Berita Bulungan Terkini

Karakteristik Kurikulum Merdeka Bantu Kabupaten Bulungan dalam Pemulihan Krisis Pembelajaran

Karakteristik Kurikulum Merdeka, dinilai membantu Kabupaten Bulungan dalam menahan laju hilangnya pembelajaran atau learning loss.

Penulis: Edy Nugroho | Editor: Cornel Dimas Satrio
TribunKaltara.com / Edy Nugroho
Pemberian cendera mata oleh Bupati kepada Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo. (TribunKaltara.com / Edy Nugroho) 

TRIBUNKALTARA.COM, BULUNGAN - Penggunaan karakteristik Kurikulum Merdeka, dinilai membantu Kabupaten Bulungan dalam menahan laju hilangnya pembelajaran (learning loss).

Kesimpulan itu diambil setelah mengukur kemampuan membaca 16.757 siswa SD di Bulungan pada tahun 2022. Di mana, hasil perbandingan pengukuran tahun 2017, 2019, dan 2022 menunjukkan terjadinya learning loss atau krisis pembelajaran, tetapi hasil pengukuran tahun 2022 masih di atas tahun 2017.

Demikian dipaparkan Bupati Bulungan Syarwani, dalam kegiatan Media Briefing: Build Back Better, Pemulihan Pembelajaran Paska Pandemi-19 di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Kamis (13/4/2023).

Dalam acara yang dilangsungkan di Pendopo Rumah Jabatan Bupati itu, Syarwani mengatakan, kemampuan Bulungan menahan learning loss, menjadi modal untuk memperkuat program jangka panjang memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI).

Program ini merupakan respon cepat Bupati Syarwani untuk menjawab instruksi Presiden Joko Widodo saat meresmikan KIHI pada 21 Desember 2021.

Pada saat itu Presiden Joko Widodo meminta menteri, gubernur, dan bupati bergerak cepat untuk mempersiapkan SDM KIHI.

KIHI merupakan Kawasan industri hijau terbesar di dunia yang dibangun di Tanah Kuning, Bulungan.

Bupati Syarwani mengatakan, proses learning recovery mendesak dilakukan untuk memastikan anak-anak Bulungan menguasai keterampilan literasi, numerasi, dan karakter.

Ketiga keterampilan ini merupakan pondasi keterampilan abad 21 yang dibutuhkan untuk mengelola KIHI.

Baca juga: Disdikbud Kaltara Bakal Undang Perusahaan KIPI Bahas Kurikulum Demi Siapkan Tenaga Kerja Kompeten

"Industri di kawasan ini membutuhkan tenaga kerja yang menguasai teknologi tinggi untuk mengelola industri petrochemical, electronic alumine, steel, new energy battery, industrial silicon, polycrystalline silicon, dan solar panel. Industri seperti ini hanya bisa dikelola oleh tenaga kerja yang memiliki keterampilan Abad 21," ujar Syarwani.

Di tempat sama, Direktur Program INOVASI, Mark Heyward mengatakan, temuan Pemkab Bulungan tidak jauh berbeda dengan hasil studi learning loss yang dilakukan INOVASI tahun 2023.

Studi ini menujukkan indikasi pemulihan hasil belajar literasi dan numerasi, yaitu setara dengan 2 bulan pembelajaran (atau 0,16 sd untuk literasi dan 0,12 sd untuk numerasi).

Studi ini, lanjutnya, melibatkan 4.103 siswa, 360 guru di 69 sekolah dari 7 kabupaten di 4 provinsi mitra Program INOVASI di Indonesia.

Analisis studi ini menggunakan metode Item Response Theory (IRT), regresi OLS, serta pendapat ahli matematika dan Bahasa Indonesia untuk membandingkan data hasil belajar siswa tahun 2020, 2021, dan 2022.

INOVASI merupakan program kemitraan antara pemerintah Indonesia dan Australia.

Pemberian cendera mata oleh Bupati kepada Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo.
Pemberian cendera mata oleh Bupati kepada Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo. (TribunKaltara.com / Edy Nugroho)

Baca juga: Kurikulum Merdeka Belajar Diterapkan SMA di Malinau, Wilayah Pedalaman Masih Terkendala Sapras

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved