Kumpulan Pantun

25 Pantun Berduka Cita dalam Bahasa Melayu, Ungkapan Kesedihan Mendalam atas Masalah Hidup

Baca kumpulan pantun berduka cita dalam Bahasa Melayu berikut ini, berisi ungkapan kesedihan atas masalah hidup, cocok dipelajari untuk menambah ilmu.

Freepik.com
Simak kumpulan pantun berduka cita dalam bahasa Melayu berikut, ungkapan kesedihan saat menghadapi masalah hidup. 

8. Emas urai dalam geleta,
kain pendukung koyak di bendi.
Biar berurai air mata.
ayah kandung tidak peduli.

9. Berbuah kedempung di kuala,
sayak dipenggal keganti cawan.
Ayah kandung berbini muda,
anakda tinggal tak berkawan.

10. Elang berkulit tengah hari,
Cendrawasih mengirai kapak.
Alang sakitnya berbapa tiri,
awak menangis disangkanya gelak.

Kumpulan pantun sedih berbagai tema, bisa digunakan untuk mengungkapkan isi hati yang selama ini dipendam.
Kumpulan pantun berduka cita bahasa Melayu, bisa digunakan untuk mengungkapkan isi hati yang selama ini dipendam. (Freepik.com)

Baca juga: 25 Peribahasa Melayu tentang Pendidikan, Bisa Dipakai untuk Menjawab Tugas Sekolah

Kumpulan pantun Melayu berduka cita

11. Benang tidak sutera tida,
bunga raya kuntum salikin.
Uang tidak serba tidak,
apa daya untung miskin.

12. Beringin di tepi bandar,
buaya bersarang di bawahnya.
Hati ingin hendak belajar,
'rang tua sayang menyerahkannya.

13. Apa disesal padanya tudung,
tudung saji terendak Bantan.
Apa disesal padanya untung,
sudah takdir pendapatan badan.

14. Buah kepundung di atas dulang,
mari dimakan siang hari.
Kakak kandung lekaslah pulang,
adik teragak sepanjang hari.

15. Dari Padang ke tangsi Curup,
automobiel berbunyi ribut.
Hari petang pintu tertutup,
dipanggil bunda tidak menyahut.

Baca juga: 15 Pepatah Melayu Bijak Lengkap dengan Maknanya, Cocok jadi Referensi Tugas Sekolah

Kumpulan pantun Melayu berduka cita

16. Bapak waja pakai di ladang,
si belang puntung memakan padi.
Sejak bapa pergi berdagang,
untung anak tak keruan lagi.

17. Asam Jawa tumbuh di pagar,
berbuah dalam musim penghujan.
Kalau tidak menaruh sabar,
wallahualam bagian badan.

18. Pinang tua tidak membeli,
buah rotan di dukungannya.
Orang tua tidak peduli,
akan kesakitan anak kandungnya.

19. Besar ombaknya Kampung Purus,
terdengar sampai ke Kampung Sebelah.
Di mana badan takkan kurus,
bapak tiri empunya olah.

20. Kerambil hijau buahnya lupa,
kebatlah lidi dengan panda.
Kalau di balik belakang bapa,
cacat dan maki tiba di badan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved