Berita Kaltara Terkini

Kondisi Ekonomi Memprihatinkan, Hambat Pendidikan Anak Usia Sekolah di Desa Tanjung Buka Bulungan

Sejumlah anak di kawasan Transmigran yakni Desa Tanjung Buka, membuat pendirikan anak-analnya untuk mendapatkan pendidikan tipis, faktor ekonomi.

Penulis: Edy Nugroho | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ EDY NUGROHO
Ilustrasi. Desa Tanjung Buka, salah satu kawasan transmigrasi di Bulungan, Kalimantan Utara. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Sejumlah persoalan sosial menghantui hak anak usia sekolah di daerah transmigrasi dalam mengakses pendidikan.

Koordinator Aliansi Rakyat Kaltara Peduli Pendidikan Anak Perbatasan, Jimmy Nasroen menilai, akses pendidikan sejumlah anak di kawasan transmigrasi, seperti salah satunya Desa Tanjung Buka, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, terganjal faktor ekonomi keluarga. Hal tersebut yang membuat kesempatan pendidikan jadi menipis untuk mereka.

“Dengan kondisi ekonomi orang tua mereka yang tinggal di  DesaTanjung Buka, berdampak anak-anaknya tidak terurus dengan baik soal pendidikan,” kata Jimmy.

Mayoritas orang tua dari anak-anak di Desa Tanjung Buka memiliki status sebagai transmigran. Di mana mereka datang ke Kalimantan Utara, dalam kondisi ekonomi menengah ke bawah. Hal ini perlu diantisipasi agar tidak bermuara pada kesempatan sekolah anak mereka.

Baca juga: Tahun Depan Akan Beri Bantuan Ke SP 6B Tanjung Buka, Bupati Bulungan: Bantu Sektor Ketahanan Pangan

“Jangan sampai persoalan dan permasalahan sosial di Desa Tanjung Buka berdampak pada anak anak mereka,” ujarnya.

Dikatakan, kesempatan mengenyam pendidikan bagi anak di Tanjung Buka rata-rata bermuara pada pondok pesantren setempat. Khususnya pondok pesantren yang tidak membebani biaya terlalu besar.

“Anak anak mereka di Desa Tanjung Buka rata-rata menempuh pendidikan di pondok pesantren, karena ya hanya bisanya masuk ke sana,” ujarnya.

Jimmy menilai, anak usia sekolah di Desa Tanjung Buka yang telah mengenyam pendidikan perlu diberi berbagai keahlian. Terutama soal pemanfaatan lahan dan penerapan teknologi pertanian.

“Ini yang harus diperjuangkan, sehingga mereka bisa benar-benar memanfaatkan dan menghidupkan apa yang disebut dengan kawasan food estate,” imbuh dia.

Petani di Desa Tanjung Buka, Tanjung Palas Tengah, Bulungan, Kalimantan Utara.
Petani di Desa Tanjung Buka, Tanjung Palas Tengah, Bulungan, Kalimantan Utara. (TRIBUNKALTARA.COM/ MAULANA ILHAMI FAWDI)

Jimmy Masroen yang kini konsen di pendidikan, telah berupaya memfasilitasi anak Desa Tanjung Buka untuk mendapat ilmu lebih luas. Yakni dengan mengikuti program magang di luar negeri.

“Program ini berasal dari kementerian, kami berupaya agar anak-anak bisa menjadi peserta, sehingga punya ilmu dan pengalaman di teknologi pertanian. Sehingga ketika kembali pulang, bisa membawa kemajuan di daerahnya sendiri,” imbuh pria yang juga pengelola Pondok Pesantren (Ponpes) Fatimah Az-Zahra dan sekaligus kepala SMA di pesantren yang beralamat di Desa Gunung Sari, Tanjung Selor ini.

(*)

Penulis: Edy Nugroho

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved