Berita Tarakan Terkini
Cerita Abdul Warga Tarakan Kaltara Miliki Rumah di Wilayah Longsor, Butuh 100 Juta Bangun Siring
Solusi agar tidak lagi terjadi longsor di RT 4 Kelurahan Karang Baliik solusinya adalah dibangun siring dengan estimasi biaya Rp 50 hingga Rp 100 juta
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN- Perisitwa longsor yang terjadi pekan kemarin di RT 4 Kelurahan Karang Balik, Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) diprediksi bisa kembali terulang jika curah hujan cukup tinggi. Warga yang yang mendiami wilayah lokasi longsor cukup was-was tiap kali hujan mengguyur.
Agar longsor tidak kembali terjadi, solusi sementara ini harus dibangun siring. Namun bangun siring butuh biaya besar. Sedikitnya kata Abdul Rahman, warga yang rumahnya berjarak dua meter dari lokasi longsor sangatlah besar dibutuhkan dana sebesar Rp50 hingga Rp 100 juta untuk pembangunan siring.
Abdul Rahman menceritakan awal terjadinya longsor yang persis di belakang rumahnya. Terjadi longsor pada 18 April 2024 pukul 07.00 WITA. Bersamaan saat itu turun hujan deras dengan intensitasnya cukup tinggi. Ia juga mengakui wilayah Kelurahan Karang Balik curah hujan cukup tinggi.
“Air mengalir di pipa cukup tinggi. Ini juga faktor yang membuat keropos tanahnya tergerus sampai tidak bisa menahan,” ujar Abdul Rahman.
Baca juga: Terjadi Longsor di Tarakan Kalimantan Utara, Tak Ada Korban Jiwa, 5 Rumah Terancam Ikut Terdampak
Adapun pipa yang mengalirkan air dimaksud adalah pipa pembuangan warga dan juga aliran air drainase di daerah lereng. Sebenarnya, ada Pohon bambu yang sudah tertanam sejak lama.
Bahkan di area lereng longsoran cukup banyak sampai ke bawah. Namun, karena bambu berakar serabut, bukan berakar tunggang, tak mampu menahan muatan air dalam tanah dan mempertahankan kepadatan tanag di lereng. Padahal jika dilihat, tanah yang ada di lereng istilahnya warga di sana menyebutnya tanah gunung.
“Ini tanah asli, cuma karena ada arus air, jadi terus mengikis akhirnya di bawah bamboo tergerus, ibaratnya bamboo berdiri hanya sebelah kakinya. Memang tanda-tanda mau longsor itu sudah lama. Ini kan dari tiang rumah sudah banyak lari. Saat kejadian, bambu langsung terangkat turun ke bawah,” ujar Abdul Rahman.
Ia menyebutkan sebenarnya cukup banyak bambu di area lereng menopang. Ada ratusan bahkan hanya saja, kondisinya air terus mengalir dari atas dan minim Pohon besar.
Ia mengakui, kurang lebih usia 13 tahun pernah longsor sekali dan menimpa satu rumah. Ini adalah longsor kedua setelah cukup lama kejadian ini tak pernah terjadi. Yang tertimpa di area dapur diperkirakan terjadi 1995-an.
Baca juga: Longsor Melanda Permukiman di Tiga RT, Pergerakan Tanah Ancam Kawasan Perbukitan Balikpapan
Abdul Rahman sendiri mengakui sudah tinggal di rumah itu sejak kelas 2 SD. Perkiraan sekitar usia 8 tahun. Artinya rumahnya sudah dibangun sang ayah sejak tahun kurang lebih tahun 1990-an.
“Dulu ada rumah di bawah pernah tertimpa, dindingnya rebah. Kan sudah dua kali longsor, dulu tidak seberapa dan rumah tertimpa ujungnya. Tapi ini kami khawatirkan kalau curah hujan meningkat, sebulan habis rumah di sini,” ujar pria berusia 41 tahun ini.
Sehingga longsor terjadi kali ini adalah kedua, dengan ketinggian jalur longsor sekitar 4 meter. Namun jika dihitung sampai ke bawah lereng sampai 20 meter. Sementara jarak longsor dari rumahnya hanya berjarak semester.
“Di bawah itu jurang kan. Ini tanahnya campur, ada tanah liat dan tanah gambut. Ini tanah asli sejak dulu,” ujarnya.
Pantauan Tribunkaltara.com di lokasi memang terlihat kurang lebih ada sekitar 4-5 rumah dibangun. Dan satu rumah proses dibangun dan sudah ada pondasi serta rangka. Namun pemilik tidak kunjung melanjutkan setelah melihat kondisi di area belakang rawan longsor.
“Yang punya rumah gak berani untuk melanjutkan. Harapan kami sebagai warga, karena ada sekitar 6 rumah yang pasti terdampak ini mungkin ada kepedulian pemerintah, bagaimana bisa desiring. Karena kalau budget pribadi kami tidak sanggup,” ujarnya.
longsor
Kelurahan Karang Balik
Tarakan
Kalimantan Utara
Kaltara
hujan
siring
Abdul Rahman
rumah
Pohon
bambu
TribunKaltara.com
| Nonton Film Cyberbullying, Asisten Bidang Pemerintahan Tarakan: Guru dan Orang Tua Ikut Berperan |
|
|---|
| Wali Kota Tarakan Dampingi Komisi V DPR RI Tinjau Embung Binalatung, Upaya Tingkatkan Air Bersih |
|
|---|
| KPwBI Kaltara akan Gelar KKB, Targetkan Perputaran Uang Rp 2,5 Miliar, Dimeriahkan Grup Musik RAN |
|
|---|
| Mahasiswa FKIP Universitas Borneo Tarakan Munirul Raih Penghargaan Pemuda Pelopor Bidang Seni Budaya |
|
|---|
| Cerita Satria Malik, Guru Boarding School Budi Utomo di Tarakan Raih Penghargaan Pemuda Pelopor |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.