Eks Bupati Tana Tidung Meninggal Dunia

PROFIL Undunsyah, Eks Bupati Tana Tidung Meninggal Dunia, Caleg DPR Lewat PPP Dapil Kalimantan Utara

Simak profil mendiang H Undunsyah, eks Bupati Tana Tidung, Kalimantan Utara atau Kaltara yang meninggal dunia hari ini.

|
Editor: Amiruddin
Kolase TribunKaltara.com/Andi Pausiah dan Instagram @kaltaraprov
Simak profil mendiang H Undunsyah, eks Bupati Tana Tidung, Kalimantan Utara atau Kaltara yang meninggal dunia hari ini. 

TRIBUNKALTARA.COM - UPDATE TribunBreakingNews - Berikut ini profil mendiang H Undunsyah.

Nama Undunsyah merupakan eks Bupati Tana Tidung, Kalimantan Utara atau Kaltara.

Undunsyah merupakan Bupati Tana Tidung pertama.

Pada Sabtu 23 Desember 2023 hari ini, eks Bupati Tana Tidung Undunsyah dikabarkan meninggal dunia.

Dalam artikel ini TribunKaltara.com sajikan profil mendiang eks Bupati Tana Tidung Undunsyah yang dikabarkan meninggal dunia hari ini.

Mendiang eks Bupati Tana Tidung Undunsyah saat ini juga tercatat sebagai caleg DPR RI.

Eks Bupati Tana Tidung Undunsyah mengincar kursi DPR RI lewat Partai Persatuan Pembangunan atau PPP.

Eks Bupati Tana Tidung Undunsyah incar kursi DPR RI Dapil Kaltara.

Namun hari ini, Eks Bupati Tana Tidung Undunsyah berpulang ke rahmatullah.

"Innallilahi wainna ilaihirojiun telah meninggal dunia bpk H. Undunsyah (Ketua Tanfidziyah PWNU Kaltara Tahun 2020-2023) rumah duka disamping kantor pajak , meninggal krn sakit dirs pertamedika, semoga allah mengampuni dosa beliau, Allah lapangkan kuburnya, dan Allah tempatkan sebaik baik tempat disisinya, Aamien Yra, Alfatihah......" tulis Ketua PAC GP ANSOR Tanjung Selor Muhammad Lutfi Anis dalam pesan WhatsApp ke TribunKaltara.com Kamis 23 Desember 2023 siang ini.

Kabar eks Bupati Tana Tidung Undunsyah meninggal dunia dipantau TribunKaltara.com lewat Instagram resmi Pemprov Kaltara siang ini.
Kabar eks Bupati Tana Tidung Undunsyah meninggal dunia dipantau TribunKaltara.com lewat Instagram resmi Pemprov Kaltara siang ini. (Instagram @kaltaraprov)

Kabar eks Bupati Tana Tidung meninggal dunia juga dipantau TribunKaltara.com lewat Instagram resmi Pemprov Kaltara siang ini.

Terpantau Gubernur Kaltara dan Wagub Kaltara Zainal A Paliwang dan Yansen TP sampaikan ucapan duka meninggalnya eks Bupati Tana Tidung Undunsyah

"Innalillahi wa innailaihi rojiun

Turut berdukacita atas berpulangnya Dr. Drs. H. Undunsyah, M.H., M.Si (Bupati Tana Tidung 2010-2021, Ketua Tanfidziyah PWNU 2019-2023, dan Tokoh Masyarakat) di RS Pertamedika, Tarakan.

Semoga amal dan ibadah almarhum diterima disisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Amin," tulis Instagram resmi Pemprov Kaltara @kaltaraprov. 

 

 

 

 

 

 

 

Profil Undunsyah

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Wikipedia, Undunsyah lahir di Desa Muara Kabupaten Bulungan Salimbatu, salah satu wilayah kecil di Kalimantan Utara.

Undunsyah menghabiskan masa kecilnya di desa kecil itu hingga akhirnya berpindah ke Kota Tarakan dan tinggal bersama kakek-neneknya.

Undunsyah adalah Bupati Tana Tidung pertama.

Ia ditetapkan sebagai bupati Tana Tidung terpilih untuk masa jabatan 2010–2015 oleh KPU Tana Tidung pada tanggal 30 Desember 2009 2009 setelah memenangkan Pilkada Tana Tidung 2009.

Ia berpasangan dengan wakil bupati Markus Yungking.

Undunsyah dilantik sebagai bupati Tana Tidung bersama dengan Markus Yungking sebagai wakil bupati Tana Tidung pada tanggal 16 Januari 2010.

Kemudian ia dan Markus kembali terpilih sebagai bupati dan wakil bupati Tana Tidung periode 2016-2021 setelah memenangi Pilkada yang digelar pada 9 Desember 2015 dan keduanya dilantik pada pelantikan serentak tanggal 17 Februari 2016 di Bulungan.

Terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan miskin, Undunsyah jarang sekali merasakan kenikmatan dan kemudahan dunia seperti anak-anak mampu pada umumnya.

"Kami adalah keluarga kalau saat ini mungkin keluarga miskin.

Secara ekonomi kehidupan keluarga hanya mengharapkan dari bapak seorang nelayan dan seorang petani," kata Undunsyah dalam sebuah wawancara di kanal Youtube yang dilansir TribunnewsBogor.com Senin (28/9/2020).

Undunsyah menceritakan bahwa kehidupannya waktu kecil sangat miskin, sebab ia dan keluarganya hanya mengandalkan penghasilan sang Ayah yang bekerja sebagai nelayan.

Dengan penghasilannya yang pas-pasan sebagai nelayan, sang ayah pun harus menghidupi 7 anaknya, termasuk Undunsyah.

Kemudian sang ayah pun meninggal dunia saat Undunsyah berusia sekitar 16 tahun.

Undunsyah bersama sang istri, Umi Suhartini saat menggelar jumpa pers, Selasa (15/8/2023) sore tadi.
Undunsyah bersama sang istri, Umi Suhartini saat menggelar jumpa pers, Selasa (15/8/2023) sore tadi. (TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH)

Dengan kepergian sang ayah, hal itu membuat Undunsyah dan keenam saudaranya harus memutar otak untuk memikirkan bagaimana caranya bertahan hidup.

"Sekitar 78 itu orang tua saya yang laki-laki meninggal, setelah meninggal mau tidak mau, kan tulang punggung keluarga kepada kakak seluruhnya dan kami sebagai adik-adik pun membantu juga dengan serabutan apapun," ungkapnya.

Pria kelahiran 27 Februari 1962 itu juga mengungkapkan kisahnya tentang bagaimana awal motivasi semangat merubah nasibnya untuk lebih baik.

Undunsyah menanamkan motivasi dalam dirinya bahwa satu-satunya cara untuk mengubah nasib kehidupan adalah berawal dari alam bawah sadar, bahwa pendidikan menjadi fundamental yang amat penting.

"Jadi satu-satunya cara untuk saya, selalu punya pedoman bahwa ingin mengubah nasib kita itu adalah kita sendiri.

Untuk meningkatkan status sosial, kita harus bicara masalah Pendidikan," kata dia.

Kala itu pada tahun 1983, Undunsyah hanya memiliki uang Rp95 ribu dan memberanikan diri untuk menempuh perjalanan selama 3 hari 3 malam dari Tarakan menuju Kota Samarinda untuk mengikuti tes masuk perkuliahan.

Padahal saat itu penerbangan sudah banyak, namun apa daya karena Undunsyah hanya memiliki modal yang sangat minim tak seperti remaja-remaja pada umumnya.

"Ini yang saya kejar, dengan keterbatasan ekonomi ke saya dulu dibekali hanya uang Rp 95 ribu, saya kuliah dari Tarakan ke Samarinda itu naik kapal laut demi meraih cita-cita," jelasnya.

 Undunsyah, saat ditemui di Tanjung Selor. TRIBUNKALTARA.COM/AMIRUDDIN
Undunsyah, saat ditemui di Tanjung Selor. TRIBUNKALTARA.COM/AMIRUDDIN (TRIBUNKALTARA.COM/AMIRUDDIN)

Berselang waktu kemudian, Undunsyah lulus masuk di sebuah universitas ternama di Samarinda, ia pun menjadi mahasiswa berprestasi hingga pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan dan jadi salah satu pengurus di PMII Samarinda.

"Saya jadi di Senat.

Saya juga pernah jadi salah satu pengurus di PMII Samarinda, jadi semua aktivitas ini karena untuk mempertahankan hidup," jelasnya.

Kini, Undunsyah telah membuktikan bahwa anak seorang nelayan dan petani bisa menjadi bupati.

Pada Pilgub 2020 lalu, Undunsyah maju jadi Cawagub Kaltara dampingi Udian Hianggio.

Namun pasangan Udin Hianggio - Undunsyah kalah dari pasangan Zainal A Paliwang - Yansen TP.

Hari ini, eks Bupati Tana Tidung Undunsyah dikabarkan meninggal dunia.

 

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official


Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Kisah Undunsyah, Anak Nelayan yang Maju di Pilgub Kaltara 2020, 3 Hari Naik Kapal Laut demi Kuliah, https://bogor.tribunnews.com/2020/09/29/kisah-undunsyah-anak-nelayan-yang-maju-di-pilgub-kaltara-2020-3-hari-naik-kapal-laut-demi-kuliah?page=all&_ga=2.50501673.1073325820.1703304227-366436173.1703304226.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved