Pesawat Hilang Kontak Ditemukan

KNKT Bawa Black Box ke Pusat, Investigasi Kecelakaan Pesawat Smart Air yang Kondisinya Hancur  

Henry Poerborianto, Investigator KNKT sebut akan melakukan black box dibawa ke pusat dan di investigasi untuk mendengar percakapan dari pilot.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Penampakan dua alat yang dievakuasi untuk kepentingan investigasi, ada API Box dan ELT yang akan dianalisis KNKT. 

TRIBUNKALTARA COM, TARAKAN - Usai menerima alat perekam data penerbangan (API Box) atau black box dan emergency locater transmitter (ELT), pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan membawa ke pusat untuk dianalisis datanya.

Henry Poerborianto, Investigator Keselamatan Penerbangan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang diwawancarai awak media membeberkan, tupoksi KNKT sendiri dilaksanakan untuk kepentingan keselamatan.

"Kami investigasi tidak untuk mencari siapa yang salah atau siapa yang bertanggung jawab. Jadi sepenuhnya hanya untuk mencari sebenarnya kecelakaan ini itu penyebabnya apa kemudian kita mencari tindak lanjutnya dan tidak terjadi kecelakaan lagi di kemudian hari," beber Henry Poerborianto,didampingi Danny Eldo mewakili KNKT.

Henry Poerborianto mengatakan, ada dua alat yang akan dianalisis. Pertama API Box berwarna oranye. Alat ini digunakan untuk merekam data penerbangan.

Baca juga: Black Box dan ELT Berhasil Dievakuasi, Operasi SAR Ditutup, 10 Orang Rescuer Dipulangkan Selamat

"Sering dengar kotak hitam, kurang lebih fungsinya sama. Untuk merekam data penerbangan," beber Henry Poerborianto.

Selanjutnya alat kedua yang ikut dievakuasi adalah ELT atau emergency locater trasmitter. Alat ini sejak kemarin yang memancarkan sinyal memberikan informasi titik sehingga bisa terdeteksi dan berhasil ditemukan.

"Alat inilah yang mentransmitter sinyal emergency itu untuk proses pencarian. Namun untuk kepentingan proses investigasi yang akan dipakai adalah API box," jelasnya.

API box didesain untuk merekam data percakapan dan data penerbangan. Di dalamnya ada data suara dan data penerbangan, mulai dari ketinggian, speed atau kecepatannya, arah dan lainnya.

"Termasuk percakapan pilot. Untuk device atau perangkatnya bisa merekam itu. Tapi untuk detail settingnya, kami belum perdalam karena kan kami baru dapat datanya nanti akan dikirim ke kantor untuk proses pengunduhan," bebernya.

Baca juga: Kotak Hitam Pesawat Smart Air Dievakuasi dari Lokasi Hari Ini, Diserahkan ke Tim KNKT 

Proses pengunduhan sendiri, lamanya bergantung pada proses normal atau tidaknya. Untuk proses pengunduhan ketika semuanya normal dan tidak terkendala, tidak lebih dari satu hari bisa terunduh.

Hanya saja nantinya yang akan lama adalah saat melakukan interpretasi data. Interpretasi data lamanya bergantung bagaimana kejadiannya, kemudian berapa lama dan data mana yang akan diperdalam.

Berbicara aturan, prosedurnya untuk kegiatan investigasi hasilnya sesegera mungkin bisa dipublikasi. Ketika hasil investigasinya sudah selesai, sudah bertemu laporannya nanti akan segera dipublikasikan sesegera mungkin.

"Jika memungkinkan nanti dalam waktu 12 bulan harus dikeluarkan laporan akhirnya. Kembali lagi, masalah proses investigasi berapa lama tergantung juga. Seperti diketahui, pilot selamat tapi tidak bisa dalam waktu dekat dimintai keterangan," ujarnya.

Nanti setelah pilot yang jadi korban siap secara fisik dan mental, baru akan diminta keterangan. Sehingga berapa lama investigasi nanti disesuaikan kompleksitas investigasinya.

"Untuk yang kami peroleh adalah foto-foto di lokasi kecelakaan, komponen yang digunakan untuk kepentingan investigasi sudah didapatkan, selanjutnya kami sudah kami juga kumpulkan data di petugas lalu lintas penerbangan terkait, jadi data sesang dikumpulkan termasuk operator bersangkutan sudah kami kumpul datanya," jelas Henry.

Henry Poerborianto, Investigator KNKT 12032024
Henry Poerborianto, Investigator Keselamatan Penerbangan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Baca juga: Berikut Fakta Kecelakaan Pesawat Smart Air di Binuang Nunukan, Bertepatan 10 Tahun Insiden MH370

Nantinya, setelah semua terkumpul dibuatkan laporannya dan selanjutnya setelah selesai baru akan dipublikasi. Kemudian KNKT sendiri melihat lokasi, karena bekerja by data, maka ketika data terkumpul baru akan diproses analisisnya. Dugaan tidak bisa disampaikan.

"Ketika saya sampai di lokasi belum tentu saya simpulkan dan menentukan penyebabnya. Karena hanya menemukan puing-puing, nanti harus dicompare dengan data penerbangannya dan divalidasi dengan data pilotnya, saksi. Kondisi pesawat terakhir hancur," jelasnya.

Untuk letak API box sendiri ada di bagian belakang atau ekor pesawat dan ELT masih harus dikroscek dengan tim yang menemukan karena untuk proses yang evakuasi dari Tim SAR.

"Melihat kondisi pilot selamat, menilai sesuai prosedural itu berdasarkan data. Kami belum bisa mengumpulkan data dari yang bersangkutan, karena harus siap sehat fisik dan mental apalagi habis mengalami kecelakaan yang mungkin ada trauma tersendiri.

Untuk proses itu kami harus hati-hati karena kami yang butuhkan datanya, ketika kamu memaksakan, dan ketika yang bersangkutan tidak siap, otomatis informasinya tidak tersampaikan dengan baik ke kami," tegasnya.

Ia menambahkan, KNKT dalam tahap ini adalah memasuki fase pengumpulan data. Untuk kegiatan lainnya masih menunggu proses pengumpulan data sudah lengkap.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved