Berita Malinau Terkini

5 Jenis Stok Komoditas Inti Berpotensi Defisit saat Ramadan dan Idul Fitri 2024 di Malinau

Dinas ketahanan Pangan (DKP) kabupaten Malinau menyebutkan cabai rawit, cabai merah besar, bawang merah, telur, dan daging sapi diantisipasi defisit.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: Cornel Dimas Satrio
TribunKaltara.com/Mohamad Supri
Pasar tradisional di Malinau. Hasil pemetaan Dinas Ketahanan Pangan ada 5 jenis komoditas yang diantisipasi kekurangan stok selama Ramadan dan Idul Fitri 2024 di Malinau Kalimantan Utara, Kamis (22/2/2024). (TribunKaltara.com/Mohamad Supri) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU – Stok 5 jenis komoditas pangan dan barang penting diantisipasi menipis, akibat tingginya permintaan pasar selama Ramadan dan Idul Fitri 2024 di Malinau, Kalimantan utara, Kamis (22/2/2024).

Berdasarkan Data Dinas ketahanan Pangan (DKP) kabupaten Malinau, dari belasan bahan pokok dan barang penting lainnya di Malinau, ada 5 komoditas yang diantisipasi defisit selama Maret-April 2024.

Mulai dari cabai rawit, cabai merah besar, bawang merah, telur, dan daging sapi berdasarkan pragnosa ketersediaan komoditas semester awal 2024.

Cabai rawit merupakan komoditas yang sangat sensitif di Pasar Malinau setiap hari besar keagamaan.

"Untuk setiap hari besar, cabai rawit ini yang sering stoknya naik turun karena tingginya permintaan," ujar Kepala DKP Malinau, Magdalena.

DKP Malinau mencatat stok lokal tersedia per Januari 2024 sebanyak 27,10 ton saat ini.

Harga cabai sedikit menurun pada awal 2024. Di sisi lain bawang merah dan bawang putih bergerak naik di Malinau, Kalimantan Utara,
Harga cabai sedikit menurun pada awal 2024. Di sisi lain bawang merah dan bawang putih bergerak naik di Malinau, Kalimantan Utara, (TRIBUNKALTARA.COM/ MOHAMMAD SUPRI)

Baca juga: 8 Jenis Komoditas Rentan Alami Kenaikan Harga di Malinau, Cabai Rawit Sempat Capai 56 Persen

Terdiri dari 7,10 ton cabai rawit lokal dan 20 ton komoditas impor dari luar daerah. Semester konsumsi total di Malinau pada bulan yang sama mencapai 20,20 ton. Tersisa, 6,90 ton pada awal Februari 2024.

Sehingga, prognosa kebutuhan cabai rawit berpotensi defisit 17,17 ton pada Februari-Maret 2024.

Dalam Rapat pengendalian inflasi daerah Malinau, Kabag Perekonomian dan Setda Malinau, Erly Sumiati menyampaikan saran hasil evaluasi tahun 2023.

Catatan tersebut merupakan rekomendasi dari Kemendagri terkait inflasi daerah, yakni kerjasama dengan kabupaten/kota.

"Rekomendasi dari Kemendagri yang disampaikan tertulis, kita perlu menjalin kerja sama dengan daerah lain khusus pengadaan komoditas. Ini yang belum ada di kita dan mungkin perlu kita adakan," katanya.

(*)

Penulis : Mohammad Supri

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved