Berita Daerah Terkini

TRAGIS Satu Korban Meninggal Akibat Kebakaran di Samarinda, Ayu Histeris Lihat Kobaran Api Pom Mini

Tragis! Kebakaran di Jalan HM Ardans, RT 12, Kelurahan Sempaja Barat, Kota Samarinda, Sabtu (16/3) pagi, meninggalkan kisah pilu.

|
Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Tragis! Kebakaran di Jalan HM Ardans, RT 12, Kelurahan Sempaja Barat, Kota Samarinda, Sabtu (16/3) pagi, meninggalkan kisah pilu. Peristiwa kebakaran tersebut mengakibatkan seorang warga bernama Rizky (22) ditemukan tewas. 

TRIBUNKALTARA.COM, SAMARINDA – Tragis! Kebakaran di Jalan HM Ardans, RT 12, Kelurahan Sempaja Barat, Kota Samarinda, Sabtu (16/3) pagi, meninggalkan kisah pilu.

Peristiwa kebakaran tersebut mengakibatkan seorang warga bernama Rizky (22) ditemukan tewas.

Kebakaran diperkirakan terjadi sekira pukul 05.50 Wita saat aktivitas warga setempat masih sangat lenggang.

Api melalap sebuah rumah toko (ruko) yang diapit oleh dua bangunan permanen.

Bangunan yang tengah terbakar itu berada persis di ujung penghubung Jalan Suryanata dan Jalan Wahid Hasyim II, Samarinda.

Dalam waktu 10 menit tim pemadam kebakaran ( Damkar ) gabungan telah berada di lokasi kejadian untuk menangani si jago merah yang sudah terlanjur membara.

Baca juga: UPDATE Kebakaran di Samarinda, 34 Bangunan Ludes Dilalap Api, Warga dan Relawan Sempat Sesak Nafas

"Ada POM Mini. Ini warung kelontong. Api terus membesar," bunyi informasi dari handy talky para relawan.

Dari informasi yang terus bersahut-sahutan para tim damkar juga meminta unit PMI membawa kantong jenazah.

Pukul 06.40 Wita kobakaran api sudah berhasil tertangani namun masih dilakukan pendinginan.

"Ada satu korban jiwa. Damkar sedang naik ke lantai dua untuk mengevakuasi jasad korban," kata Ridho, salah satu Relawan Tanjung Baru Samarinda.

Petugas pemadam dibantu relawan gabungan berusaha memadamkan api kebakaran jalan Pipit, Jalan Gatot Subroto Gang 16 RT 23, dekat eks Bandara Temindung, Kelurahan Bandara Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur sekira pukul 18.30 Wita, Sabtu (24/2/2024).
Petugas pemadam dibantu relawan gabungan berusaha memadamkan api kebakaran jalan Pipit, Jalan Gatot Subroto Gang 16 RT 23, dekat eks Bandara Temindung, Kelurahan Bandara Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur sekira pukul 18.30 Wita, Sabtu (24/2/2024). (TRIBUNKALTARA.COM / NEVRIANTO)

Hingga pukul 07.00 Wita petugas Damkar gabungan belum berhasil menggapai korban sebab berada di lantai dua dengan kondisi bangunan masih dipenuhi hawa panas.

Seorang saksi mata, Ayu, menceritakan bahwa  korban yang terjebak sempat berteriak minta tolong.

Ayu memperkirakan saat itu sekira pukul 05.30, ia hendak mempersiapkan bumbu makanan untuk dijual saat berbuka puasa pada akhir pekan ini.

Tiba-tiba saja ia mendengar suara kegaduhan dari luar ruko.

Bersamaan itu, penciumannya juga menangkap aroma bahan bakar minyak (BBM) yang cukup menyengat. Ayu

sempat acuh dengan kegaduhan yang ada, mengingat warung sembako dan bengkel milik tetangganya yang kerap disapa Ambo itu, buka selama 24 jam.

Baca juga: Dua Kebakaran Terjadi di Samarinda, Rumah di Jalan Gatot Subroto dan Dr Sutomo Dilalap Si Jago Merah

Ditambah lagi setiap hari BBM eceran dari POM Mini milik tetangganya itu kerap memenuhi area teras depan.

Ruko permanen berkelir putih yang disewanya merupakan bangunan berlantai dua tiga pintu.

Ia menyewa salah satu dari pintu ruko, sementara dua pintu lainnya disewa oleh Ambo yang menjual sembako dan BBM eceran serta bengkel motor itu.

Saat Ayu menyiapkan peralatan memasak, tidak berselang lama teriakan meminta tolong membuat detakan jantungnya mulai tak karuan.

"Yang ada di pikiran saya ada perampokan di ruko sebelah. Takut mau keluar. Tapi karena ramai, saya akhirnya memberanikan diri membuka pintu (rolling door)," kata Ayu kepada Tribunkaltim.co.

Alangkah terkejutnya perempuan berusia 48 tahun itu, karena disambut kobaran api di bagian POM Mini dan bengkel Ambo. Jilatan api yang sudah menguasai sebelah ruko sewaannya itu.

Tubuhnya lunglai, namun dia mencoba terus berteriak histeris memanggil nama sang buah hati yang masih terlelap di lantai dua dengan sisa kekuatan yang ada.

Tak ada jawaban, suaminya pun berlari ke lantai dua untuk menyadarkan anak gadisnya.

"Saat itu api sudah setinggi lantai dua. Kalau anak saya tidak bangun, pasti terkurung api," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Baca juga: Pakaian Sekolah dan Dokumen Terbakar, Korban Kebakaran di Bulungan Ngungsi ke Rumah Keluarga

Keinginan menyelamatkan diri membuat Ayu, suami dan anak mereka yang bernama Yanti tak sempat menyelamatkan satupun barang berharga.

Saat keluar sempat terjadi letupan beberapa kali yang berasal diduga berasal dari POM Mini dan bengkel milik Ambo. Ia melihat Ambo dan sang istri histeris di median jalan. Kaki tetangganya tersebut nampaknya melepuh.

Di sela rasa panik, pendengarannya kembali menangkap suara teriakan meminta tolong. Suara itu kadang terdengar jelas, namun lebih sering samar. 

Kebakaran di Tanjung Palas, pada Jumat (01/04/2024) dini hari tadi.
Kebakaran di Tanjung Palas, pada Jumat (01/04/2024) dini hari tadi. (TRIBUNKALTARA.COM/ ISTIMEWA)

Dia lantas mencari-cari sumbernya. Ayu pun terkejut saat suara itu berasal dari bangunan ruko milik Ambo yang tengah terbakar dengan hebatnya.

"Belum ada pemadam. Suara itu ternyata dari lantai dua. Itu anaknya Ambo, namanya Risky," ucapnya dengan linangan air mata. 

Saat itu mereka hanya bisa menangis histeris tanpa bisa berbuat banyak.

Pasalnya, ceceran bahan bakar dari pom mini yang ada membuat api cepat membesar.

Suara Risky yang terus melemah masih terdengar selama lima menit lamanya.

Hingga akhirnya, pemadam kebakaran gabungan tiba di lokasi kejadian dan langsung melakukan pemadaman.

Dalam upaya penanganan itu, Disdamkar Samarinda menggunakan cairan foam atau busa untuk menangani api yang terus menjadi karena ceceran BBM.

"Pas pemadam datang suara Risky sudah tidak ada. Pas dicek ternyata meninggal," ucap Ayu pelan sembari mengusap air mata menggunakan daster biru yang dikenakannya.

Peristiwa ini menyisakan trauma tersendiri bagi Ayu, harta benda tak ada yang terselematkan.

Namun hanya satu permohonannya bersama warga setempat, yakni Pemkot Samarinda dan Pemprov Kaltim dapat menghilangkan POM Mini.

Baca juga: Inspeksi Bahan Pokok, Pemkab Tana Tidung tak Legalkan POM Mini, Hardani Yusri: Tapi Tetap Kami Tera

"Menguntungkan bagi mereka (pemilik POM Mini ), tapi kalau sudah begini rugi besar, nyawa hilang. Tolong pemerintah hilangkan pom mini. Kami sangat takut," pungkasnya dengan mata yang kembali berair.

Koran dalam Kondisi Tidak Terbakar

Tepat pukul 07.20 Wita, korban Rizky yang terjebak dalam musibah kebakaran berhasil dievakuasi.

Saat ditemukan korban sudah tidak bernyawa di dalam kamar yang berada di lantai 2 sisi paling kiri.

Tubuhnya dalam posisi sujud di pojok kamar antara pintu dan jendela menuju tangga lantai 1.

"Korban laki-laki. Umur 22 tahun. Dia anak dari penyewa ruko tersebut," jelas Koorlap Posko II Disdamkar Kota Samarinda, Barkani, saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co.

Barkani menjelaskan kondisi tubuh korban utuh. Pakaiannya pun tidak terkena jilatan api.

Oleh sebab itu pihaknya meyakini korban tewas akibat terlalu banyak menghirup asap atau karbon monoksida (CO).

Korban diketahui bernama Rizky (22). Ia salah satu anak dari pemilik rumah toko yang terbakar itu.

Barkani menjelaskan, dari keterangan penghuni yang selamat, saat kejadian korban bersama satu adiknya sempat mencoba untuk melompat turun.

Baca juga: LAGI Kebakaran Terjadi di Dekat Eks Bandara Temindung Samarinda, Warga Berlarian Evakuasi Barang

Sang adik sempat melompat. Namun korban nampaknya tidak memiliki nyali yang kuat untuk menerobos api sehingga kembali ke dalam ruangan.

Nahas bagi Risky sebab api semakin membumbung tinggi namun tidak ada akses jalan lain.

Sementara orangtua dan beberapa saudara korban dinyatakan selamat. Meski sang ayah mengalami luka bakar pada kaki dan ibu korban mengalami syok.

Barkani menyebutkan kesalahan bangunan berlantai dua tersebut adalah tidak memiliki pintu darurat.

Sehingga korban tidak memiliki akses keluar lain selain harus melompat dari teras lantai dua.

“Mau lewat tangga tidak bisa juga karena lantai satu sudah penuh api. Memang banyak kejadian di Samarinda korban tidak selamat saat kebakaran karena tidak ada pintu darurat," imbuhnya.

Oleh sebab itu, selain harus memiliki alat pemadam api ringan (APAR), masyarakat juga diimbau membuat akses pintu darurat di rumah masing-masing. (ave)

Baca berita menarik Tribun Kaltara lainnya di google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved