Kinerja Dunia Usaha Mengalami Peningkatan

Oleh: Dr. Ana Sriekaningsih.,S.E.,S.Th.,M.M, Direktur Politeknik Bisnis Kaltara

Anggota Forum Komunikasi Akademisi Penulis Populer Kebijakan Bank Indonesia

TRIBUNKALTARA.COM - Dunia usaha merupakan suatu ruang lingkup yang didalamnya terdapat kegiatan produksi, distribusi, dan kegiatan lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan manusia.

Kinerja dunia usaha merupakan salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Adanya perusahaan besar, menengah, kecil yang memiliki Kinerja baik serta memberikan peluang lapangan pekerjaan maka akan menyumbang perputaran dan peningkatan perekonomian.

Dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang positif, dari triwulan 1 hingga triwulan kedua terus meningkat secara positif.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut salah satunya tidak terlepas dari kemudahan akses pembiayaan.

Pemerintah dan Bank Indonesia  memberikan kemudahan program serta kebijakan layanan akses pembiayaan.

Penyaluran kredit pembiayaan oleh perbankan yang disalurkan mengalami peningkatan positif.

Mengutip dari laporan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia bahwa tercatat kinerja dunia usaha mengalami peningkatan.

Baca juga: Bauran Kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia Atasi Intrusi Ringgit di Perbatasan

Hal tersebut tercemin adanya nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 17,20 persen, nilai tersebut lebih tinggi dari kinerja dunia usaha pada triwulan pertama.

Kinerja seluruh kegiatan mengalami peningkatan positif, baik itu lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan pertanian, serta lapangan usaha transportasi, pergudangan, dan lainnya.

Kapasitas produksi juga mengalami peningkatan yang positif dibanding dengan triwulan pertama,dimana peningkatan tersebut tercatat kapasitas produksi dipakai pada triwulan II 2024 sebesar 73,70 persen, sedangkan triwulan pertama sebesar 73,61 persen.

Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan penggunaan tenaga kerja, sehingga memberi efek terserapnya tenaga kerja.

Penyerapan tenaga kerja tersebut mengindikasikan bahwa kondisi keungan dunia usaha berada pada posisi yang baik.

Aspek likuiditas dan aspek rentabilitas dunia usaha rata-rata dalam kondisi positif, hal ini didukung oleh akses pembiayaan yang dimudahkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia, namun tak mengurangi prinsip kehati-hatian serta mitigasi risiko.

Pertumbuhan kredit usaha pada periode laporan didukung kualitas kredit yang masih terjaga dengan NPL dan masih di bawah kredit bermasalah atau Non Perfoming Loan (NPL) sebesat 5 persen.

NPL merupakan merupakan suatu hal yang berdampak negatif jika lebih dari 5 persen, artinya kredit kategori kurang lancar.

Namun kondisi penyaluran kredit pembiayaan bank masih dalam kondisi baik karena NPL di bawah 5 persen.

Baca juga: Ciptakan Layanan Publik yang Baik, BKD Kaltara Mulai Lakukan Penilaian Kinerja Aparatur

Sehingga hal ini memiliki dampak positif terhadap pertumbuihan ekonomi terlebih bagi lembaga perbankan yang dapat menumbuhkan profitabilitas dan kelancaran kemampuan lembaga keuangan dalam menyalurkan pinjaman.

Sebaliknya jika NPL lebih dari 5 persen menandakan bahwa jumlah kredit macet lebih banyak dari kredit yang lancar, sehingga mempengaruhi pengurangan kemampuan lembaga keuangan dalam meningkatkan profit serta penyaluran kredit pembiayaan tersebut, dan akan berdampak pada perlambatan roda perekonomian serta menghambat pertumbuhan pada dunia usaha, investasi maupun sector konsumsi.

Laju pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, maka pendapatan didalam masyarakat meningkat, sehingga dapat dikatakan bahwa pendapat masyarakat meningkat maka masyarakat akan sebagian menyimpan dananya di bank.

Hal ini akan meningkatkan penghimpunan dana. Sumber penghimpunan dana bank berasal dari masyarakat dalam giro, tabungan, dan deposito

Hampir semua sector usaha mengalami pertumbuhan positif  yang ditopang oleh kenaikan kinerja beberapa lapangan usaha, yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.

Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan, serta Kontruksi juga turut memberikan dampak positif bagi dunia usaha.

Terlebih lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum turut mengalami peningakatan permintaan di saat Hari Besar Keagamaan Nasional.

Dunia usaha secara likuiditas dan rentabilitas dalam kondisi yang baik, mampu memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

Diperkirakan kegiatan dunia usaha pada triwulan berikutnya akan tetap menguat dan tumbuh positif.

Pertumbuhan atau peningkatan yang baik tersebut akan dialami poleh seluruh lapangan usaha, antara lain lapangan usaha industri, pertambangan dan penggalian, dan kontruksi sejalan dengan peningkatan aktivitas proyek pembangunan yang terus berlanjut.

Baca juga: Menunggu Hasil Pilpres 2024, Kalangan Pengusaha di Kaltara Ingin Presiden Terpilih Pro Dunia Usaha

Demikian juga lapangan usaha penyediaan akomodasi, transportasi akan tetap kuat dikarenakan adanya libur sekolah, serta ajaran baru untuk mendapatkan perkuliahan atau lanjut studi.

Semakin kemudahan akses pembiayaan diberikan maka akan memicu dunia usaha untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi serta penyerapan tenaga kerja, yang akan berdampak pada kondusifnya perekonomian dan sehatnya keuangan dunia usaha.

Kondusifnya perekonomian saat ini memberikan ekspektasi pelaku usaha terhadap aktivitas ekonomi, diperkirakan tetap optimis pada triwulan berikutnya.

Optimisme tersebut diindikasi dari indicator ekspetasi kegiatan usaha kinerja sub sektor perdagangan yang mengalami peningkatan.

Baca juga: Bantu UMKM Wujudkan Nasional Halal Brand 2024, Bank Indonesia Gelar Kaltara Sharia Festival

Kondisi tersebut maka akan kebutuhan tenaga kerja pada triwukan berikutnya juga akan diperkirakan turut meningkat, hal ini tercemin dari indikator ekspetasi tenaga kerja lebih tinggi dari triwulan I 2024.

Kondisi yang positif tersebut memberikan pertumbuhan ekonomi yang positif seiring dengan kemampuan dunia usaha meningkatkan kinerjanya.

Akses pembiayaan dan kepercayaan konsumen merupakan kunci dari positifnya kinerja dunia usaha.

(*)