Berita Daerah Terkini

Sering Diingatkan Waspada di Sungai Bengawan, Seorang Warga Melati Jaya Berau Diduga Diterkam Buaya

Kepala Kampung Melati Jaya, Sutrimo menegaskan, sudah kerap mengingatkan warga agar mengurangi aktifitas di pinggir sungai. Sebagian warga paham.

TRIBUNKALTARA.COM / HO
Satu orang warga Kampung Melati Jaya, Berau diduga diterkam buaya. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG REDEB - Kepala Kampung Melati Jaya, Sutrimo menegaskan, dirinya sudah kerap mengingatkan warga agar mengurangi aktifitas di pinggir sungai. Sebagian warga paham.

Namun, ada juga beberapa warga yang tetap nekat untuk MCK di sungai tersebut.

“Warga sudah tahu, disitu ada buaya,” ujarnya kepada TribunKaltara.com, Senin (31/7/2023).

Ia mengatakan, korban sudah kerap diingatkan, baik oleh Kepala Kampung maupun keluarga. 

Baca juga: Viral Video Pekerja Sawit Jadi Korban Terkaman Buaya di Kalimantan Barat, Beruntung Masih Selamat

Namun, korban, menurut Sutrimo, mengalami disabilitas, hingga kerap lupa.

Warga yang dulunya berkebun menggunakan transportasi sungai, akhirnya lebih memilih menggunakan jalur darat.

“Saya sudah ingatkan warga. Tapi ada juga yang ngeyel,” tuturnya.

Terlebih, menurut Sutrimo, di area korban BAB, memang jalur monyet menyeberang, hingga buaya kerap menunggu di tempat tersebut.

Dan korban dikira mangsa oleh buaya tersebut.

Karena, selama ini buaya hanya memakan monyet di area tersebut.

“Benar, itu area buaya memang,” ungkapnya.

Dijelaskannya, pada tiga tahun lalu, juga ada kejadian, warga diterkam buaya, di dekat lokasi yang sama.

Sehingga hingga kini, sudah ada dua kejadian warga diterkam buaya.

“Benar, ada sekira tiga tahun lalu, itu sisa kepalanya saja,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Kantor BKSDA SKW I Berau, M Ilyas mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD Berau, dan mengirimkan tim untuk melakukan survei dan evakuasi di Kampung Melati Jaya.

Menurutnya, perlu pemetaan lebih matang, terkait kantong-kantong habitat buaya.

Kemudian sosialisasi kepada masyarakat di sekitar habitat tersebut juga perlu dilakukan.

“Perlu pemasangan papan penanda, agar masyarakat juga paham, dan kami mengimbau masyarakat mengurangi aktifitas di area tersebut,” ucapnya.

Saat disinggung, apakah seluruh buaya agresif dan alasan buaya sampai memangsa manusia, dijelaskan Ilyas, bahwa ketika buaya memangsa, banyak faktor penyebabnya.

Bisa saja karena pakan alaminya berkurang, dan kehilangan habitat.

Namun harus dikaji lebih dalam.

Baca juga: Nelayan di Anggana Kukar Diterkam Buaya, Istri dan Warga Sekitar Sempat Menyaksikan Korban Diseret

“Buaya itu senyap, dan mengamati mangsanya, ketika ada kesempatan, baru disambar,” tuturnya.

Terkait dengan jumlah pastinya, ia belum mengetahu hal tersebut.

“Saya belum tahu, kemungkinan ada yang ukuran besar, sekitar 5 hingga 6 ekor,” tutupnya.

(*)

Penulis: Renata Andini

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved