Arti Kata
Ibadah Itikaf 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan: Arti Kata, Tata Cara, dan Hal-hal yang Membatalkan
Simak arti kata, Tata Cara, dan hal-hal yang membatalkan itikaf atau berdiam diri di Masjid pada bulan Ramadan.
Penulis: Maharani Devitasari | Editor: Sumarsono
Sebelum melakukan Itikaf, ada baiknya untuk memperhatikan syarat dan rukunnya sebagai berikut:
Pertama, niat, dalam melakukan Itikaf harus ada niat sehingga orang akan paham dengan apa yang sedang dilakukannya.
Dalam hal ini, tidak boleh dilakukan dengan melamun atau saat pikiran sedang kosong.
Baca juga: Manfaatkan 10 Hari Terakhir Ramadan, Simak Rukun dan Bacaan Niat Itikaf
نويت الاعتكاف لله تعالي
“Nawaitul I’tikaf Lillahi Ta’ala”
Artinya, "Saya berniat Itikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya."
Niat Itikaf lainnya adalah seperti yang dikutip dalam Kitab Al-Majumu' karya Imam An-Nawawi.
"Nawaitul i'tikafa fi hadzal masjidil lillahi ta'aala."
Artinya, "Saya berniat Itikaf di masjid ini karena Allah SWT."
Kedua, diam di dalam masjid serta meninggalkan hal-hal dan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh orang yang sedang itikaf.
Sebagaimana firman Allah SWT "...Tetapi, jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beritikaf dalam masjid." (QS Al-Baqarah: 187).
Selanjutnya, orang yang hendak melakukan Itikaf harus muslim, berakal, suci dari hadas besar (ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa hadas kecil juga membatalkan Itikaf), dan harus dilakukan di masjid.
Sunnah terkait Itikaf ini tertulis di dalam beberapa hadis, seperti:
Pertama, Abdullah bin Umar berkata bahwa Rasulullah SAW Itikaf sepuluh hari terakhir Ramadan. (HR Bukhari).
Kedua, Asiyah berkata bahwa Rasulullah SAW melakukan itikaf sesudah tanggal dua puluh Ramadan hingga beliau meninggal dunia. (HR Bukhari dan Muslim).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.