi daya, kemungkinan yang rontok hasil dari pembudi daya di Pantai Amal sana, terbawa gelombang dan sampai lokasi nelayan tangkap," ujarnya.
Baca juga: 1 Maret, Presiden Jokowi Resmikan PLTA Mentarang di Malinau dan Kunjungi Pasar Tradisional
Sementara itu, Ketua RT 17, Kelurahan Mamburungan, Udin Samsul Rijal berharap Presiden Jokowi membangun infrastruktur tempat pendaratan ikan atau TPI.
"Sehingga dibutuhkan otomastis TPI. Berkaitan program lain, ada infrastruktur di lingkungan masyarakat, kemudian kami harapkan ada jaminan sosial bagi nelayan yang melaut. Yang mendekati kesejahteraan, jaminan sosial mereka melaut," kata Udin.
Selama ini pendapatan masyarakat di wilayahnya ditopang oleh pekerjaan sebagai nelayan.
Ada nelayan tangkap ikan bawal, nelayan tangkap lobster, hingga rawai ikan.
Sistem perhitungan pendapatan dihitung per satu air alias sekali melaut.
Rata-rata per satu air, di Tanjung Pasir mencapai 200 kg sampai 250 kg untuk jenis lobster yang bisa ditangkap dengan harga jual jenis Pakistan dan jenis Bambo berwarna mirip bambu mencapai Rp 370 ribu sampai Rp 400 ribu per kg dan jenis lobster Mutiara di kisaran Rp 600 ribu sampai Rp 650 ribu per kg.
Kemudian untuk jenis ikan bawal per satu bulannya bisa ditangkap 4 ton bahkan bisa tembus 5 ton dengan harga jual Rp170 ribu per kg.
Lalu ada juga nelayan tangkap udang laut diperkirakan 1 ton.
Untuk hela mencapai 2,5 ton sampai 3 ton. Untuk harga sendiri jenis udang big tiger laut Rp110 ribu per kg dan udang jenis merah laut Rp 90 ribu per kg.
Tangkapan lainnya seperti ikan merah, dengan sistem pancing rawai diperkirakan mencapai 2 ton per bulannya dan dijual di pembelian yang ada di Tanjung Pasir.
"Untuk pukat kurau estimasi kami belum bisa prediksi kadang turun kadang tidak ke laut. Yang jelas ikan merah di angka 1,5 ton dan 2 ton dengan harga jual Rp 60 ribu sampai Rp 65 ribu per kg," ujarnya.
Dengan sejumlah potensi hasil perikanan ini, diharapkan bisa menjadi pertimbangan pemerintah pusat dalam mendirikan TPI, sehingga penghasilan yang didapat nelayan dan Pemkot Tarakan akan lebih baik.
Baca juga: Kawal Agenda Presiden Jokowi Selama di IKN Nusantara, PLN Hadirkan Listrik Tanpa Kedip
Minta Presiden Bangun Sekolah
Selain soal penghasilan, warga di Kampung Nelayan juga sangat berharap wilayahnya tersentuh pendidikan.
Walau sudah ada SDN 047 dengan jarak yang cukup dekat, warga merasa masih membutuhkan sekolah tambahan.
"Sementara ini SDN 047 ada dua shift masuk siang dan pagi. Dengan adanya Kampung Nelayan, pertumbuhan pesat, butuh pendidikan yang bisa dijangkau.
Kalau ditanya butuh SMP kami juga butuh, tapi kami tidak mau muluk-muluk," tuturnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
Join Grup Telegram Tribun Kaltara untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltaracomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
TikTok tribunkaltara.com
Follow Helo TribunKaltara.com
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official
Presiden Jokowi
Kampung Nelayan
Tanjung Pasir
infrastruktur
pabrik rumput laut
rumput laut
TPI
nelayan
tempat pendaratan ikan
Tarakan
Kalimantan Utara
PLTA Senilai Rp 40 Triliun di Mentarang Mulai Dibangun, Direncanakan Dua Jalur Transmisi Listrik |
![]() |
---|
Tanda Persaudaraan 2 Negara, Jokowi Sebut PLTA Mentarang Simbol Kerjasama Baik Indonesia-Malaysia |
![]() |
---|
Tinjau Progres Pembangunan KIPI, Presiden Jokowi Beber Target Operasional |
![]() |
---|
Pangdam VI Mulawarman Turun Langsung Pimpin Pengamanan Kunjungan Kerja Presiden Jokowi di Kaltara |
![]() |
---|
Jokowi Hadiri Groundbreaking PLTA Mentarang, Intip Spesifikasi hingga Kecamatan Terdampak di Malinau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.