Berita Nunukan Terkini

Serap Aspirasi Warga Binusan dan Ujang Fatimah, DPRD Nunukan Fokus Bangunan Air Bersih dan Mangrove

Warga Desa Binusan Dalam dan Ujang Fatimah Nunukan meminta kepada DPRD untuk fokus pada pembangunan air bersih dan wisata mangrove.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / FELIS
KELUHAN MASYARAKAT NUNUKAN - Sekretaris Komisi I DPRD Nunukan Muhammad Mansur saat menyampaikan komitmennya di hadapan warga Desa Binusan Dalam dan Ujang Fatimah, Kecamatan Nunukan Barat, terkait pembangunan air bersih dan wisata mangrove, Minggu (02/11/2025), sore. TRIBUNKALTARA.COM/FEBRIANUSFELIS 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Warga Desa Binusan Dalam dan Ujang Fatimah, Kecamatan Nunukan Barat, Kabupaten Nunukan meminta kepada DPRD Nunukan untuk fokus pada pembangunan air bersih dan wisata mangrove.

Berbagai persoalan mendasar disampaikan masyarakat dari dua desa persiapan kepada seorang anggota DPRD Nunukan, Muhammad Mansur.

Mansur mengatakan keluhan masyarakat Desa Binusan Dalam dan Ujang Fatimah, mulai dari infrastruktur jalan yang rusak, keterbatasan air bersih, hingga pengembangan potensi wisata mangrove sebagai sumber ekonomi baru bagi warga pesisir.

Kerusakan jalan disebut menjadi keluhan paling banyak. Kondisi jalan yang amblas dan berlubang di beberapa titik dinilai menghambat aktivitas harian warga, terutama petani, nelayan, dan pelaku wisata yang menggantungkan hidup di kawasan hutan mangrove.

Baca juga: Pemanfaatan Lokasi Wisata Mangrove Sebagai Tonggak Ekonomi Masyarakat, Terhambat Infrastruktur Dasar

 “Masyarakat banyak keluhkan infrastruktur dasar yang masih jauh dari memadai, khususnya untuk aktivitas mereka sebagai petani dan keselamatan anak-anak sekolah,” kata Muhammad Mansur, kepada TribunKaltara.com, Minggu (02/11/2025), sore.

Selain jalan, kata Mansur masyarakat juga menyoroti pentingnya pembangunan dermaga dan jalan tani. 

Kedua fasilitas tersebut dinilai dapat memperlancar mobilitas warga sekaligus membuka akses distribusi hasil pertanian dan wisata bahari di kawasan pesisir.

Menurut Sekretaris Komisi I DPRD Nunukan itu, dari sisi ekonomi kreatif, warga, terutama para ibu rumah tangga berharap adanya dukungan terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 

Mereka ingin hasil kerajinan tangan dan olahan lokal bisa difasilitasi untuk dijual sebagai cendera mata khas daerah bagi wisatawan.

“Kalau ada pelatihan dan pemasaran, produk lokal seperti anyaman, miniatur kayu, dan makanan khas bisa jadi daya tarik wisata. Ini bisa bantu tingkatkan ekonomi warga,” ucap Mansur.

Politisi Partai NasDem itu katakan bahwa pengembangan sektor wisata dan ekonomi kreatif di desa persiapan perlu menjadi prioritas agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton, melainkan ikut terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi yang bernilai tambah.

Namun, di tengah potensi besar tersebut, masalah klasik masih membayangi keterbatasan air bersih. 

Warga mengaku masih mengandalkan sumur atau membeli air secara pribadi untuk kebutuhan harian, karena jaringan air bersih belum tersedia memadai.

“Untuk masalah air bersih, dalam dua hari ke depan akan kami koordinasikan dengan pihak PDAM Nunukan. Kami juga akan ajak perwakilan warga agar bisa menjelaskan langsung kendala di lapangan. Ini kebutuhan dasar yang mendesak,” tuturnya.

Mansur menegaskan, seluruh aspirasi yang disampaikan masyarakat akan dibawa ke pembahasan resmi bersama pemerintah daerah.

Baca juga: Jaga Keseimbangan Alam, Bupati Bulungan Syarwani Minta Pengelolaan Mangrove Secara Berkelanjutan

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved