Berita Kaltara Terkini

Dukung Tranformasi Perpustakaan, DPK Kaltara Gelar Bimtek Strategi Pengembangan: Tantangan Digital

DPK Kaltara menggelar bimbingan teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bimtek SPP-TIK).

|
Penulis: Edy Nugroho | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com
Pembukaan Bimtek SPP TIK oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltara di Hotel Luminor Tanjung Selor, Senin (10/06/2024). (Istimewa) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar bimbingan teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bimtek SPP-TIK).

Bimtek yang dimulai pada Senin (10/06/2024) ini, diikuti oleh para pustakawan, pengelola perpustakaan dan dinas perpustakaan kabupaten/kota se-Kaltara.

Bimtek SPP-TIK yang dibuka oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltara, Ilham Zain ini, bertujuan untuk mengembangkan kapasitas perpustakaan desa maupun perpustakaan daerah, serta meningkatkan kompetensi pustakawan dalam pelayanan masyarakat.

Utamanya dalam menyelenggarakan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).

Baca juga: Jelang Perayaan Hari Raya Idul Adha 1445 H, Harga Barang Kebutuhan Pokok di Nunukan Kaltara Naik

Dikatakan Ilham Zain, lewat Bimtek ini akan meningkatkan pemahaman tentang konsep transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Kemudian juga, meningkatkan pemahaman tentang strategi-strategi pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial meliputi peningkatan layanan informasi, pelibatan masyarakat, dan advokasi.

"Ketiga, dengan pelatihan ini akan meningkatkan pemahaman tentang pemantauan dan evaluasi program, dan keempat, menguatkan komitmen untuk membangun literasi masyarakat desa melalui transformasi perpustakaan," ungkapnya.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang begitu pesat, kata Ilham Zain, telah membawa perubahan diberbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia perpustakaan.

Di mana, Perpustakaan yang tadinya identik dengan tumpukan buku dan ruangan yang sunyi, kini telah bertransformasi menjadi perpustakaan digital yang mudah diakses kapanpun dan di manapun.

Menurut Ilham Zain, transformasi perpustkaan menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan salah satu program prioritas nasional yang dicanangkan pemerintah.

Hal ini, lanjutnya, sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan layanan perpustkaan dan mendekatkan akses informasi kepada masyarakat.

Termasuk warga yang berada di daerah terpencil dan tertinggal.

"Penguatan literasi melalui program TPBIS yang diinisiasi perpustakaan nasional, diharapkan dapat berkontribusi besar dalam membangun masyarakat berpengetahuan. Dengan menyediakan akses informasi, baik buku cetak maupun figital," ungkapnya.

Di Kaltara, kata Ilham Zain, TPBIS sudah berjalan sejak 2020. Menjangkau 4 Perpustakaan Umum Daerah dan 9 Perpustakaan desa.

Transformasi perpustakaan, menurutnya, membawa banyak manfaat bagi para Pemustaka. Di mana mereka dapat mengakses informasi dengan lebih mudah, cepat, dan efisien.

Selain itu, perpustakaan digital juga menyediakan berbagai layanan inovatif seperti e-book, audiobook, dan virtual reality yang dapat meningkatkan minat baca masyarakat.

"Namun, di balik manfaat yang banyak, transformasi digital juga menghadirkan tantangan bagi perpustakaan. Pustakawan dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian dalam menggunakan TIK agar dapat mengelola perpustakaan digital dengan baik," ujarnya.

Baca juga: Berbagi Kebahagiaan dengan Lansia, PKK Kaltara Suguhkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Nunukan

Melalui bimbingan teknis (bimtek) SPP TIK ini, lanjutnya, dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para pustakawan dan kemajuan perpustakaan.

“Dengan demikian, melalui Program TPBIS, peran perpustakaan tidak hanya sebatas tempat untuk membaca, tetapi mencakup berbagai ranah yang melibatkan masyarakat yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan budaya.

Selain itu, pemerintah desa perlu memfasilitasi ketersediaan jaringan internet bagi perpustakaan, agar sejalan dengan perkembangan zaman dan dapat terhubung dengan perpustakaan nasional,” ujarnya.

“Program TPBIS berusaha merubah mindset masyarakat bahwa perpustakaan hanya tempat membaca dan meminjam buku, tetapi perpustakaan adalah pusat literasi masyarakat, yaitu membaca, menulis, memahami, dan mengimplementasikan dalam hidup sehari-hari.

Pada perpustakaan terjadi proses menggali pengetahuan, ditransformasi menjadi sikap dan keterampilan (life skill),” tambahnya.

(*)

Penulis: Edy Nugroho

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved