Berita Kaltara Terkini

Inflasi Kaltara Juni Berada di Angka 2,91 Persen, Sekprov Suriansyah Sebut Masih Terjaga

Bulan Juni 2023, inflasi Kaltara tembus do angka 2,91 persen. Dapat dikatakan inflasi kaltara ini terbilang rendah.

Penulis: Edy Nugroho | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ EDY NUGROHO
(ilustrasi) Aktivitas perdagangan di Pasar Induk Tanjung Selor, sebagai salah satu kota pantauan inflasi. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara menyebut inflasi Kalimantan Utara pada Juni berada di angka 2,91 persen.

Data inflasi Jun inii, merupakan gabungan survei di 2 kota (Tarakan dan Tanjung Selor). Di mana, Kalimantan Utara mengalami inflasi year on year (YoY) 2,91 persen, inflasi bulanan sebesar 0,37 persen dan inflasi kalender sebesar 1,42 persen.

Dibanding dengan provinsi lain, inflasi di Kalimantan Utara terbilang rendah. Dari 90 kota pantauan IHK nasional, Juni 2023, inflasi year on year (yoy) tertinggi adalah Kota Ambon sebesar 6,10 persen, disusul Merauke sebesar 5,91 persen dan Kendari sebesar 5,81 persen.

Sedangkan kota dengan inflasi terendah adalah Kota Gunungsitoli sebesar 1,01 persen, Kota Bungo sebesar 1,55 persen, dan Kota Tembilahan sebesar 1,73 persen.

Baca juga: Sensus Pertanian dan Mitigasi Inflasi serta Kesejahteraan Masa Depan

Kota Tanjung Selor mengalami inflasi Year on year (yoy) sebesar 2,71 persen dengan inflasi bulanan (mtm) sebesar 0,03 persen.

Kota Tarakan terjadi inflasi year on year (yoy) sebesar 2,96 persen dengan inflasi bulanan (mtm) sebesar 0,46 persen.

Disebutkan dalam rilis BPS Kaltara, inflasi bulanan (mtm) gabungan Tarakan dan Tanjung Selor dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,03 persen.

Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen, kelompok transportasi sebesar 0,13 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,12 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,07 persen.

Baca juga: BPS Kaltara Catat Inflasi Tahunan Tarakan dan Tanjung Selor 3,07 Persen, Masud Rifai Ungkap ini

Sekprov Kaltara Suriansyah mengungkapkan, dari data ini, mengisyaratkan inflasi di Kaltara masih terjaga saat ini.

“Artinya, harus tetap stabil, kita harus menjaga supaya tidak fluktuatif,” kata Sekprov Kaltara saat mengikuti Rakor Inflasi Nasional yang dipimpin oleh Mendagri Tito Karnavian secara daring, Selasa (04/07/2023).

Ia menyebutkan, terjadinya inflasi di Kaltara karena sejumlah komoditas mengalami fluktuasi harga. Seperti daging ayam ras yang cenderung mengalami kenaikan. Menurut Suriansyah, kenaikan dianggap wajar karena didatangkan dari luar Kalimantan Utara.

“Konsumsi daging kebanyakan didatangkan dari Kabupaten Berau,” katanya.

(ilustrasi) Aktivitas perdagangan di Pasar Induk Tanjung Selor, sebagai salah satu kota pantauan inflasi.
(ilustrasi) Aktivitas perdagangan di Pasar Induk Tanjung Selor, sebagai salah satu kota pantauan inflasi. (TRIBUNKALTARA.COM/ EDY NUGROHO)

Selain itu, kondisi di lapangan juga menyebabkan harga pakan ternak yang cukup tinggi. Penyebab inflasi di Kaltara dari daging ayam ras, telur, bawang merah, kalau lombok masih fluktuatif,” ujarnya.

Suriansyah menambahkan, faktor pendukung penyebab inflasi di Kaltara karena faktor ekonomi bukan daerah penghasil. Hal ini yang oleh transportasi ongkos angkut dari luar kota.

Belum lagi ada musim cuaca seperti musim gelombang yang menghambat pengiriman antar pulau sehingga menambah inflasi.

Baca juga: Tekan Ongkos Transportasi, Disperindagkop Kaltara Sebut Mobil Inflasi Meluncur Tahun Ini

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved