Pesawat Hilang Kontak

Pilot Pesawat Hilang Kontak Sering Bolak-balik ke Binuang, Smart Air Layani 15 Rute di Kaltara

Distrik Manager Smart Air Tarakan, Nasrul mengklaim, sebelum pesawat perintis pilatus terbang sudah melakukan SOP.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Distrik Manager Smart Air Tarakan, Nasrul mengklaim, sebelum pesawat perintis pilatus terbang sudah melakukan SOP. 

"Seharusnya kalau sampai Binuang, selanjutnya menjalankan perintis lagi akan ke wilayah lain ke Malinau dan lanjut perintis ke Data Dian untuk perintis Malinau," terangnya.

Berkaitan dengan SOP sebelum terbang, memang satu orang lainnya yakni Deni S ikut dalam penerbangan karena bertugas sebagai engineer on board.

"Sebenarnya pesawatnya stanby di home base Malinau tapi di Tarakan menginap sehari, dan memang kami bawa engineer. SOP kami sebelum keberangkatan pesawat itu, semua komponen pesawat dicek.

Dan sebelum dicek, dirilis. Jadi kondisi pesawat bagus. Dan pesawat itu masih baru,” tegasnya.

Muhammad Yusuf sebagai pilot dan Deni S sebagai engineer. Lebih detail kembali Nasrul menyampaikan bahwa untuk PK SNE ini sendiri beroperasi dari 2017.

Persiapan Tim Rescue di hari kedua pencarian pesawat perintis hilang kontak, Sabtu (9/3/2024).
Persiapan Tim Rescue di hari kedua pencarian pesawat perintis hilang kontak, Sabtu (9/3/2024). (TRIBUNKALTARA.COM/ DOKUMENTASI SAR TARAKAN)

Namun di Tarakan dan Kalimantan Utara sudah empat tahun beroperasi. Maskapai penerbangan Smart Air melayani perintis Pemkab Malinau dan Subdisi Ongkos Angkut (SOA) Tanjung Selor.

"Rute awalnya beroperasi banyak ke wilayah, karena pesawat jenis ini diperuntukkan ke pedalaman. Untuk mensubsidi masyarakat.

Di Kaltara jenis ini ada dua. Kebetulan basenya di Malinau. Pertama nomor registrasinya PK SNE dan kedua nomor registrasinya PK SND," beber Nasrul.

Dua jenis pesawatnya juga sama tugasnya mengangkut penumpang dan kargo barang.

"Yang jelas jam terbang pilotnya sendiri sudah 700 lebih jam terbang di Kalimantan.

Kemudian khusus masuk ke Binuang sendiri sudah 300 jam artinya sekitar hampir satu tahunan lebih dan sudah termasuk familiar mengenal wilayah Binuang. Intunya pilotnya sangat menguasai situasi di sana," tegasnya.

Kembali ditanyakan apakah dimungkinkan trouble engine atau bermasalah dalam mesin saat perjalanan? Nasrul menegaskan bahwa sangat kecil kemungkinan apalagi jenis pesawat ini baru.

"Kalau trouble engine kecil kemungkinan. Karena sebelum berangkat, ada proses namnya pengecekan mesin, alat seperti itu. Jadi ada indikatornya dan semua dilaporkan normal semua. Termasuk bahan bakarnya karena semua pakai perhitungan actual. Ada alatnya untuk menghitung itu. Sehingga tidak mungkin kita melanggar," tegasnya kembali.

Peswat PK SNE juga dirancang single pilot. Sehingga tak ada copilot lanjutnya.

" Yang satunya engineer on board dia bertugas merilis mengecek pesawat sebelum berangkat. Sebenarnya kapasitas kursi bisa angkut tujuh penumpang. Tapi berhubung bawa kargo, kabin penuh dan cuma bisa dua orang di depan," jelasnya.

Baca juga: Pesawat Perintis Hilang Kontak, Diduga Jatuh di Tebing Gunung, Warga Dengar Suara Dentuman

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved