Ibu Kota Nusantara
Jelang Upacara HUT RI di IKN, Hotel dan Penginapan di Sepaku PPU Penuh, Sewa Rumah dan Kos Melonjak
Menjelang Upacara HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Ibu Kota Nusantara (IKN), hotel dan penginapan di Sepaku PPU penuh, tarif sewa rumah dan kos melonjak.
TRIBUNKALTARA.COM, SEPAKU - Menjelang Upacara HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Ibu Kota Nusantara ( IKN ), hotel dan penginapan di Sepaku PPU penuh, tarif sewa rumah dan kos melonjak.
Penelusuran Tribun, mencari penginapan di Sepaku, Penajam Paser Utara ( PPU ), Kalimantan Timur wilayah IKN, jelang puncak peringaran HUT ke-79 RI lumayan sulit.
Dari 54 hotel dan penginapan yang ada di kawasan terdekat dari Ibu Kota Nusantara ( IKN ) hampir seluruh kamar rata-rata sudah habis disewa atau di-booking.
Rencana pemerintah menggelar Upacara HUT ke-79 Kemerdekaan RI di IKN menjadi salah satu pemicunya.
Wartawan Tribun Kaltim yang bertugas di Sepaku untuk melaporkan kondisi jelang upacara di IKN, juga mengalami sulitnya mencari tempat menginap.
Dari tanggal 23 hingga 30 Juli di Sepaku, empat kali Tribun Kaltim harus pindah penginapan.
Itupun harus mendatangi lima sampai enam penginapan baru mendapatkan ada satu kamar yang kosong.
Rata-rata kosongnya pun hanya sehari, karena keesokannya sudah ada tamu yang menyewa.
Baca juga: Pembangunan IKN Nusantara Sudah 71,47 Persen, Siap Jadi Lokasi Upacara HUT Kemerdekaan RI 2024
Tingginya kebutuhan menginap di Kecamatan Sepaku, membuat harga sewa kamar kos dan penginapan mengalami lonjakan. Kenaikan harga ini mulai terasa sejak awal Juli 2024.
Pantauan Tribun Kaltim, harga sewa penginapan atau guest house yang biasanya berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu per malam, naik menjadi Rp 400 ribu hingga Rp 550 ribu per malam.

Sementara itu, tarif sewa kos-kosan yang sebelumnya Rp 3,5 juta per bulan, sekarang melonjak menjadi Rp 5 juta, bahkan ada Rp 6 juta per bulan.
Wirawan (45), pemilik kos-kosan di wilayah Sepaku mengungkapkan, kenaikan harga ini sudah mulai terlihat sejak akhir Juni.
"Juni akhir itu sebenarnya sudah mulai naik, tapi di bulan Juli ini kenaikan sudah merata di seluruh pelaku usaha kos-kosan," ujarnya, Jumat (26/7).
Ia menjelaskan kenaikan harga ini disebabkan oleh tingginya permintaan kamar kos dari masyarakat yang datang dari luar daerah dan bekerja di proyek konstruksi IKN.
Baca juga: Jadi Pintu Masuk IKN Nusantara, Kalimantan Utara Berbenah Tingkatkan Produktivitas Pangan Nasional
"Karena kan banyak yang nyari memang kos-kosan, apalagi sekarang banyak pekerja proyek IKN itu gak mau tinggal di HPK (Hunian Pekerja Konstruksi) sana.
Tak tahu juga kenapa mereka lebih milih tinggal di luar," tambahnya.
Meski demikian, kamar kos-kosan yang ditawarkan di wilayah Sepaku umumnya kosong dan tidak dilengkapi fasilitas tempat tidur maupun perabotan lainnya.
"Kosongan memang gak ada apa-apa di dalamnya itu, jadi kalau yang mau ngekos ya bawa sendiri tempat tidurnya. Listrik juga beli sendiri. Kalau air disediakan," jelas Wirawan.
Ahmad (45), pemilik kos-kosan di Sepaku 4, mengungkapkan bahwa kamar kos-kosan yang disewakan dalam kondisi kosong tanpa fasilitas tempat tidur.
"Itu kosongan gak termasuk fasilitas tempat tidur, yang ada hanya kamar kosong. Kalau kamar mandi di dalam pakai air sumur," ujarnya kepada Tribunkaltim.co pada Kamis (25/7).
Ahmad menambahkan, mayoritas warga di Sepaku mengandalkan air sumur karena jaringan air bersih PDAM belum merata di seluruh wilayah.
"Di sini hampir semua warga pakai air sumur, karena jaringan pipa PDAM belum sepenuhnya merata.
Saya juga kurang tahu penyebabnya apa, tapi yang jelas itu ada pekerja proyek penggalian jaringan pipa air sepertinya, dan mungkin untuk warga di sini," ungkapnya sambil menunjuk arah pekerja proyek pengalian di pinggir jalan poros Sepaku.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebagian warga terpaksa membeli air tandon seharga Rp 100 ribu per tandon berkapasitas 1000 liter.
Baca juga: Ibu Kota Negara di Sepaku, PPU Diharapkan jadi Kawasan Strategis Nasional Seiring Pindahnya IKN
"Kalau sumurnya tidak cukup, kita beli air tandon Rp 100.000 per tandon itu ukuran 1000 liter," tambah Ahmad.
Senada pengakuan Listiawati (46), pemilik usaha penginapan di Kecamatan Sepaku.
"Mulai awal Juli itu sudah naik, rata-rata sekarang Rp 550 sampai Rp 600 permalam. Itu pun masih banyak yang gak kebagian," ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa harga sewa kamar penginapannya tersebut sudah termasuk fasilitas tempat tidur yang dilengkapi AC dan kamar mandi dalam.
Air bersih untuk kebutuhan kamar diperoleh dari sumur bor.
Sepakat harga
Didin (53), pemilik indekos lainnya di wilayah Kecamatan Sepaku, juga menyampaikan bahwa permintaan kamar kos-kosan saat ini sangat tinggi meskipun harganya melambung.
"Harganya memang rata-rata segitu sekarang (Rp 5 juta per bulan), itu pun banyak banget yang nyari bahkan gak kebagian juga banyak," ungkap Didin.
Menurut Didin, harga sewa yang tinggi disebabkan oleh kesepakatan di antara para pelaku usaha guest house. "Itu sama rata karena rata-rata memang seperti itu sewa kos di sini," katanya.
Selain kos-kosan, harga sewa rumah kontrakan di Sepaku juga ikut meroket. Mustamin (56), seorang pemilik rumah kontrakan, menyebutkan bahwa harga sewa rumah kontrakan satu tahun Rp 125 juta.
Rumah kontrakan tersebut merupakan rumah panggung berbahan kayu Ulin dengan model bangunan sederhana seperti rumah-rumah lainnya di kawasan pinggir jalan poros Kecamatan Sepaku.
"Rumah kayu biasa seperti rumah-rumah warga pada umumnya di sini, masih rumah panggung. Kalau yang sudah direnovasi jadi rumah tembok gitu harganya lebih dari itu (Rp 125 juta per tahun)," ungkapnya.
Baca juga: Pemkab PPU Upayakan Semua Usaha Penginapan di Wilayah IKN Nusantara Lengkapi Perizinan
Rela Pindah jika Rumah Disewa
Permintaan sewa rumah di Sepaku, Penajam Paser Utara yang melonjak tajam mendekati Agustus 2024.
Tak sedikit warga yang tinggal di Sepaku, terutama yang berada dekat dengan proyek IKN, memanfaatkan peluang ini dengan menyewakan rumah mereka.
Yudianto (56), salah satu warga pemilik rumah di Sepaku, mengatakan bahwa banyak orang yang mencari rumah sewaan saat ini.
"Iya, banyak memang yang cari rumah sewaan sekarang, makanya rumah saya ini disewakan juga kalau ada yang mau," ujar Yudianto pada Jumat (26/7).

Permintaan sewa rumah tersebut kata dia kebanyakan berasal dari pekerja luar daerah yang terlibat dalam proyek IKN.
Yudianto menambahkan bahwa rumah yang ia sewakan adalah rumah yang ia tempati sehari-hari bersama keluarganya.
Dia mengklaim bahwa rumah tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas termasuk sumur air bersih dan listrik.
"Di tempat sehari-hari ini, kalau ada yang mau nyewa ya kita pindah ke tempat lain. Fasilitasnya sudah lengkap semua, tinggal masuk aja penyewa," akunya.
Mengenai harga sewa, Yudianto mengaku mengikuti harga sewa rumah pada umumnya di Kecamatan Sepaku saat ini, yaitu sekitar Rp 120-150 juta per tahun.
"Kalau harga sewa, seperti yang lainnya juga saya mengikuti. Yang lain itu kan rata-rata Rp 120-150 juta per tahun, nah saya juga gitu," ungkapnya.
Rumah yang disewakan Yudianto tersebut terletak di jalan raya dengan jarak kurang lebih 5 km dari titik nol IKN.
Kondisi bangunannya sebagian berbahan dasar kayu dan sebagian lagi sudah tembok dan lantainya dilapisi keramik.
Baca juga: Ekonomi Warga Sepaku Terkerek Pembangunan IKN Nusantara: Tolak Rp 2 Miliar, Pilih Bangun Penginapan
Demikian pula dengan Saleman (56), warga Karang Jinawi, Sepaku, juga menyewakan rumahnya dengan alasan yang kurang lebih sama.
Tingginya animo masyarakat yang mencari rumah sewaan menjelang pelaksanaan Upacara HUT ke-79 Kemerdekaan RI di IKN membuat Saleman ikut menawarkan rumahnya untuk disewa.
"Karena memang banyak yang mau nyewa rumah. Rumah saya juga mau disewakan kalau ada yang nyari lagi.
Harganya sama dengan yang lain kurang lebih Rp 150 juta per tahun, tapi kan bisa nego-nego lah setelah dilihat dan dibicarakan," ungkapnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa proyek IKN membawa dampak signifikan terhadap permintaan sewa rumah di Kecamatan Sepaku.
Meningkatnya permintaan ini memberikan peluang ekonomi bagi warga sekitar yang memiliki rumah untuk disewakan, sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi mereka dalam mengatur tempat tinggal sementara selama rumahnya disewa
Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI ) PPU Sandri Ernamurti mengaminkan tingginya perintaan penginapan di Sepaku, bahkan di Penajam Paser Utara .
Okupansi hotel dan penginapan di PPU turut terdampak, imbas pelaksanaan HUT RI ke 79 di Ibu Kota Nusantara ( IKN ). (znl/taa)
Baca berita menarik Tribun Kaltara di Google News
Upacara HUT ke-79 Kemerdekaan RI
Ibu Kota Nusantara
IKN
Sepaku
Penajam Paser Utara
hotel
penginapan
tarif
guest house
PHRI
Kalimantan Timur
Reaksi DPRD Kaltim terkait Dana Proyek IKN Diblokir: Banyak Proyek Nasional Dikerjakan di Kalimantan |
![]() |
---|
Imbas Dana Proyek IKN Diblokir, Ibu Kota Negara Pindah Diragukan: Prabowo Fokus Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Dana Proyek IKN Diblokir, Anggaran Kementerian PU Dipangkas Rp 81 Triliun, Nasib Ibu Kota Nusantara? |
![]() |
---|
Selama Dua Hari, 5-6 Februari 2025, KIPP Ibu Kota Nusantara Ditutup untuk Masyarakat Umum, Ada Apa? |
![]() |
---|
Bandara VVIP IKN Sempat Terendam Banjir, Lumpur Tanah Masih Bertebaran di Sekitar Terminal Bandara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.