Berita Kaltara Terkini

Kunjungan DPRD Kaltara ke Malinau, Guru di Daerah Terpencil Keluhkan Tunjangan yang Tidak Sesuai

Guru dan tenaga pendidikan di daerah terpencil, tepatnya di Desa Long Sule, Kecamatan Kayan Hilir, Malinau mengeluhkan pemberian tunjangan.

Penulis: Edy Nugroho | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Edy Nugroho
Kunjungan anggota komisi IV DPRD Kaltara Hendri Tuwi di SMAN 13 Malinau yang berada di Desa Long Sule, Kayan Hilir, Senin (18/12/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Guru dan tenaga pendidikan di daerah terpencil, tepatnya di Desa Long Sule, Kecamatan Kayan Hilir, Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara), mengeluhkan pemberian tunjangan yang dinilai tidak sesuai.

Ari, tenaga pendidikan di SMAN 13 Malinau menyampaikan keluhan tersebut kepada anggota Komisi IV DPRD Kaltara Hendri Tuwi, yang melakukan kunjungan ke sekolah yang berlokasi di Desa Long Sule ini.

Hal senada disampaikan Ahmad Lubaid, wakil kepala SMAN 13 Malinau. Ia mengungkapkan, selama ini para guru dan tenaga pendidikan di wilayah terpencil seperti di Long Sule memang mendapatkan tunjangan tambahan. Yang diberi nama tunjangan kemahalan.

Hanya saja nilainya sangat kecil, dibandingkan dengan tunjangan yang diberikan kepada guru dan tenaga pendidikan di Malinau, hanya selisih Rp 500.000.

Baca juga: Disnakertrans Kaltara Luncurkan Zero Accident Award 2024, Aprasiasi Perusahaan yang Optimalkan K3

Nilai ini, menurut dia, tidak sesuai dengan kondisi dan situasi harga barang di daerah ini. "Harga barang-barang di sini bisa 3-5 kali lipat dengan harga barang di Malinau. Sementara perbedaan tunjangan hanya Rp 500.000," keluh Ari yang bekerja sebagai operator di sekolah yang berada di wilayah pedalaman ini.

Selain soal tunjangan, para guru dan tenaga pendidikan di wilayah pedalaman juga mengeluhkan soal rumah dinas bagi mereka.

Menurut para guru di sekolah itu, sejak 2014 sekolah tersebut ada, bahkan hingga beralih tanggung jawab kewenangan di bawah Pemerintah Provinsi Kaltara, belum pernah ada program pembangunan rumah dinas untuk para guru dan tenaga pendidikan.

"Kalah dengan guru-guru SMP dan SD di sini, yang rata-rata mereka memiliki rumah dinas. Sementara kami di SMA, yang rata-rata berasal dari luar, selama ini menumpang. Ada yang di Puskesmas, ada juga di perwakilan. Bahkan ada yang numpang di rumah warga," katanya.

Berkaitan dengan keluhan-keluhan ini, anggota Komisi IV DPRD Kaltara Hendri Tuwi mengatakan, pihaknya akan segera menyampaikan kepada pihak terkait. Dalam hal ini, dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltara.

Baca juga: Info Lowongan Kerja Adaro Energy Penempatan Kaltara, Cek Syarat Posisi HR Manager

"Karena keluhan seperti ini, tidak hanya dari guru di Long Sule saja. Ada beberapa hal serupa juga dikeluhkan di sekolah-sekolah lain, utamanya yang ada di pedalaman dan perbatasan," kata Hendri.

Politisi Partai Demokrat ini mengatakan, pihaknya akan memanggi dinas terkait, untuk menyampaikan keluhan para guru, dan selanjutnya mencarikan solusinya.

"Termasuk juga dengan kondisi sekolah ini. Seperti kita lihat, lantainya masih tanah. Begitu pun dengan peralatan yang serba terbatas," ungkapnya.

(*)

Penulis: Edy Nugroho

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved