Berita Tarakan Terkini

Teken MoU Keberlanjutan Mangrove Lestari di Kaltara, Rukisah Beber Potensi dan Sinergi Pentahelix

Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan Fakultas Perikananan dan Ilmu Kelautan UBT dengan melakukan perjanjian kerjasama, Jumat 15 Desember 2023.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan bersama Program Kelautan Yayasan Konservasi Alam Nusantara dilaksanakan, Jumat (15/12/2023). Kegiatan dirangkai dengan talkshow penyampaian program kelautan Workshop Mangrove Lestari. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan (UBT) dan Program Kelautan Yayasan Konservasi Alam Nusantara ( YKAN ) menjalin kerjasama pengelolaan mangrove lestasi di Provinsi Kalimantan Utara.

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dilakukan oleh Dekan Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan UBT Rukisah, SPi, MP, PhD dan Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman di Balroom Lantai 4 Gedung Rektorat UBT, Jumat (15/12/2023).

Acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dirangkaikan dengan workshop Mangrove Lestari menghadirkan narasumber:

- Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan, Rukisah, SPi, MP, PhD

- Ketua Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Kalimantan Utara diwakili Kabid Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan Dinas Kehutanan Kaltara, Nustam, SHut,MSi.(Han)

- Direktur Program Kelautan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Muhammad Ilman

- Program Manager Blue You Kalimantan Utara Firmansyah

Dengan moderator Sumarsono, Pemimpin Redaksi TribunKaltara.com.

Baca juga: Citra Satelit Pantau 40 Hektare Lahan Mangrove Terbuka, DLH Tarakan Beber Faktor Penyebabnya

Pemateri pertama dalam workshop ini, Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman yang memaparkan tentang mangrove menjadi salah satu konservasi yang terbesar di Kalimantan Utara.

Jika melihat sebaran, kondisinya ada mengalami degradasi. Banyak yang terkonversi khususnya dilihat mengenai terkonversi menjadi tambak.

"Untuk keseluruhan Kalimantan, kehilangan terbesar di Kalimantan Utara. Dan terjadi kenapa, karena kita terakhir mengalami konversi, dulu Kalbar dan Kaltim sudah dikonversi duluan, kita terakhir," paparnya.

Sebagian besar dikonversi menjadi tambak. Kemudian bahwa di Indonesia yang disebut tambak 120.000 hektare, dua kali lipat luas tambak di Jawa.

"Artinya sebagian besar luas mangrove kita sudah dikonversi.

Akibatnya mungkin terlihat saya coba penelitian, pada 1995 mangrove masih cukup luas, satu tambak satu hektare menghasilkan 300 kg terdiri udang bintik.

Setelah mangrove habis, data terakhir 2018 kita hitung kurang lebih 50 kg per ha," jelas Ilman.

Baca juga: Kurangi Emisi Karbon, Pemprov Kaltara Bersama Pemkot Tarakan dan GAPKI Tanam 500 Bibit Mangrove

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved