Berita Daerah Terkini
UPDATE Banjir Mahulu, Seorang Warga Tewas Akibat Kelelahan saat Terjang Banjir Menggunakan Jeriken
UPDATE banjir Mahulu, Kalimantan Timur, seorang warga ditemukan tewas akibat kelelahan saat menerobos banjir hanya menggunakan alat bantu jeriken.
TRIBUNKALTARA.COM, MAHULU - UPDATE banjir Mahulu, Kalimantan Timur, seorang warga ditemukan tewas akibat kelelahan saat menerobos banjir hanya menggunakan alat bantu jeriken.
Dikabarkan, banjir Mahulu memakan satu korban jiwa hingga Sabtu (18/5).
Seorang karyawan warung makan PHP yang beralamat di Jalan Sebenaq, Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ditemukan tewas tenggelam.
Korban bernama Wiyono (50) ditemukan tewas kelelahan usai menyeberangi jalan yang masih tergenang banjir sekitar pukul 07.30 WITA Jumat lalu.
Hal itu diketahui setelah beredar kabar di grup WhatsApp (WA) dan WA story warga Mahulu, di antaranya Sekretaris Desa Long Melaham Karel.
"Percaya atau tidak percaya, setelah banjirnya surut ada korban jiwa. Kasihan anggota paklek pentol PHP yang tenggelam tadi pagi. Dibawa ke PKM tapi nyawanya tak tertolong," tulis Karel dalam unggahan story WAnya.
Baca juga: Banjir Mahulu Mulai Surut, Giliran Tiga Kecamatan di Kutai Barat Terendam: Warga Memilih Bertahan
Kepala BPBD Mahulu Agus Darmawan membenarkan kejadian tersebut.
Wiyono pria asal Jawa yang kesehariannya bekerja di warung PHP Sebenaq merenggang nyawa dalam bencana banjir ini.
"Beliau adalah karyawan warung PHP, jadi kronologinya, beliau bersama temannya ingin menyebrangi banjir yang ada di jalan," katanya.
Korban berusaha untuk menerobos banjir untuk menyeberang jalan.
Ia berusaha menerobos banjir dengan peralatan seadanya yaitu menggunakan jeriken putih ukuran 20 liter.

"Di tengah perjalanan beliau lemas dan tak berdaya. Kemudian temannya berteriak dan dievakuasi ke puskesmas," ujarnya.
Meski sempat berusaha mendapatkan pelayanan ke puskesmas terdekat, nyawa Wiyono tak dapat diselamatkan. Kejadian ini tepat terjadi di depan kantor BPBD Mahulu.
"Depan kantor BPBD itukan dalam itu, jadi kami kemarinkan mencari armada nggak bisa karena speed semua dipakai masyarakat di seputaran Ujoh Bilang dan Long Bagun," ucapnya.
Ia mengakui memang di titik tersebut, intensitas ketinggian air sangat tinggi. Tak disangka korban dan rekannya nekad untuk menyebrang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.