Berita Bulungan Terkini

Syarwani Dampingi Mendikbudristek Luncurkan Buku Hasil Penelitian Sistem Pembelajaran di Bulungan

Sebuah buku yang bertemakan kesenjangan pendidikan dan mengambil lokus penelitian di Bulungan diluncurkan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan.

Penulis: Edy Nugroho | Editor: M Purnomo Susanto
(HO. MUHLIS-PROKOPIM_BUL)
Bupati Bulungan Syarwani, bersama Mendikbud-ristek) Nadiem Anwar Makarim saat peluncuran buku "Bangkit Lebih Kuat: Studi Kesenjangan Pembelajaran", Selasa (26/09/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Sebuah buku yang bertemakan kesenjangan pendidikan dan mengambil lokus penelitian di Bulungan diluncurkan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-ristek) Nadiem Anwar Makarim, Selasa (26/09/2023).

Bersama Menteri Nadiem, Bupati Bulungan Syarwani juga turut hadir sekaligus sebagai nara sumber dalam kegiatan yang dilangsungkan di Ruang Graha Utama, Gedung A, Lantai 3 Komplek Kemendikbudristek, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat itu.

Peluncuran Buku dengan "Bangkit Lebih Kuat: Studi Kesenjangan Pembelajaran" yang ditertibkan oleh Media Kompas Gramedia ini, disiarkan langsung lewat media sosial milik Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek RI.

Buku ini berisi seri laporan penelitian tentang kesenjangan pembelajaran, hasil pembelajaran siswa dalam hal kemampuan literasi dan numerasi, serta pemulihan dampak dari Covid-19.

Baca juga: Sekda Risdianto Sebut Rp 481,7 Miliar di APBD Bulungan 2024 untuk Belanja Infrastruktur

Di mana Kabupaten Bulungan menjadi salah satu lokus penelitian, melalui pelaksanaan program Inovasi untuk Anak Sekolah (INOVASI) dalam rentang waktu 2020 – 2023.

Buku ini dihasilkan dari program INOVASI dari kerjasama pemerintah Australia – Indonesia serta Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek RI dan diterbitkan oleh Kompas.

Turut hadir menyaksikan peluncuran buku ini, Wakil duta besar Australia untuk Indonesia Stephen Scott.

Dalam peluncuran itu dilangsungkan dialog, bertema Imagine Tomorrow : Pengajaran dan Pembelajaran Anak Indonesia yang Berkualitas.

Mendikbudristek dalam dialog itu menegaskan, krisis pembelajaran sebenarnya sudah terjadi sebelum pandemi. Di mana tingkat literasi dan numerasi anak sekolah masih di bawah minimum akibat kurikulum yang dinilai kaku dan memuat terlalu banyak materi.

Terjadinya pandemi kemudian menjadi peluang penerapan perubahan pembelajaran, mulai dari kebijakan belajar dari rumah hingga Kurikulum Merdeka.

“Saya sampaikan apresiasi kepada Bapak Ibu di daerah, karena saya hanya membuat kebijakan sedangkan yang mengeksekusinya Bapak Ibu yang melaksanakannya,” ungkap Nadiem.

Diterangkan, Kurikulum Merdeka selain memangkas 30 sampai 40 persen materi kurikulum, juga membebaskan para guru untuk mengkreasi ulang kurikulum pembelajaran, fokus pada kemampuan masing-masing anak serta menerapkan prinsip tidak ada satu anak pun yang tertinggal pembelajarannya.

“Jadi tidak tepat kalau ada yang menyalahkan kompetensi gurunya sehingga pendidikan terasa stagnan dan pembelajaran tersendat, melainkan sistem pendidikannya yang harus berubah dan ini sudah berlangsung puluhan tahun,” ujar Mas Menteri--demikian akrab disapa.

Dalam kesemempatan itu, Bupati Bulungan menambahkan, pada 2016 kemampuan membaca ataupun literasi anak kelas IV SD di Bulungan maupun Kalimantan Utara secara umum di kisaran 60 persen. Kondisi tersebut menjadi tantangan karena kemampuan membaca dan menghitung dasar diharapkan sudah dikuasai anak maksimal kelas III SD.

“Kita meyakini sebagaimana perintah ayat Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang pertama yaitu Bacalah, karena dengan memiliki kemampuan membaca ini akan membuka pengetahuan seluas-luasnya kepada anak,” terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved