Berita Tarakan Terkini

BMKG Sebut Muncul Cross Wind Kecepatan 20 Knot Diduga Penyebab Pesawat Tiga Kali Gagal Mendarat

Setelah tiga kali gagal mendarat di Bandara Juwata Kota Tarakan, akhirnya untuk pendaratan keempat, Super Air Jet tiba di Bandara Juwata Tarakan.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / HO USMAN CODDANG
Kondisi penumpang di dalam Super Air Jet saat penerbangan malam tadi dari Balikpapan tujuan Tarakan, Sabtu (15/7/2023). 

Ditambah ketika hujan mulai muncul sore menambah level kelicinan landasan.

“Banyak aspek dihitung, walaupun kami BMKG tidak berhak memberi keputusan boleh atau tidak. Cuma mereka sudah punya SOP ketika kondisi anginnya seperti kemarin, landasan, dan jarak pandangnya juga maka mengambil keputusan sesuai SOP yang dimiliki,” paparnya.

Ia melanjutkan, keselamatan penumpang di atas segala-galanya. Adapun untuk penjelasan visibility atau jarak pandang lanjutnya, dipengaruhi oleh kekaburan udara dan adanya fenomena hujan, adanya fenomena kabut mempengaruhi jarak pandang.

“Tapi kalau angina, cross wind, adalah angin yang arahnya tidak searah, tidak sejajar dengan landasan. Ini berbahaya di dalam dunia penerbangan, bisa saja saat krusial, ketika cross wind kecepatan tinggi, bisa menghempaskan pesawat ke samping. Artinya mengepaskan pada posisi runway punya level kesulitasn sendiri dan sangat membahayakan keselamatan,” terangnya.

Adapun cross wind, beberapa kali terjadi di Tarakan namun tidak sebesar kemarin kecepatannya lebih dari standar biasanya normal terjadi.

“Di jam 17.00 WITA kemarin kami sudah rili Tarakan potensi angina kencang. Peringatan dini ini untuk menjadi informasi masyarakat berhati-hati. Dan keputusan landing atau tidak ada di pihak penerbangan. Kecuali ada beberapa momentum ketika Airnav memutuskan menutup karena visilbility sangat pendek,” urainya.

Baca juga: 2 Speedboat Pagi Rute Nunukan-Tarakan Isi 76 Penumpang, Ini Jadwal Keberangkatan Minggu 16 Juli 2023

Sehingga lanjutnya, kemarin untuk visibility kemarin diperkirakan bukan menjadi faktor.

Namun lanjutnya catatan BMKG lagi malam tadi pertumbuhan awan signifikan terutama awan cumulonimbus dan berdampak pada kecepatan angin yang begitu besar.

“Tadi malam visibility di jam delapan masih 6.000 meter jaraknya. Jam lima masih bagus jarak pandang tapi kami sudah rilis peringatan dininya,” tukasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved