Jejak Islam di Kaltim
Islam Masuk Lewat Kutai Lama, Perjuangan Datuk Tunggang Parangan Adu Kesaktian Berujung Syahadat
Jejak Islam masuk ke Kalimantan Timur kali pertama lewat Kerjaan Kutai Lama, berkat perjuangan Datuk Tunggang Parangan adu kesaktian berujung syahadat
"Jika berbicara (masuknya Islam) di Kaltim, tidak tahu tahun persisnya, namun berbicara Kutai Kartanegara, masuknya Islam diterima Raja ke-6 yaitu Raja Mahkota Mulia sekitar abad ke-17.
Sejarahnya tak lepas dari Tuan Tunggang Parangan, serta dua nama yakni Datuk Ditiro dan Datuk Ri Bandang," kata Samsir.
Baca juga: Teatrikal Raja Berangkat, Edukasi Sejarah Kesultanan Bulungan Lewat Teater dan Musikalisasi
Penulis buku berjudul Islam dan Kebudayaan Kerajaan Kutai Kartanegara menuturkan, Kutai Lama sebagai tempat melakukan hubungan dengan pihak luar, tetapi juga mempengaruhi karakteristik masyarakat.
Meskipun Kutai di pedalaman, tetapi masih dapat berhubungan dengan orang luar karena sungai Mahakam sering dilalui oleh para pedagang.
Adapun penetapan tahun, Islam resmi sebagai agama kerajaan juga terdapat kontroversi dari para pakar sejarah.
Dalam bukunya, Samsir menjelaskan versi Oemar Dahlan menyebutkan bahwa Islam diterima di Kutai pada tahun 1607 masa pemerintahan Raja Mahkota (1545-1610).
Sedang menurut Kementerian Penerangan menyebutkan bahwa Islam masuk ke Kutai 1525-1600. Versi lain seperti Eiseinberger 1565-1605, dan Rabithah Alawiyah 1724.
Namun semua sepakat Islam masuk ke Kutai Kartanegara di masa pemerintahan Raja Mahkota.
Konon, Raja Mahkota penguasa Kerajaan Kutai Kartanegara dikisahkan mempunyai kesaktian luar biasa Karena kesaktiannya, di sepanjang pantai tanjung Mangkaliat hingga daerah Kutai Lama mendapat ketentraman hidup para penduduknya.
Tunggang Parangan yang seorang mubaligh membawa seruan, mengajak raja, keluarga dan rakyatnya untuk memeluk agama Islam.
Tetapi dengan syarat sebelum Raja Mahkota dapat menerima dengan baik, penuh keikhlasan agama Islam, ada adu kesaktian antara keduanya.
Syarat dapat diterima oleh Tunggang Parangan, yakni adu kesaktian.
Baca juga: Kisah Dakwah Dua Habib Terkemuka di Malinau, Sejarah Syiar Islam Abad ke-19 Masa Kerajaan Tidung
"Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan Raja Mahkota, namun disepakati bahwa apabila Raja Mahkota kalah, beliau akan mengucapkan dua kalimah syahadat (masuk Islam).
Tetapi apabila Tuan Tunggang Parangan yang kalah bersedia untuk mengabdi kepada Kerajaan," kata Samsir.
Adu kesaktian, konon berlangsung selama 4 babak yang ke semuanya dimenangkan Tunggang Parangan.
Batu Indra Giri, Penanda Hubungan Diplomatik Masuknya Islam di Paser, Kalimantan Timur |
![]() |
---|
Al Quran Tulisan Tangan Asli Khatib Muhammad Saleh, Jejak Penyebaran Islam di Paser |
![]() |
---|
Masjid Jami Darul Ibadah, Saksi Bisu Perkembangan Islam di Ujung Selatan Kalimantan Timur |
![]() |
---|
Sosok Datu Bejambe, Leluhur Tokoh Penyebar Agama Islam di Paser |
![]() |
---|
Makam Kuno Bertuliskan Arab Jejak Syiar Islam di Desa Pasir Mayang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.