Berita Tarakan Terkini

BMKG Sebut Muncul Cross Wind Kecepatan 20 Knot Diduga Penyebab Pesawat Tiga Kali Gagal Mendarat

Setelah tiga kali gagal mendarat di Bandara Juwata Kota Tarakan, akhirnya untuk pendaratan keempat, Super Air Jet tiba di Bandara Juwata Tarakan.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / HO USMAN CODDANG
Kondisi penumpang di dalam Super Air Jet saat penerbangan malam tadi dari Balikpapan tujuan Tarakan, Sabtu (15/7/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Setelah tiga kali gagal mendarat di Bandara Juwata Kota Tarakan, akhirnya untuk pendaratan keempat, Super Air Jet (Lion Air Groups) tiba di Bandara Juwata Tarakan pukul 07.00 WITA, Minggu (16/7/2023) pagi tadi.

Sebelumnya di pendaratan keempat, pesawat berangkat dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandara Juwata Tarakan.

Super Air Jet take off kemarin dijadwalkan pada pukul 18.40 WITA, Sabtu (15/7/2023) sore.

“Pas take off cuacanya bagus. Lalu tiga kali mendarat gagal landing jadi balik ke Balikpapan. Menangis semua penumpang dalam pesawat, ada juga yang muntah. Itu juga perjalanan dari Makassar ke Tarakan turbulensi terus,” aku Usman Coddang, salah seorang penumpang yang seharusnya berangkat dari Balikpapan kemarin dan sudah tiba di Tarakan malam tadi.

Baca juga: Dukung Program Semesta Melawan Stunting, Bupati Bulungan Syarwani Ajak Semua Pihak Berperan Aktif

Saat disinggung kompensasi pihaknya sejauh ini ia mengakui belum menerima dari Lion Air Group. “Makan pun enggak ada,” terangnya.

Pihak Lion Air Group yang dikonfirmasi melalui WhatsApp sampai pukul 11.20 WITA belum merespons konfirmasi awak media.

Sementara itu, M. Sulam Khilmi, Kepala BMKG Provinsi Kaltara mengungkapkan, catatan kondisi cuaca pada Sabtu (15/7/2023) kemarin untuk visibility atau jarak pandang di pukul 10.00 UTC sampai pukul 14.00 UTC aatau sekitar pukul 18.00 WITA sampai pukul 22.00 WITA di kisaran jarak 6.000 meter.

Kemudian, kecepatan angin di ketinggian 1.500 ft mencapai 20 knot dan kecepatan angin di permukaan mencapai 9 knot.

Ia menjelaskan untuk kondisi cuaca sore kemarin masih aman untuk landing namun selanjutnya, muncul Cross Wind di lapisan 2.000 feet (kaki) atau dikenal angin melintas atau menyeberang.

Ia menjelaskan pada sore kemarin sudah dirilis update peringatan dini potensi hujan di wilayah Tarakan dan ada beberapa kali pembaruan dalam group WA dari pukul 17.00 WITA.

“Diawali jam lima sore kemudian sampai diperkirakan hujannya diperkirakan jam sebelas berhenti ternyata aktif terus sampai malam,” terang M.Sulam Khilmi.

Ia melanjutkan, secara khusus cuaca di area landasan pacu dan area sekitar Bandara Juwata Tarakan, pada saat itu kecepatan angin mencapai 20 knot setara hampir 40 KM/jam.

“Dan ada peristiwa ada lapisan krusial, ada cross wind saat persiapan pesawat landing. Jadi angina yang menyeberang arahnya tidak sejajar dengan landasan. Ini juga membahayakan kalau dipaksa untuk landing. Ditambah lagi, dari catatan kami di observasi, anginnya kencang sampai 20 knot maksimum,” paparnya.

Artinya hampir setara mencapai 40 KM per jam hingga 50 KM per jam.

Sehingga inilah yang menjadi dasar dilakukan putusan untuk tidak bisa melakukan pendaratan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved