Dinding Rumah Warga Tarakan Jebol

Cerita Bernadus, Korban Longsor Tarakan, 10 Tahun Tinggal Dekat Lereng, Hujan Malam tak Bisa Tidur

Kurang lebih satu jam jeda longsor susulan, memporak-porandakan rumah milik Bernadus, warga RT 15 Kelurahan Karang Anyar Kota Tarakan.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH
Bernadus, pemilik rumah yang mengalami longsor di RT 15 Kelurahan Karang Anyar Kota Tarakan, Senin (27/5/2024). TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Kurang lebih satu jam jeda longsor susulan, memporak-porandakan rumah milik Bernadus, warga RT 15 Kelurahan Karang Anyar Kota Tarakan.

Dinding rumahnya di bagian belakang jebol dan dibuat rusak oleh tanah yang bergeser dari perbukitan di atas rumahnya.

Sebenarnya sejak semalam atau tepatnya sekitar pukul 03.00 dini hari, ia tak tenang dan tak bisa tidur. Mata dan telinganya selalu awas, terhadap suara yang dimungkinkan berasal dari longsor dari belakang rumahnya. Saat itu hujan sedang deras-derasnya terjadi.

"Tak tenang tadi malam sampai pagi tidak tidur. Memang biasanya kalau hujan di sini kami jarang tidur," ungkapnya.

Baca juga: 7 Titik Longsor Terjadi di Tarakan Kalimantan Utara, Dinding Rumah Warga yang Jebol Ditutupi Terpal

Longsor akibatkan dinding rumah warga jebol di RT 15 Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Kalimantan Utara.
Longsor akibatkan dinding rumah warga jebol di RT 15 Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Kalimantan Utara. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

Bernadus mengungkap kronologis kejadian, tanah pertama kali bergeser sekitar pukul 06.30 WITA. Kurang lebih semeter pergeserannya. Itu setelah ia mengantar anaknya ke sekolah.

"Jadi ada satu meter lebih itu saya lihat. Saya keluarlah kasih jalan air dari atas. Setelah itu saya antar anak saya ke Don Bosco," beber Bernadus.

Selanjutnya, ia menghubungi keluarganya bahwa kemungkinan akan bergeser tanah di belakang rumah dan berbahaya. Dan benar saja, pukul 08.00 WITA, hujan mengguyur ia mendengar suara tanah bergerak.

"Rupanya tanah dari gunung itu turun. Jadi ada batu-batu dari gunung juga. Dihantam dinding rumah belakang jadi kami lari keluar. Setelah agak tenang baru saya cari barang berharga yang bisa diselamatkan seperti ijazah anak saya dititip di keluarga sebelah," ungkap Bernadus.

Setelah itu berdatantan juga Babinsa dan BPBD ikut memantau kondisi. Ia melanjutkan kerugian ditaksir mencapai Rp20 juta. Karena nanti akan dibangun ulang dinding yang jebol.

Karena material cukup mahal ada besi, semen, pasir. Kalau keluarga ada saja bantu jadi tidak pakai tukang.

Ia mengakui di area belakang rumahnya, memang ada batu di area lereng. Sehingga menurutnya cukup aman batu gunung kuat menyangga lereng. Memang di wilayah tetangganya beberapa kali kejadian longsor. Tapi di area belakang rumahnya ini pertama kali kejadian selama ia membangun rumah tahun 2003 lalu. Artinya 10 tahun tinggal di sana ia tak pernah mengalami longsor. Walaupun jarak bukit atau lereng belakang rumahnya dari dinding bagian belakang mencapai 2 meter.

"Saya tidak pernah juga tebang rumput di atas sama pohon. Tapi di area atas sana juga ada rumah. Terus pohon di atas kecil," akunya.

Ia mengakui saat ini belum bisa ia kerjakan. Termasuk pengerukan. Dari BPBD juga sudah berjanji akan memasang terpal sementara. Menahan longsor susulan di belakang rumah. Untuk tanah longsoran belum bisa dikerjakan pihaknya karena khawatir terjadi longsor susulan dan juga posisi masih hujan. Jika dilihat ketinggian lereng belakang rumahnya bis mencapai 20 meter.

"Kita kerja nanti turun lagi. Jadi tutup pakai terpal. Tunggu seminggu kerahkan anggota kita kerjakan pelan-pelan. Memang ada perkakas dapur rusak tapi tidak banyak," urainya.

Ia sendiri saat kejadian hanya sendiri di rumah. Istrinya masih di Tanjung Selor bekerja. Anaknya juga sudah ada di sekolah. Untuk membangun ulang dinding rumahnya ia berharap bisa dibantu dari pemerintah jika bisa. Karena ia saat ini hanya sebagai pensiunan guru di SMPN 3 Tarakan dan sudah purna tahun 2021 lalu.

Baca juga: BREAKING NEWS Dinding Rumah Warga di Tarakan, Kalimantan Utara Jebol Diterjang Longsor 

Jika dilihat dari sisi kerusakan, maka mau tak mau dinding sisa di belakang rumah dibongkar dan dibangun cor ulang menggunakan besi. Kemudian selanjutnya untuk di belakang rumah menghindari longsor susulan, nanti akan memasang papan atau kayu merah agar bisa menahan jalannya tanah yang menurun.

"Ini nanti masih akan turun lagi sepertinya. Kalau hujan lagi. Ini tanah liat, atau tanah kelay. Dulu ada akasia. Pernag juga tanam rambutan di sini. Di atas itu ada pohon akasia kecil saja," pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved